Jakarta (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta menyebutkan peningkatan angka kemiskinan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keputusan individu atau pasangan untuk tidak memiliki anak atau childfree.
"Meskipun peningkatan angka kemiskinan dapat menjadi salah satu latar belakang keputusan sebagian warga, kami melihatnya sebagai bagian dari dinamika multifaktor, bukan satu-satunya penyebab," kata Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta, Iin Mutmainnah saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menunjukkan, angka kemiskinan di Jakarta pada Maret 2025 sebesar 4,28 persen, naik sebesar 0,14 persen dibandingkan September 2024 yang sebesar 4,14 persen.
Sedangkan dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Maret 2024), angka kemiskinan pada Maret 2025 turun 0,02 persen poin yakni dari 4,3 persen menjadi 4,28 persen.
Berkaca pada data kemiskinan di Jakarta, Iin mengakui kondisi ekonomi memang menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan individu atau pasangan dalam merencanakan membangun keluarga. Ini termasuk memilih untuk menunda atau tidak memiliki anak.
Di wilayah urban seperti Jakarta, beban biaya hidup, akses terhadap layanan dasar, serta tuntutan pekerjaan sering kali menjadi pertimbangan utama dalam keputusan tersebut.
Namun, lanjut dia, fenomena childfree tidak semata-mata ditentukan oleh faktor ekonomi. Keputusan ini juga dipengaruhi oleh aspek lain seperti gaya hidup, nilai personal, perencanaan karir, dan kesadaran terhadap tanggung jawab pengasuhan.
Kaitannya dengan upaya Jakarta menjadi kota global, Iin menyampaikan hal itu bukan semata dari pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga dari upaya kota membina sumber daya manusia yang unggul, sehat, dan adaptif terhadap perubahan sosial.
Oleh karena itu, kata Iin, edukasi mengenai perencanaan keluarga, kesiapan menjadi orang tua, dan penguatan institusi keluarga tetap menjadi prioritas dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Dia mengatakan, Dinas PPAPP DKI terus berupaya mendorong pemanfaatan bonus demografi dalam mendukung Jakarta sebagai kota global.
Bonus demografi, kata dia, hanya dapat dimanfaatkan secara optimal jika generasi mudanya sehat, terdidik, produktif, dan memiliki akses terhadap kesempatan kerja, sehingga peran generasi muda menjadi sangat strategis dalam menentukan arah masa depan kota dan bangsa.
Iin menambahkan, fenomena childfree yang terjadi di negara-negara maju menyebabkan terjadinya penurunan angka kelahiran secara terus-menerus, menyebabkan komposisi penduduk menjadi tidak seimbang, dengan jumlah lansia yang jauh lebih besar dibandingkan penduduk usia produktif.
Kondisi ini berdampak pada kemunduran ekonomi, menurunnya produktivitas, serta meningkatnya beban sosial dan fiskal negara.
Karena itu, imbuh dia, untuk menjaga angka kelahiran tetap stabil, dan memastikan kesinambungan pembangunan jangka panjang menjadi sangat penting dilakukan.