Aksi yang dimulai sejak pagi menjelang siang berlangsung tertib di awal. Namun, sekitar pukul 14.00 WIT, situasi mulai memanas ketika ribuan massa dari arah utara mencoba mendekat ke gedung DPRD

Ternate (ANTARA) - Aparat kepolisian dari Polres Ternate, Maluku Utara (Malut), akhirnya memulangkan sebanyak 16 pendemo aksi unjuk rasa di Kantor DPRD Kota Ternate, pada Senin berakhir ricuh.

Kasi Humas Polres Ternate, AKP Umar Kombong, saat dihubungi, Selasa, membenarkan pihaknya telah pulangkan sebanyak 16 orang pendemo tersebut ke rumah masing-masing.

"Hari ini 16 pendemo tersebut sudah dipulangkan. Tadi sekitar pukul 14.30 WIT mereka dipulangkan," tandas AKP Umar Kombong.

Diketahui aksi pada Senin, menuntut pembubaran DPR dan sejumlah kebijakan lainnya yang harus lebih berpihak kepada rakyat.

Massa aksi yang tergabung dalam Cipayung Maluku Utara dan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate mendatangi kantor DPRD Kota Ternate pagi menjelang siang. Sekitar pukul 14.30 WIT terjadi kericuhan saat massa yang mencoba menerobos masuk.

Beberapa saat kemudian situasi kembali kondusif, namun sekitar pukul 17.15 bentrokan kembali terjadi, hujan batu dari massa ke aparat kepolisian dalam aksi tersebut. Satu persatu massa pendemo kemudian diamankan polisi ke Mapolres Ternate.

Massa yang dipulangkan tersebut diingatkan agar tidak lagi melakukan tindakan anarkis, dan tertib, dalam menyampaikan aspirasi di kemudian hari nanti.

Aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Cipayung Malut dan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate di depan kantor DPRD Kota Ternate, Senin, berakhir ricuh.

Bentrokan antara mahasiswa dan aparat kepolisian tidak terelakkan, bahkan polisi terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Aksi yang dimulai sejak pagi menjelang siang berlangsung tertib di awal. Namun, sekitar pukul 14.00 WIT, situasi mulai memanas ketika ribuan massa dari arah utara mencoba mendekat ke gedung DPRD.

Aparat kepolisian yang sudah bersiaga dengan peralatan lengkap membentuk barikade guna menghalau massa.

Upaya mahasiswa menerobos barikade menimbulkan dorong-mendorong yang semakin keras. Kondisi tak terkendali itu membuat polisi melepaskan semprotan water cannon, lalu menembakkan gas air mata ke tengah kerumunan. Seketika, massa berhamburan lari ke arah utara hingga ke lorong-lorong pemukiman warga.

Polisi berhasil mendorong mundur massa hingga ke kawasan Tugu Makugawene, pertigaan Kelurahan Kalumata Puncak. Di sekitar lokasi itu, aparat kembali membangun barikade untuk mengantisipasi perlawanan mahasiswa.