TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dosen Fakultas Psikologi Universitas Negeri Jakarta (FPsi UNJ) menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Listen, Support, Thrive: Understanding and Supporting the Mental Health of Students and Teachers” di SMP Negeri 57 Jakarta. Kegiatan yang berlangsung pada Selasa, 24 Juni 2025 ini dirancang untuk meningkatkan literasi kesehatan mental di lingkungan sekolah sekaligus membekali para guru dengan keterampilan dasar pertolongan pertama kesehatan mental (Mental Health First Aid).
Dimulai sejak pukul 08.00 hingga 14.30 WIB, kegiatan ini diikuti oleh sekitar 30 peserta yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan. Mereka mendapatkan pelatihan langsung dari empat dosen FPsi UNJ yang juga merupakan psikolog profesional, yaitu Deasyanti, Ade Siti Maryam, Dewinta Ariani, dan Kahfi Hizbullah.
Dalam sesi pertama, Deasyanti dan Ade Siti Maryam membawakan materi mengenai literasi kesehatan mental di sekolah. Fokus materi ini adalah mengenali tanda-tanda gangguan psikologis pada siswa dan rekan sejawat, mengurangi stigma terhadap isu kesehatan mental, serta membangun iklim sekolah yang inklusif dan suportif bagi seluruh warga sekolah.
Dilanjutkan dengan sesi kedua, Dewinta Ariani dan Kahfi Hizbullah menyampaikan pelatihan Mental Health First Aid, sebuah pendekatan praktis bagi guru dalam merespon awal permasalahan psikologis yang dihadapi siswa maupun rekan kerja. Pelatihan ini meliputi teknik mendengarkan aktif, komunikasi empatik, serta langkah awal sebelum merujuk ke tenaga profesional.
Kegiatan ini juga menghasilkan dua modul pelatihan yang dirancang sebagai panduan jangka panjang bagi guru. Modul tersebut berisi materi literasi kesehatan mental dan strategi pertolongan pertama psikologis, yang dapat digunakan secara berkelanjutan dalam praktik keseharian di sekolah.
Psikoedukasi ini menjadi respon konkret atas meningkatnya kebutuhan akan kesadaran kesehatan mental di kalangan guru dan siswa, terutama di tengah tantangan era digital dan post-pandemi yang membawa perubahan besar dalam dinamika pembelajaran dan interaksi sosial di sekolah.
Dosen FPsi UNJ menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen institusi untuk berkontribusi aktif dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan psikologi terapan. "Kami percaya bahwa guru adalah garda terdepan dalam pendidikan dan kesehatan mental di sekolah. Meningkatkan kapasitas mereka berarti membangun pondasi kuat bagi generasi mendatang," ujar Kahfi Hizbullah.
Kegiatan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa pendidikan tidak hanya soal capaian akademik, tetapi juga tentang menciptakan ruang belajar yang sehat, inklusif, dan penuh dukungan bagi perkembangan mental dan emosional seluruh warga sekolah. (*)