Smart Invest, Smart Work: Strategi Human Capital Untuk Boost Produktivitas Gen Z
muh radlis June 15, 2025 10:30 AM

Oleh: Andra Firnanda A, Illona Javier I, Saphira Amanda Putri H, Tiani Muamanah

Pendahuluan

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor paling krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, terutama di Indonesia.

Kualitas dan produktivitas tenaga kerja sangat ditentukan dari tingkat pendidikan yang dimiliki oleh kalangan Gen Z karena pendidikan itu sendiri berperan penting dalam membentuk keterampilan, pengetahuan, serta pola pikir yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan dalam dunia kerja yang terus berkembang.

Namun, hingga saat ini, pemerataan pendidikan di Indonesia masih menjadi tantangan besar yang berdampak langsung pada ketimpangan kualitas SDM antarwilayah.

Daerah-daerah terpencil dan tertinggal sering kali belum mendapatkan akses pendidikan yang layak, baik dari segi fasilitas, tenaga pengajar, maupun kurikulum yang relevan atau dengan kata lain masih kurang berkualitas.

Ketimpangan ini menyebabkan perbedaan signifikan dalam produktivitas tenaga kerja antara wilayah perkotaan dan pedesaan.

Ketika sebagian masyarakat memiliki akses pada pendidikan berkualitas dan pelatihan yang mumpuni, sebagian lainnya masih bergelut dengan keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan dasar.

Ketidakmerataan ini bukan hanya menghambat pengembangan potensi individu, tetapi juga mengurangi daya saing nasional secara keseluruhan.

Nah, dalam artikel ini kita akan membahas lebih lanjut bagimana strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatan kualitas SDM terutama di kalangan Gen Z melalui investasi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara inklusif dan berkelanjutan.

Investasi Modal Manusia 

Investasi modal manusia merupakan salah satu aspek penting dalam ekonomi sumber daya manusia dan ketenagakerjaan.

Konsep ini merujuk pada upaya peningkatan kualitas tenaga kerja melalui pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja, dan kesehatan yang baik.

 Dengan meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja, investasi modal manusia berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan daya saing suatu negara.

Konsep ini merujuk pada serangkaian upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja agar menjadi lebih produktif dan kompeten. Peningkatan ini dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:

1. Pendidikan formal, seperti sekolah dan perguruan tinggi, yang membekali individu dengan pengetahuan dasar dan kemampuan berpikir kritis.

2. Pelatihan keterampilan (vocational training), baik di dalam maupun di luar dunia kerja, yang menyesuaikan kemampuan tenaga kerja dengan kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi.

3.Pengalaman kerja, yang secara bertahap membentuk keahlian praktis, kedewasaan profesional, dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah di dunia nyata.

4. Perbaikan kesehatan, karena tenaga kerja yang sehat memiliki daya tahan, konsentrasi, dan produktivitas kerja yang lebih baik.

Dengan melakukan investasi di bidang-bidang tersebut, negara atau perusahaan dapat meningkatkan kapasitas dan produktivitas tenaga kerja.

Tenaga kerja yang terampil, sehat, dan berpendidikan akan lebih mampu berinovasi, bekerja secara efisien, serta beradaptasi terhadap perubahan teknologi dan pasar.

Tantangan Yang Dihadapi 

Meskipun potensi dari investasi modal manusia ini sangat besar, ada tantangan dalam mengembangkannya, seperti keterbatasan dalam akses pendidikan berkualitas dan pelatihan dapat menghambat pengembangannya yang mengakibatkan ketidaksetaraan.

Faktor-faktor sosioekonomi juga dapat membatasi peluang bagi banyak individu, dan mempengaruhi kemampuan mereka untuk mewujudkan potensinya.

Selain itu, lajunya perubahan teknologi dan tuntutan pasar kerja yang terus berkembang mengharuskan adaptabilitas yang berkelanjutan.

Hal ini bisa menjadi tantangan bagi mereka yang tidak memiliki akses peluang pembelajaran atau kesulitan beradaptasi dengan perubahan yang cepat.

