PKB: Pesantren Harus Bertransformasi di Tengah Pesatnya Perubahan Zaman
Malvyandie Haryadi June 17, 2025 08:32 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Dewan Syuro PKB Saifullah Maksum menilai dunia pesantren harus berubah seiring dengan pesat dan cepatnya zaman berkembang. 

Dia menyebut bahwa para aktivis PKB sebenarnya tidak masalah jika pesantren tetap berjalan sebagaimana adanya.

"Tetap eksis, tetap hidup dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Tapi di mata PKB, di tengah-tengah perubahan sosial, transformasi budaya, transformasi teknologi high tech termasuk AI, digitalisasi yang dahsyat itu kami menganggap bahwa pesantren memerlukan perubahan," kata Maksum di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025).

Dia memahami bahwa dalam dunia pesantren, ada kaidah untuk menjaga sesuatu yang lama, tradisi yang lama ditampilkan, tetapi juga mengikuti dan mengambil paradigma baru justru lebih baik.

"Dari kacamata PKB, menurut kami dogma itu atau kaedah itu baru kuat pada aspek menjaga tradisinya. Tradisi kepesantrenan, keilmuan, kehidupan pesantren dan nilai-nilai pesantren itu cukup kuat. Tapi ngambil dari luar, transformasi dari luar, perkembangan dari luar, sistem dari luar itu belum cukup kuat dilaksanakan oleh pesantren," kata dia.

Karena itulah,  Dewan Syuro dan Dewan Pimpinan Pusat PKB berencana menggelar konferensi internasional yang akan fokus membahas isu-isu soal transformasi pesantren di Indonesia. 

Konferensi itu direncanakan digelar pada 24-26 Juni di Hotel Sahid, Jakarta Pusat. Beberapa menteri Kabinet Merah Putih juga direncanakan akan mengisi konferensi tersebut.

"Keynote speaker 2 orang Menteri Agama Pak Nasaruddin Umar dan Menteri Pendidikan Pak Abdul Mu'ti," kata Maksum

Maksum mengatakan kegiatan ini mengambil tema besar yaitu Pesantren Berkelas Menuju Indonesia Emas: Menyatukan Tradisi, Inovasi, dan Kemandirian.

"PKB ingin seluruh pesantren di Indonesia itu berkelas. Artinya, secara kelembagaan, secara program, secara akademik, pendidikan, secara SDM itu menjadi lembaga yang unggul," kata dia.

"Kalau toh belum bisa menyamai atau mengejar ketertinggalan dibanding lembaga pendidikan yang lain, paling tidak mulai bangkitlah untuk bersama-sama melakukan transformasi, baik transformasi dalam bentuk kelembagaannya, sistem pendidikannya, paradigmanya bila perlu," kata Maksum lagiz

Nantinya, Maksum menjelaskan para peserta konferensi berasal dari pesantren di seluruh Indonesia.

"Dari Jawa, di Sumatra, Kalimantan, dan NTB serta Sulawesi. Diikuti juga oleh pengasuh-pengasuh lembaga pendidikan keislaman nonpesantren," kata dia.

PKB, dikatakan Maksum, juga akan mengundang aktivis pendidikan dan perguruan tinggi di Jabodetabek.

"Juga mengundang ormas-ormas keislaman, lembaga dan badan otonom di lingkungan nadhlatul ulama serta para undangan yang lain. Semuanya berjumlah 300," kata dia.

Karena skala internasional, Maksum menyebut beberapa narasumber dari luar negeri juga akan ikut serta, di antaranya dari Iran, Turki, Mesir.

"Cuma ini karena kondisi Iran, kita pikirkan bagaimana masih tetap bisa apa ada Iran? Tapi kalau enggak akan diwakilkan. Dan itu juga demikian akan hadir dari Turki, dari Mesir, dan ada tokoh pendidikan yang lama di Finlandia juga kita ingin dengarkan pengalamannya," tandasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.