Berikan Kritik Terhadap Kebijakan Dedi Mulyadi Soal Rombel di Tingkat SMA, Instagram Atalia Praratya Diserbu Netizen
Faza Anjainah Ghautsy August 04, 2025 03:34 PM

Grid.ID- Atalia Praratya diketahui berikan kritik terhadap kebijakan Dedi Mulyadi terkait rombel di tingkat SMA. Instagram istri Ridwan Kamil ini lalu diserbu oleh netizen.

Kolom komentar di akun Instagram Atalia Praratya @ataliapr dibanjiri komentar pedas dari netizen. Hal ini diduga imbas dari pernyataan Anggota Komisi VIII DPR ini yang menyinggung kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Kebijakan tersebut yaitu mengenai jumlah maksimal rombongan belajar (rombel) tingkat SMA dari 36 menjadi 50 siswa. Menurut Atalia, peraturan ini bisa berdampak buruk pada potensi mutu pendidikan di daerah.

Adapun, karena hal itu beberapa netizen meninggalkan kritik di kolom komentar akun sosial media istri Ridwan Kamil ini. Beberapa akun bahkan menyinggung suaminya yang merupakan mantan Gubernur Jawa Barat.

"Dana hibah zaman RK kenapa gak dipake buat bangun sekolah dan ibu sebagai istrinya kenapa gak kritis," tulis akun @exp******.

"Bu gimana rasanya dihujat karna ibu kritik orang yang salah? Harusnya laki ibu yang dikritik," ujar akun @ria******.

Meskipun begitu, terdapat juga beberapa warganet yang memberla Atalia Praratya. Beberapa akun menyinggung tentang kebebasan berpendapat di negara demokrasi.

"Wajar dong dewan mengkritik biar balance, gubernur biasa aja kenapa fansnya tantrum" tulis akun @iqb******.

"Negara demokrasi kritik mengkritik itu wajar selagi gak pake doxing atau sampe mengancam, kenapa pada ribut ya? Kalo gak mau dikiritik ya jangan jadi pejabat lah jadi konten kreator weh," ujar akun @dikalawaktu_senja.

Adapun kritik Atalia Praratya terhadap kebijakan Dedi Mulyadi sudah ditanggapi oleh sang gubernur. Dedi menegaskan, bahwa kebijakan tersebut dilakukan dengan terpaksa demi mencegah anak-anak putus sekolah.

“Buat Ibu Athalia, saya mengucapkan terima kasih atas kritiknya dan merasa prihatin atas ruang kelas di Jawa Barat yang diisi oleh 43-50 orang siswa. Dan tidak semuanya, Bu, hanya 38 sekolah yang merekrut 43-50 siswa. Dan itu pun kami lakukan terpaksa,” ujar Dedi, dilansir dari Kompas.com.

Dedi kemudian menjelaskan bahwa sebagian besar siswa yang masuk dalam rombel itu tinggal di dekat sekolah. Jika mereka dipindahkan ke sekolah lain yang jauh, dikhawatirkan anak-anak tersebut tak bisa melanjutkan pendidikan.

“Dibanding mereka tidak sekolah. Mereka tinggal rumahnya dekat sekolah. Jadi kalau dia harus bergeser ke tempat lain yang jauh, bisa jadi mereka putus sekolah,” kata Dedi.

Gubernur Jabar itu juga menanggapi bagian, saat Atalia membandingkan antara sekolah negeri di Jawa Barat dengan Sekolah Rakyat yang memiliki 25 siswa per kelas. Menurut Dedi kedua hal itu tidak bisa dibandingkan karena berasal dari sumber yang berbeda.

“Tidak bisa juga Ibu sebagai Komisi Bidang Sosial memperbandingkan dengan Sekolah Rakyat yang kelasnya 25. Sekolah Rakyat mendapat atensi khusus dari Bapak Presiden dan sebagai bentuk kepedulian Bapak Presiden mengangkat derajat anak-anak miskin untuk tumbuh menjadi kelas menengah baru Indonesia. Dan saya sangat mendukung kebijakan itu,” tegasnya.

Adapun, kebijakan Dedi Mulyadi ini, dibuat lantaran jumlah lulusan SMP di Jawa Barat yang hendak melanjutkan ke SMA dan SMK sangat besar, sementara daya tampung sekolah negeri masih terbatas. Dedi juga kemudian menguraikan data minimnya pembangunan sekolah menengah baru di Jawa Barat dalam beberapa tahun terakhir.

“Kita harus menampung jumlah siswa hampir 800.000. Dan yang terserap oleh sekolah pemerintah juga tidak semuanya. Hanya 40 persen dari total siswa yang dihasilkan,” ujar Dedi Mulyadi.

“Ini terjadi karena di Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2020 sampai saat ini membangun sekolah barunya sangat sedikit. Tahun 2020 Provinsi Jawa Barat tidak membangun satu pun unit sekolah baru SMA dan SMK. Tahun 2021 hanya membangun 2 unit SMA. Tahun 2022 hanya membangun 1 unit. Tahun 2023 membangun 6 unit: 1 SMA, 3 SMK, dan 2 SLB. Tahun 2024 membangun 5 unit: 1 SLB, 3 SMA, dan 1 SMK. Tahun 2025 membangun 15 unit: 11 SMK, 2 SLB, dan 2 SMA,” bebernya.

Di akhir, Dedi menyatakan bahwa dia berjanji akan menambah pembangunan sekolah secara signifikan. Selain itu, dia juga berterima kasih kepada Atalia Praratya atas kepedulian terhadap pendidikan di Jawa Barat, serta menyampaikan salam untuk Ridwan Kamil.

“Insya Allah Bu, tahun depan saya akan membangun 50 unit agar anak-anak di Jawa Barat bisa sekolah dengan baik,” ujar Dedi.

“Untuk itu saya ucapkan terima kasih atas perhatian Ibu yang begitu peduli terhadap dunia pendidikan di Jawa Barat. Salam hormat buat Pak RK (Ridwan Kamil). Semoga Bapak dan Ibu sehat dan bahagia selalu,” pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.