KUR UMKM Sudah Disalurkan Rp 118 T per Juni, 39,6 Persen dari Target 2025
kumparanBISNIS June 22, 2025 07:40 AM
Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) membeberkan progres penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) per 16 Juni 2025 telah mencapai Rp 118,8 triliun. Jika dipersentasekan, angka tersebut mencapai 39,6 persen dari target Rp 300 triliun penyaluran KUR tahun ini.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Damanik, menuturkan realisasi penyaluran KUR tersebut disalurkan kepada 2 juta UMKM dengan 59,9 persen atau sebanyak Rp 71,1 triliun untuk sektor produksi.
“Alhamdulillah per Juni ini sudah tersalurkan Rp 118 triliun kepada 2 juta UMKM dan sudah 59,9 persen digunakan untuk sektor produksi,” kata Riza tutur Riza usai gelaran diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (21/6).
Berdasarkan paparan Riza, skema penyaluran KUR tersebut terdiri dari Rp 151,8 miliar untuk UMKM super mikro atau sebanyak 16,43 ribu debitur UMKM, Rp 79,62 triliun untuk 1,89 debitur usaha mikro.
Lalu Rp 39,05 triliun untuk 159,08 untuk debitur usaha kecil, Rp 1,47 miliar untuk debitur UMKM usaha khusus, dan Rp 35,88 miliar untuk 1,22 ribu Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Target kita di Oktober ini bisa tembus ke 60% sekian, mudah-mudahan lebih dari 60 persen dan itu bisa memberikan optimisme kepada kita bahwa lapangan pekerjaan semakin terbuka, tidak saja di sektor industri, tapi juga di sektor UMKM yang semakin berkualitas,” jelasnya.
Dari sisi jumlah penerima, pemerintah menargetkan tahun ini bisa menyalurkan KUR kepada 2,4 juta debitur baru. Tujuannya untuk memastikan perluasan akses KUR kepada pelaku usaha yang belum pernah menerima bantuan serupa sebelumnya.
Selain itu, pemerintah juga menargetkan ada 1,1 juta UMKM yang naik kelas atau graduasi dan mengalami peningkatan kapasitas usaha.
"UMKM yang graduasi artinya UMKM yang naik kelas, yang tadi dia minjam (KUR) misalnya cuma Rp 50 juta, sekarang dia minjamnya naik ke Rp 100 juta. Yang tadinya minjam Rp 20 juta, naik menjadi Rp 50 juta. Artinya apa? Artinya ekonominya tumbuh. Kalau dia minjamnya lebih gede dari sebelumnya, berarti pangsa pasarnya makin luas," tutur Riza.
Target terakhir adalah sebanyak 60 persen penyaluran KUR dilakukan kepada sektor produksi. Tujuannya agar lebih banyak mendukung sektor produktif seperti pertanian, perikanan, dan industri pengolahan.
Dia menyoroti langkah ini merupakan perubahan komposisi penyaluran yang sebelumnya didominasi sektor pariwisata, perdagangan, kuliner dan kerajinan tangan.
"Jadi kalau sebelumnya Kredit Usaha Rakyat (KUR) itu sebagian besar diserap ke sektor perdagangan, maka mulai tahun ini kita ingin dorong, ingin kita capai 60 persen dari alokasi Rp 300 triliun tadi menyasar kepada sektor produksi," tutup Riza.