TRIBUNJATIM.COM - Seorang ibu bernama Dian Nurhayati rela jauh-jauh dari Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, ke Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Meski dirinya bukan warga Jawa Barat, Dian ingin mengadukan kelakuan sang anak yang nyaris membuatnya putus asa.
Ia sudah tak tahan lagi menghadapi kelakuan anaknya, sehingga sampai meminta bantuan Dedi Mulyadi.
Melansir dari tayangan di kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Dian rela naik bus dari Lubuk Linggau mendatangi kediaman Dedi Mulyadi di Purwakarta.
Ia datang tak sendiri, melainkan membawa anaknya langsung untuk menghadap Dedi Mulyadi.
Setibanya di kediaman Dedi Mulyadi, Dian menceritakan semua keluh kesahnya menghadapi kelakuan sang anak.
Dian mengaku sudah putus asa, bahkan nyaris mau bunuh diri karena tak tahan dengan kelakuan anaknya.
Bagaimana tidak, sang anak yang bernama Rehan (19) adalah seorang pecandu narkoba.
Bahkan, anaknya sudah kecanduan narkoba sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Dian mengakui, Rehan sudah pernah menjalani rehabilitasi dua kali.
Namun, hingga kini kelakuan anaknya mengkonsumsi narkoba masih belum berubah.
"Ini ibu dalam rangka apa jauh-jauh dari Lubuk Linggau ke sini?" tanya Dedi Mulyadi.
"(Anak) sudah saya rehab dua kali, perbuatannya rusak," ucap Dian.
Tak hanya Dian, Rehan juga ditanya-tanya oleh Dedi Mulyadi soal awal pertama menggunakan sabu.
Jawaban Rehan sontak membuat Dedi Mulyadi terkejut, sebab dirinya pertama kali mengkonsumsi sabu sejak SMP karena diberi teman.
"Sejak kapan sudah berlangganan sabu-sabu?" tanya Dedi.
"Sejak kecil pak (SMP)," aku Rehan.
"SMP sudah pakai sabu, awalnya gimana?" tanya Dedi lagi.
Rehan bercerita, awal mula mengenal narkoba karena dikenalkan oleh temannya.
Teman tersebut memberikan narkoba dan Rehan disuruh mencobanya.
Saat itu, menurut Rehan, dia belum mengerti yang diberikannya adalah narkoba jenis sabu.
Ia pikir saat itu diberikan rokok pakai botol, sehingga Rehan berani mencobanya.
"Waktu itu enggak ngerti pak. Disangka rokok pakai botol, waktu bulan puasa betul jadi lapar," ucap Rehan.
Sekali mencoba, Rehan mengaku langsung ketagihan.
Bahkan, ia rela mengeluarkan uang mulai dari Rp50-100 ribu untuk membeli barang haram tersebut.
Padahal, Rehan berasal dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan.
Ibunya, Dian, berjuang sendiri mencari nafkah untuk menghidupi empat orang anaknya sejak berpisah dengan suami.
Dian berjualan di kantin rumah sakit dengan penghasilan yang tak seberapa.
Oleh karena itu, Dedi heran Rehan bisa mengkonsumsi narkoba, sementara ibunya sampai harus berjuang mencari uang.
"Sudah tahu ibunya susah jualan," timpal Dedi.
Usut punya usut, konselor Rehan di rehabilitasi juga mengkonsumsi narkoba.
Sehingga pantas jika anak Dian tak kunjung berubah meski sudah direhabilitasi dua kali.
"Enggak ada perubahan, sudah dua kali dalam satu tahun, justru yang jadi konselor pendampingnya itu konsumsi narkoba juga," beber Dian.
Sejak mengkonsumsi narkoba, Rehan kecanduan sampai tak bisa lepas.
Sempat ia mencoba melepas dari narkoba, namun kembali mengkonsumsinya lantaran mengalami gejala panas dan gelisah.
Rehan juga sering membuat ulah, bahkan mengamuk di tempat umum.
Kehidupan pelik akibat ulah putranya ini membuat Dian sempat ingin mengakhiri hidup dan turun berat badan drastis.
Putus asa dengan kelakuan anak, Dian melihat postingan Dedi terkait barak militer.
