- Sayuran terlalu keras.
- Lauk ayam masih berdarah dan berbau tak sedap.
- Makanan terasa hambar.
- Porsi lauk terlalu sedikit.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang resmi dijalankan pemerintah di SMPN 1 Jombang sejak Senin (1/9/2025) ternyata tidak langsung berjalan mulus.
Sejumlah siswa menuturkan adanya persoalan terkait kualitas hidangan yang mereka terima.
Pada hari pertama, sebagian siswa merasa sayur yang disajikan masih keras dan sulit dikunyah.
Memasuki hari kedua, Selasa (2/9/2025), keluhan lain muncul. Beberapa siswa menyebut lauk ayam masih berdarah saat disantap, sementara yang lain mengaku mendapati menu dengan rasa hambar.
Seorang siswa berinisial A menuturkan, meski makanan terasa kurang enak, ia tetap menghabiskannya lantaran tidak membawa bekal.
“Rasanya hambar, bahkan ayamnya masih berdarah. Tapi tetap saya makan karena sudah terlanjur lapar,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Selasa (2/9/2025).
Meski demikian, ia tetap mengapresiasi adanya program tersebut. “Bagi kami sudah bersyukur bisa dapat makan gratis. Hanya saja, kalau bisa kualitasnya lebih diperhatikan,” imbuhnya.
Siswa lain, B, juga menyampaikan hal serupa. Ia bercerita bahwa pada hari pertama, seorang rekannya menerima lauk ayam dalam kondisi berbau tak sedap.
“Ada yang dapat ayam bau, kayak basi. Untungnya tidak ada yang sampai sakit, tapi sejak itu banyak teman yang jadi kurang selera,” ujarnya.
Di hari kedua, keluhan lain kembali terdengar. Jeruk yang dibagikan disebut terasa sangat asam, sementara lauk dianggap terlalu sedikit. Bahkan, ada siswa yang mengalami sakit gigi setelah mencoba menggigit makanan yang terlalu keras.
Selain itu, kabar beredar mengenai adanya siswa yang mengalami sakit perut usai menyantap hidangan MBG, meski belum dapat dipastikan apakah benar penyebabnya berasal dari makanan tersebut.
Diketahui, penyediaan menu MBG di SMPN 1 Jombang berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Kepatihan, Kecamatan Jombang.
Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah meningkatkan asupan gizi siswa agar lebih fokus dalam belajar.