BANJARMASINPOST.CO.ID - 530 Warga Negara Indonesia (WNI) berada di wilayah terdampak Konflik Iran vs Israel.
Hal ini disampaikan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.
Kemlu RI menyatakan saat ini seluruh WNI dalam kondisi aman.
Direktur Pelindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha mengatakan, jumlah tersebut terdiri dari 336 WNI di Iran mayoritas pelajar dan mahasiswa di Kota Qom dan 194 WNI di Israel, yang sebagian besar merupakan peserta magang pendidikan di Kota Arafat, selatan Israel.
Dikatakan Judha, hingga saat ini tidak ada laporan WNI yang menjadi korban dalam konflik.
Namun, sejumlah WNI yang melakukan perjalanan singkat sempat tertahan akibat penutupan wilayah udara.
“Sebanyak 42 WNI peziarah dari Yerusalem awalnya harus keluar lewat Bandara Ben Gurion."
"Karena ditutup, mereka dipindahkan melalui jalur darat menuju Yordania dan kini telah kembali ke Indonesia,” jelas Judha dalam konferensi pers virtual pada Rabu (18/6/2025),
Selain itu, 8 jemaah haji WNI yang berasal dari Inggris juga sempat tertahan di Amman, tapi telah kembali ke Inggris.
Sementara 2 WNI peziarah di Qom yang semula hendak keluar melalui Teheran juga berhasil dipulangkan melalui jalur darat menuju Pakistan.
Kemlu memastikan bahwa seluruh perwakilan RI di kawasan, termasuk KBRI Teheran dan KBRI Amman, dalam kondisi aman dan terus memantau situasi dari dekat.
“Rencana kontinjensi telah disiapkan sejak tahun lalu dan status Siaga 2 masih berlaku."
"Bila eskalasi meningkat, kami siap naikkan ke Siaga 1 dan laksanakan evakuasi,” ujar Judha.
Kemlu juga mengimbau seluruh WNI di Iran dan Israel untuk meningkatkan kewaspadaan, memantau informasi resmi dari KBRI, dan menghindari aktivitas di luar rumah untuk hal yang tidak esensial.
Selain itu, bagi WNI yang berencana melakukan perjalanan ke Iran, Israel, Suriah, Lebanon, atau Yaman, disarankan untuk menunda rencana tersebut karena status siaga di perwakilan RI masih aktif.
“Bagi yang memiliki penerbangan transit di kawasan Timur Tengah, mohon selalu cek ulang status penerbangan kepada maskapai masing-masing,” kata Judha.
Kemlu menyatakan akan terus memberikan pembaruan informasi jika terjadi perkembangan situasi di lapangan.