Dari postingan tersebut, ia merasa ada harapan untuk mengobati sang anak.
"Jadi dari Oktober itu saya lihat terus postingan bapak, dari situ kayak ada harapan satu-satunya di sinilah," ungkap Dian.
Ia meminta anaknya dibina di barak militer agar memiliki akhlak yang bagus.
Dedi yang akrab disapa KDM itu pun bersedia menerima Rehan dibawa ke barak militer.
"Saya akan fokus ke anak ibu, kalau anak ibu dimasukan ke barak hari ini saya akan antar, nanti koordinasi suruh buat surat pernyataan," kata Dedi.
Sebelumnya, pengakuan seorang siswa SMP di Purwakarta yang menjalani pendidikan di barak militer membuat para prajurit TNI tak kuasa menahan tawa.
Awalnya, siswa SMP tersebut diajak berkelakar oleh Dedi.
Momen ini terjadi ketika para siswa ini selesai menjalani pendidikan disiplin dan dipertemukan oleh orang tuanya.
Ketika dibariskan, para siswa ini ditanyai terlebih dahulu oleh KDM.
Salah satu dari siswa SMP memberi pengakuan soal kelakuannya di masa lalu terkait minuman keras ciu yang biasa dia beli bersama temannya.
Dedi pun menegur Satpol PP menggunakan pengeras suara.
"Tuh, dengerin Satpol PP, belegug siah! Di Purwakarta masih ada yang jualan ciu di pinggir jalan."
"Mulai hari ini, operasi sama Bupatinya," kata KDM, dikutip dari tayangan di kanal YouTube Tribun Jabar, Minggu (18/5/2025).
Setelah itu, KDM mengarahkan microphone ke siswa SMP yang sedang dia ajak ngobrol.
"Bener enggak? Kamu bilang ke Satpol PP, belegug!" ucap Dedi ke siswa SMP tersebut.
"Siap! Belegug!" ucap si siswa SMP ini direspons tawa para prajurit TNI yang mengelilinginya dan juga para orang tua.
Tak terkecuali Dedi Mulyadi yang juga ikut terbahak-bahak.
Setelah ditanyai soal miras, siswa SMP ini kemudian ditanyai soal tawuran.
Siswa SMP tersebut memberikan pengakuan mulai nama gang hingga nama lawannya saat berkelahi.
Namun pengakuan jujur siswa ini cukup lucu, sehingga tak sedikit anggota TNI yang melihatnya tertawa terbahak-bahak.
"Kamu berapa kali berkelahi?" tanya KDM.
Siswa ini mengaku sudah tiga kali terlibat perkelahian, satu di antaranya dia dikalahkan lawannya.
Semuanya merupakan perkelahian tangan kosong yang disebut siswa itu dengan istilah 'tangkos.'
Ketika ditanya bagaimana mengalahkan lawan, siswa ini memberikan jawaban yang mengundang gelak tawa.
"Kamu gimana ngalahinnya?" tanya KDM.
"Siap, diudag (dikejar)," jawabnya yang direspons tawa semua orang.
KDM melanjutkan pertanyaan untuk perkelahian kedua siswa tersebut, yang mana dia mengaku berkelahi dengan siswa yang bernama panggilan Si Acan.
Lagi-lagi siswa SMP tersebut memberikan jawaban mengundang gelak tawa.
"Satu lagi melawan Si Acan," kata siswa tersebut.
"Eleh meunang? (Kalah atau menang?)" tanya KDM.
"Siap, eleh (kalah)," jawabnya yang diwarnai tawa para prajurit TNI.
Kemudian Dedi Mulyadi meminta siswa tersebut bersumpah untuk tidak mengulangi kesalahannya di masa lalu yang terkait miras dan tawuran.
"Kalau melanggar, dikutuk seumur hidup enggak punya rezeki dan bakal dikawin bencong," ucap siswa SMP tersebut meniru ucapan KDM.
Ucapannya lagi-lagi diwarnai gelak tawa para prajurit TNI dan orang tua.
Kemudian siswa SMP ini disuruh keluar barisan untuk menemui orang tuanya dan dia langsung berlari memeluk ibunya.