Mendorong Kebijakan Inklusif dan Terstruktur

Untuk benar-benar mengoptimalkan potensi yang dimiliki Gen Z, Indonesia perlu melakukan kebijakan yang bersifat kolaboratif, adaptif, dan berorientasi pada masa depan.

Langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan memperluas program beasiswa kolaboratif antara sektor pemerintah, sektor swasta, dan juga institusi Pendidikan tinggi untuk mendanai bidang-bidang strategis seperti teknologi informasi dan keterampilan digital khususnya bagi anak muda yang berasal dari daerah tertinggal dan kelompok rentan.

Selain itu, penting juga untuk memperluas program magang terstruktur yang  tidak hanya dilakukan secara simbolis namun yang benar-benar dapat memberikan pengalaman kerja yang relevan sehingga dapat membantu Gen Z memahami dunia profesional sejak dini. 

Kemudian perlu juga disediakannya inkubator talenta digital bagi anak muda yang tertarik masuk ke dunia teknologi serta memiliki ide-ide kreatif.

Nantinya tempat tersebut dapat menjadi wadah untuk mengembangka ide, mendapat mentor yang berasal dari pelaku industri, bahkan bisa juga menjadi kesempatan untuk memperoleh akses ke modal usaha.

Pusat-pusat inkubator digital ini akan jauh lebih baik jika didirikan di berbagai daerah sehingga mudah diakses generasi muda serta agar pengembangan talenta tidak hanya terfokus pada kota-kota besar saja.

Namun semua itu tidak akan maksimal jika penyediaan infrastruktur masih belum merata. Akses internet, perangkat digital yang memadai, dan platform belajar daring harus menjadi bagian dari kebutuhan dasar terutama pada wilayah-wilayah yang selama ini tertinggal.

Tanpa pembangunan infrastruktur yang memadai, upaya peningkatan keterampilan digital hanya kaan menjadi hak Istimewa bagi segelintir orang dan malah semakin memperlebar ketimpangan.

Program Digital Talent Scholarship:

Terobosan Cetak Talenta Digital Indonesia

Implementasi nyata dari strategi peningkatan produktivitas Gen Z dapat dilihat melalui program Digital Talent Scholarship (DTS) yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika. Program ini menjadi bukti konkret bagaimana investasi modal manusia dapat menghasilkan dampak signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja muda.

Program DTS memberikan pelatihan digital gratis bagi pemuda Generasi Z, termasuk fresh graduate dan lulusan SMK. Program ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan (up-skilling) SDM bidang Komunikasi dan Informatika sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa, menurut Ditjen Aptika Kemenkominfo.

Keunggulan program DTS terletak pada kurikulumnya yang mengintegrasikan hard skill teknologi terkini seperti Artificial Intelligence (AI), cloud computing, data analytics, dan blockchain, dengan soft skill penting seperti kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas. Kemenkominfo menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi untuk memastikan lulusan DTS dapat langsung terserap ke dunia kerja.

Hingga saat ini, program DTS telah berhasil melatih puluhan ribu peserta melalui akademi terspesialisasi seperti Fresh Graduate Academy, Vocational School Graduate Academy, dan Entrepreneurship Academy. "Program Stimulan Digital Talent Scholarship (DTS) telah merekrut sebanyak 60 ribu peserta dari target 100.000 keseluruhan calon talenta digital," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kemenkominfo Hary Budiarto dalam siaran pers resmi.

Program DTS membuktikan bahwa investasi pada modal manusia bukanlah sekedar beban anggaran, melainkan fondasi strategis untuk menciptakan tenaga kerja terampil dan berdaya saing.

Menatap Masa Depan

Program Digital Talent Scholarship menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam menjawab tantangan kesenjangan keterampilan digital di kalangan generasi muda.

Dengan memberikan pelatihan teknis secara gratis, sertifikasi yang diakui industri, hingga membuka akses ke dunia teknologi global, program ini ingin menjadikan anak muda Indonesia lebih siap menghadapi tantangan kerja masa kini.

Bukan hanya soal keterampilan teknis, tapi juga tentang membuka peluang agar mereka bisa tumbuh, bersaing, dan berkontribusi nyata di era digital.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.