BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU- Sebanyak 165 calon haji Kota Banjarbaru bertolak ke Tanah Suci, Sabtu (17/5) sore. Dari Bandara Syamsudin Noor, anggota kelompok terbang (kloter) 7 itu diterbangkan ke Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah.
Sehari sebelumnya, jemaah dilepas secara resmi oleh Penjabat Wali Kota Banjarbaru H Subhan Nor Yaumil di Masjid Agung Al-Munawwarah. “Semoga jemaah diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menunaikan ibadah haji, serta kembali ke Tanah Air dengan selamat,” ucap Subhan.
Dari Tanah Suci dikabarkan seorang calon haji asal Kabupaten Tabalong yakni Acil Suhud Yusuf wafat di Madinah, Jumat (16/5). Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Banjarmasin H Muhammad Tambrin membenarkan kabar mengenai anggota Kloter 2 tersebut. “Benar (wafat). Kita doakan beliau husnul khatimah sebagai syuhada haji,” ujar Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kalimantan Selatan tersebut.
Acil Suhud bertolak dari Banua pada 7 Mei 2025. Warga Desa Bahungin Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong tersebut memang memiliki riwayat sakit jantung.
Sejak diterbangkan, dia mendapatkan pengawas intensif dari tim kesehatan haji, mendapatkan perawatan medis hingga akhirnya mengembuskan napas terakhirnya.
Kepala Kantor Kemenag Tabalong H Sahidul Bakhri menyampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya Acil Suhud. “Kami atas nama keluarga besar Kemenag Tabalong menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Ibu Acil Suhud Yusuf. Semoga almarhumah husnul khatimah dan seluruh amal ibadahnya selama di Tanah Suci diterima di sisi Allah SWT. Kami juga mendoakan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan,” ujarnya.
Embarkasi Banjarmasin Kalsel sejak 5 Mei 2025 sudah memberangkatkan senam kloter atau 2.538 calon haji. Ada pun total calon haji 2025 yang diberangkatkan Embarkasi Banjarmasin sebanyak 13 kloter atau 5.454 calon haji dari Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Hingga hari ke-16 operasional penyelenggaraan haji 1446 H, Sabtu (17/5) pukul 06.00 Waktu Arab Saudi (WAS), sebanyak 104.200 calon haji sudah Indonesia sudah berada di Madinah. Dari jumlah itu, sebanyak 22.454 orang merupakan lanjut usia.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), jumlah jemaah yang sudah tiba di Arab Saudi ini total mencapai 51,26 persen dari kuota 203.320 jemaah reguler. Sementara berdasarkan kloter, yang telah tiba di Tanah Suci sebanyak 267 dari total 525 kloter jemaah haji atau 50,86 persen.
Hingga Jumat (16/5) atau 15 hari operasional penyelenggaraan ibadah haji, sebanyak 17 calon haji meninggal dunia. Ini bertambah dua orang dibandingka Kamis (15/5).
Berdasarkan data Siskohat, dari 17 calon haji yang meninggal, enam orang perempuan dan 11 orang laki-laki. (riz/antara/tribunnews)
Sutiah Tak Berdoa Panjang Umur
Sebanyak 22.454 calon haji lanjut usia asal Indonesia sudah berada di Madinah, Arab Saudi. Meski sudah berusia lanjut, semangat tetap menghiasi wajah jemaah lansia.
Seperti halnya Sutiah Sunyoto, anggota Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) 19 asal Lampung Selatan. Usianya sudah 107 tahun. Sutiah menjadi jemaah tertua yang sudah tiba di Tanah Suci.
Kepada Tribunnews, Sutiah menceritakan bagaimana ia bisa mencapai usia panjang lebih dari satu abad. Dengan wajah semringah Sutiah menyebut tak ada rahasia apa-apa sehingga ia bisa berumur panjang. Hidupnya biasa-biasa saja. “Tidak ada rahasia apa-apa, biasa saja. Makan cuma nasi dan sayur-sayuran, enggak mau makan ayam potong, nggak suka,” kata Sutiah, Sabtu (17/5).
Sutiah mengaku sudah mendaftarkan diri menjadi calon haji sejak 2013. Itu artinya Sutiah sudah menunggu 12 tahun untuk akhirnya bisa menjejakkan kaki di Tanah Suci.
Sebelumnya Sutiah tinggal di Banyuwangi, Jawa Timur. Sejak 1959 dia pindah ke Lampung. Di sana ia sempat menjadi petani. Belakangan Sutiah mengaku tidak diizinkan lagi oleh anak-anaknya untuk bekerja karena usianya yang sudah lanjut.
Lantas, apakah ada doa khusus yang dibaca Sutiah selama di Tanah Suci? “Saya bisanya doa ayat kursi dan apa aja yang saya bisa, pengin doa apa aja tapi enggak bisa, gampang lupa,” katanya.
“Mau minta doa panjang umur bu?” tanya wartawan saat mengunjungi Sutiah di salah satu hotel di Madinah. “Walah wong ya udah tua,” jawab Sutiah sembari tertawa.
Lain Sutiah lain lagi cerita Pak Saeun. Pria asli Blitar Jatim yang kini berusia 83 tahun itu awalnya ragu apakah bisa berhaji di usianya yang sudah senja. Saeun baru mendaftar haji tahun 2019. Dia menyusul anaknya, Puji Astuti yang lebih dulu mendaftarkan haji tahun 2012.
“Bapak daftar tahun 2019, sebelum daftar bapak bilang mau daftar haji apa bisa barengan sama saya, saya jawab insyaallah bisa pak,” kata Puji, sang anak yang menjadi pendamping Sauen beribadah haji.
Saat itu Saeun dan Puji baru saja keluar dari Jalur Fast Track Bandara Internasional Amir Mohammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah menuju bus yang akan mengantarkan mereka ke hotel, Kamis (15/5) malam.
Rupanya doa Puji menjadi kenyataan. Meski menunggu daftar antrean 6 tahun, Saeun akhirnya bisa bersama-sama dengan anaknya menunaikan ibadah haji tahun 2025 ini. “Waktu daftar saya nungguin 10 tahun. Aslinya tahun 2022 saya dapat panggilan untuk berangkat haji, tapi karena Covid tahun kemarin saya masuk daftar cadangan,” kata Puji.
Puji sebenarnya ingin berangkat haji bersama orangtuanya. Namun karena pendamping haji hanya dibolehkan untuk mendampingi satu orang jemaah, maka hanya ayahnya saja yang bisa berangkat.
Sementara ibunya yang berusia 72 tahun tidak bisa berangkat bersama Puji dan ayahnya. “Iya saya bangga, bangga sekali bisa sampai Tanah Suci,” timpal Saeun dengan wajah ceria.
Demikian pula Puji yang sangat bahagia bisa menunaikan haji dan mendampingi ayahnya. “Alhamdulillah sekali, bahagia sekali, kayak dapat apa gitu, mimpi. Apalagi (berhaji) sama bapak,” kata Puji. (tribun network/dewi agustina)