Grid.ID - Selain Idul Adha, bulan Dzulhijjah ternyata juga dianggap sebagai waktu yang baik untuk menikah. Ternyata seperti ini pendapat ulama.
Bulan Dzulhijjah atau yang dikenal sebagai bulan Besar dalam tradisi masyarakat Jawa merupakan salah satu dari empat bulan haram yang ada di dalam Islam. Keistimewaan bulan ini ternyata tak hanya tercermin dalam ibadah haji dan Idul Adha, tetapi juga dalam tradisi pernikahan yang diyakini akan membawa keberkahan dan kebahagiaan.
Adapun, dalam Islam ternyata terdapat empat bulan yang dikenal sebagai asyhurul hurum atau bulan-bulan haram, yaitu Dzulqa'adah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Disebut "haram" karena pada bulan ini, umat Islam dilarang untuk melakukan perbuatan yang bisa menyebabkan dosa, seperti yang ditegaskan dalam firman Allah SWT berikut ini.
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 36).
Melansir dari Kompas.com, menurut ulama tafsir terkemuka, Ibnu Katsir, dalam Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim, Allah mengistimewakan empat bulan tersebut dengan menjadikannya suci. Dosa-dosa yang dilakukan dalam bulan haram akan dilipatgandakan beratnya, sementara amal saleh akan mendapatkan ganjaran yang lebih besar.
Bulan Dzulhijjah diketahui memiliki keistimewaan ganda yaitu termasuk dalam bulan haram dan di dalamnya terdapat ibadah haji dan hari raya Idul Adha yang suci. Sementara itu, dalam tradisi Islam di Nusantara, khususnya pada masyarakat Jawa, bulan ini sering dipilih sebagai waktu baik untuk melangsungkan pernikahan.
Tradisi ini sudah berlangsung lama dan menjadi bagian dari kearifan lokal yang bercampur dengan nilai-nilai keislaman. Dalam sebuah kitab tradisional Jawa yaitu Betaljemur Adammakna disebutkan bahwa bulan besar dianggap sebagai waktu yang tepat untuk menikah
Hal ini lantaran bulan ini dipercayai bisa membawa kekayaan dan kebahagiaan. Berdasarkan kepercayaan ini, menikah di bulan Dzulhijjah diyakini akan membawa dua keberuntungan tersebut sekaligus.
Dilansir dari TribunLombok.com, bulan Dzulhijjah menjadi bulan baik karena waktunya yang bertepatan dengan acara-acara besar Islam. Selain itu,status bulan ini yang termasuk salah satu bulan haram, membuatnya menjadi waktu baik untuk menjalankan niat yang baik seperti pernikahan.
Meskipun begitu, secara syariat tak ada ketentuan khusus mengenai waktu ideal untuk menikah. Islam sendiri tidak menetapkan bulan tertentu sebagai bulan yang baik ataupun buruk untuk menikah.
Salah satu ulama di Indonesia yaitu Buya Yahya pernah membahas tentang ketentuan bulan yang baik untuk menikah. Menurutnya, pernikahan bisa dilakukan kapan saja dan tak ada waktu khusus.
"Segala kebaikan dilakukan kapan saja, selama tidak ada larangan khusus, seperti pernikahan boleh kapan saja," ujar Buya Yahya.
Maka dari itu, meskipun tak diwajibkan, bulan Dzulhijjah tetap bisa menjadi waktu yang baik untuk menikah. Tentu saja karena bulan ini jadi waktu di mana ibadah haji dan juga Idul Adha berlangsung.
Rasullulah SAW sendiri, dulunya pernah menikahi Sayyidah Aisyah di bulan Syawal. Hal ini sebagai bentuk penolakan terhadap kepercayaan terhadap kepercayaan masyarakat saat itu yang menganggap bulan tersebut membawa kesialan.
Adapun, selain menikah ada juga beberapa ibadah lain yang bisa dilakukan saat bulan Dzulhijjah. Ibadah-ibadah tersebut seperti berpuasa, berkurban saat Idul Adha, bertakbir dan berdzikir, menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, serta besedekah dan memperbanyak amal kebaikan lainnya.