Geger Anak Sakit Tak Dilayani, Orangtua di Palu Cekcok Hebat dengan Perawat Rumah Sakit
Glery Lazuardi June 16, 2025 10:32 AM

TRIBUNNEWS.COM, PALU – Suasana di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Budi Agung Palu sempat memanas. 

Seorang warga Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terlibat cekcok hebat dengan seorang perawat pada Senin malam (9/6/2025) sekitar pukul 23.00 WITA.

Pria bernama Rian Rainaldy itu membawa anaknya yang sedang sakit untuk berobat.

Namun, ia mengaku kecewa dengan pelayanan yang diterimanya di IGD.

Menurut Rian, dirinya justru diarahkan untuk mengambil surat rujukan dari puskesmas atau memilih layanan umum.

Situasi itu membuatnya tersulut emosi, karena tidak memungkinkan lagi baginya kembali ke Dolo di tengah malam hanya demi rujukan.

"Bayangkan kalau saya harus balik ke Dolo untuk ambil surat rujukan di puskesmas, posisi jam 11 malam, apa masih bisa? Karena di puskes ada waktunya kita ambil nomor antrean yang pasti sudah tutup," ujar Rian saat ditemui sejumlah awak media usai menjalani mediasi bersama pihak rumah sakit dan Komnas HAM Sulteng, Minggu (15/6/2025).

Rian mengaku sudah menjelaskan kondisi anaknya kepada perawat, namun justru ditinggalkan begitu saja tanpa penjelasan lebih lanjut.

Hal itu membuatnya merasa tidak dihargai sebagai orangtua pasien.

“Setelah saya jelaskan, dia tinggalkan saya. Barulah saya video (rekam), saya panggil lagi untuk minta penjelasan,” katanya.

Merasa Tak Dihargai, Bukan Menolak Rawat Inap

Cekcok yang terjadi sempat menimbulkan persepsi keliru di tengah masyarakat.

Rian menegaskan bahwa dirinya bukan menolak rawat inap seperti yang beredar, melainkan kecewa dengan cara petugas memberikan pelayanan.

"Saya hanya merasa kurang dihargai, bukan ditolak seperti apa yang beredar di masyarakat," tegasnya.

Ia juga menyayangkan sikap pelayanan di IGD yang menurutnya kurang memiliki etika komunikasi, terlebih saat kondisi pasien anak membutuhkan penanganan cepat.

Unggah Video Empat Hari Setelah Kejadian

Rian yang menggunakan BPJS Kesehatan milik istrinya, yang merupakan ASN, akhirnya membawa anaknya ke Klinik Maxima. Di sana ia mendapat saran untuk konsultasi ke dokter anak.

Namun karena merasa belum mendapatkan solusi yang memuaskan, ia akhirnya memilih membawa anaknya ke Puskesmas Mabelopura pada 13 Juni 2025.

Rian mengaku mendapatkan pelayanan yang baik di sana.

Barulah setelah keluar dari puskesmas, ia memutuskan untuk mengunggah video insiden di IGD RS Budi Agung ke media sosial.

Unggahan tersebut menjadi viral dan memicu perhatian publik.

Sudah Dimediasi oleh Komnas HAM Sulteng

Kasus ini akhirnya dimediasi oleh Komnas HAM Sulawesi Tengah. Rian dan pihak rumah sakit sudah duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Kini, persoalan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan, dengan harapan pelayanan rumah sakit ke depan dapat lebih manusiawi dan responsif terhadap kondisi darurat.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.