Apakah ASI Saja Cukup untuk Penuhi Kebutuhan Zat Besi Bayi? Ini Kata IDAI!
kumparanMOM June 19, 2025 06:00 PM
Air susu ibu (ASI) merupakan sumber makanan penuh nutrisi yang dibutuhkan bayi, terutama di enam bulan pertamanya. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya.
Dan salah satu yang berperan penting dalam tumbuh kembang bayi adalah zat besi. Dengan zat besi yang cukup bisa mengurangi risiko bayi terkena anemia, hingga membantu perkembangan otak, motorik, hingga kognitifnya.
Dan mungkin banyak ibu bertanya, cukup enggak sih zat besi untuk bayi dipenuhi hanya dengan ASI?
"Bayi berusia 0-12 bulan itu hanya membutuhkan 0,8 miligram zat besi per harinya. Sementara kalau kita peroleh dari ASI, ternyata kandungan besi di ASI itu kecil, 0,3-1 miligram per 1.000 cc. Tapi daya serapnya tinggi sampai 50 persen. Sementara produksi ASI seorang ibu rata-rata sehari 750 cc," kata anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi Onkologi IDAI Prof. Dr. dr. Harapan Parlindungan Ringoringo, Sp.A, Subsp.H.Onk(K), dalam webinar yang diselenggarakan IDAI, beberapa waktu lalu.
Sehingga, bila dihitung dengan jumlah kebutuhan zat besi dan ASI yang diproduksi ibu, maka kemungkinannya kecil untuk bisa dipenuhi, Moms. Maka dari itu, Prof. Parlin menyarankan agar diberikan suplementasi besi.
Dokter yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat itu menyebut idealnya pemberian suplementasi zat besi bisa diberikan 1 ml/kg/hari paling lambat di usia 4 bulan pada bayi lahir cukup bulan. Sedangkan bayi lahir prematur paling lambat 2 bulan dengan dosis dua kali lipat. Tentunya, pemberian suplementasi tetap dibarengi dengan ASI.
Apakah Susu Formula Bisa Bantu Mencukupi Kebutuhan Zat Besi pada Bayi?
Perbesar
Ilustrasi ibu menyusui. Foto: Thinkstock
Bagaimana dengan susu formula, apakah bisa membantu memenuhi kebutuhan zat besi? Diakui Prof. Parlin bahwa susu formula memang memiliki kandungan zat besi yang lebih banyak, yakni sekitar 11-12 mg. Tetapi daya serapnya kecil sekali, hanya di angka 5 persen.
"Sehingga kalau per 1000 cc butuh 0,6-0,8 miligram, maka bayi tersebut harus butuh pasis 1340 cc satu hari. Sehingga lebih mudah kita berikan ada tambahan suplementasi besi, sementara ASI tetap jalan," ungkap Prof. Parlin.
Oleh karena itu, sejak 2011 IDAI sudah merekomendasikan pemberian suplementasi zat besi diberikan kepada semua anak, dengan prioritas usia balita 0-5 tahun. Sehingga, diharapkan cara ini bisa membantu menurunkan prevalensi anemia defisiensi besi (ADB) di Indonesia.
"Tentunya ASI tetap diberikan, MPASI yang kita berikan pun kandungan zat besinya harus cukup baik. Fortifikasi makanan yang diberikan kepada anak sejak dia mulai MPASI, 6 bulan ke atas. Dan hindari peningkatan berat badan yang berlebihan," jelas dia.
Kemudian jangan lupa untuk menyertakan si kecil makan buah-buahan yang mengandung vitamin C, yang bisa membantu meningkatkan absorbsi atau penyerapan zat besi di dalam tubuh. Dn hindari pemberian beberapa jenis makanan yang dapat menghambat absorbsi, seperti teh, kopi, dan susu.