Tumbuhkan Budaya Membaca, Mahasiswa KKN ITS Bangun Pusat Literasi Sehati di Desa Mabung Nganjuk
irwan sy August 03, 2025 07:32 PM

SURYA.co.id | SURABAYA – Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Mabung, Kecamatan Baron, Nganjuk, Jawa Timur, menghadirkan Pusat Literasi Sehati untuk menumbuhkan budaya membaca pada masyarakat.

Aldiansyah Nugraha Putra, ketua kloter pertama KKN ITS mengungkapkan dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN ITS menyasar lembaga-lembaga pendidikan di Desa Mabung, seperti TK Satu Atap Mabung, TK Dharmawanita Mabung, SDN 1 dan 2 Mabung, hingga SMPN 2 Baron.

Mereka menggelar kegiatan membaca bersama, diskusi cerita, hingga membagikan buku bergambar untuk mendorong minat baca siswa.

“Kami ingin membentuk ekosistem literasi yang menyenangkan bagi anak-anak. Kegiatan ini juga menjadi pintu masuk untuk membangun budaya membaca yang lebih luas di masyarakat,” ujarnya, Minggu (3/8/2025).

Respons positif datang dari tenaga pendidik dan pengelola perpustakaan.

Ety Kusumaningrum SPsi, Kepala Perpustakaan Sehati Desa Mabung, mengapresiasi inisiatif tersebut dan menilai keterlibatan mahasiswa bisa menjadi katalis perubahan kebiasaan anak-anak.

“Harapan saya, mereka bisa mengalihkan anak-anak dari layar gadget ke buku. Mahasiswa punya kedekatan yang natural dengan mereka,” ucap Ety.

Tak hanya di tingkat anak-anak, literasi informasi juga diperkuat di jenjang SMP.

Di SMPN 2 Baron, mahasiswa melakukan pendampingan belajar dan latihan soal Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

Mereka tidak hanya menjadi fasilitator, tetapi juga memberi motivasi agar siswa lebih siap menghadapi ujian berbasis teknologi.

Selain aktif di sekolah, tim KKN ITS juga membantu pengembangan Perpustakaan Desa Mabung.

"Kami mendata dan menginventarisasi lebih dari 1.000 buku hibah dari Perpustakaan Nasional RI. Proses dilakukan secara digital menggunakan aplikasi INLISLite, dan manual melalui dokumentasi fisik,"ungkapnya.

Para pengelola perpustakaan juga diberikan pelatihan teknis pengelolaan koleksi.

Ketua kloter kedua, Dorothy Farah Camilla Faradisa menambahkan bahwa digitalisasi sistem inventarisasi menjadi upaya jangka panjang agar perpustakaan desa bisa berkembang lebih mandiri.

“Dengan sistem ini, pengelola bisa lebih mudah mengatur koleksi buku dan mencatat peminjaman,” ujarnya.

Sementara itu, dosen pembimbing lapangan KKN ITS, Sarwosri, mengapresiasi kerja nyata para mahasiswa.

Melalui Pusat Literasi Sehati, pihaknya ingin menunjukkan literasi bukan sekadar kemampuan membaca, tapi juga gerakan membangun masyarakat yang kritis, cerdas, dan siap menghadapi tantangan informasi.

“Program ini bukan hanya pengabdian, tapi juga transfer keilmuan. Mahasiswa mampu merancang, mengeksekusi, dan meninggalkan sistem yang bisa diteruskan warga,” katanya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.