PDI Perjuangan (PDIP) menanggapi santai sikap Partai Amanat Nasional (PAN) yang tak memasukkan nama Gibran Rakabuming Raka dalam radar calon wakil presiden (cawapres) untuk Pilpres 2029. Bagi PDIP, keputusan tersebut sepenuhnya menjadi urusan internal PAN.
Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus mengatakan, PAN tentu punya pertimbangan politik tersendiri, termasuk soal siapa sosok yang dianggap pantas mendampingi Prabowo Subianto lima tahun mendatang.
"Soal wakil presiden itu kan terserah presidennya. Siapa tahu mereka (PAN) punya kader sendiri yang dianggap mampu dampingi Pak Prabowo. Kita enggak tahu, itu hak politik mereka," ujar Deddy saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/4/2025).
Anggota Komisi II DPR RI ini pun ditanya soal PAN yang tak mengusung Gibran, apakah sebagai tanda bahwa koalisi pemerintahan PrabowoGibran saat ini sedang pecah kongsi?
Deddy mengatakan pihaknya tidak mengetahui secara pasti hal itu. Sebab, PDIP tak berada di dalam pemerintahan.
Namun, menurut dia, hal terpenting saat ini mengawal pemerintahan Prabowo bisa berjalan dengan baik.
“Wah itu saya enggak tahu. Bukan urusan saya. Mau pecah mau kompak, mau apa yang penting kita berharap pemerintah bisa berjalan dengan baik,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan atau Zulhas mempersilakan siapa pun yang ingin maju sebagai calon presiden atau capres di Pilpres 2029.
Hal ini disampaikan Zulhas dalam acara halalbihalal di kawasan Pancoran, Jakarta, Minggu (20/4/2025).
Namun, Zulhas mengatakan bahwa untuk calon wakil presiden atau cawapres harus didiskusikan.
"Kalau capres silakan, kalau wapres kita bicara iya kan, kita bicara, gitu," kata Zulhas dalam sambutannya.
Menteri Koordinator Bidang Pangan ini menargetkan partainya akan masuk dalam empat besar patai politik nasionbal pada Pemilu 2029.
"Saya meyakini 2029 Insya Allah sekurangkurangnya akan empat besar, Insya Allah," ujar Zulhas.
Zulhas meminta seluruh kader PAN satu komando di bawah kepemimpinannya dan tidak perlu bertengkar.
"Saya hanya minta satu syarat, satu komando. Habis waktu kita bertengkar soal politiking, jangan lagi. Kami ingin jadi empat besar itu tujuan kita," ucapnya.