TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menulis adalah salah satu penemuan paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Dari guratan sederhana di dinding gua hingga barisan kata yang diketik di laptop modern, teknologi menulis telah mengalami perjalanan panjang yang menentukan arah peradaban, ilmu pengetahuan, hingga kehidupan sosial.
AwalPerjalanan: BatudanPapirus
Bukti tertua praktik menulis ditemukan di Mesopotamia sekitar 3.400–3.200 SM melalui aksara paku (cuneiform), sebagaimana dijelaskan oleh EncyclopaediaBritannica.
Simbol-simbol ini diukir di lempengan tanah liat untuk pencatatan administrasi dan perdagangan. Seiring waktu, masyarakat Mesir Kuno memperkenalkan papirus sekitar 3.000 SM.
Koleksi papirus kuno yang tersimpan di BritishMuseum menunjukkan bagaimana medium ini digunakan untuk teks keagamaan, puisi, hingga administrasi pemerintahan.
Perkamen (parchment), yang dibuat dari kulit hewan, kemudian mulai diproduksi secara luas pada periode Hellenistik, dengan Pergamon di Asia Kecil sering disebut sebagai pusatnya.
SmithsonianLibraries mencatat bahwa meski tradisi mengaitkan perkamen dengan abad ke-2 SM, penggunaan kulit untuk menulis sebenarnya sudah lebih tua.
RevolusiKertasdanPenyebarannya
Inovasi besar berikutnya datang dari Tiongkok. Catatan resmi Dinasti Han tahun 105 M menyebut pejabat istana Cai Lun sebagai orang yang menyempurnakan pembuatan kertas dari serat bambu, kulit pohon, dan jaring ikan bekas.
Britannica menjelaskan bahwa temuan ini dianggap salah satu penemuan terpenting dalam sejarah.
Penyebaran kertas keluar dari Tiongkok sering dikaitkan dengan pertempuran Talas tahun 751, ketika pengrajin kertas ditawan dan dibawa ke Samarkand, Namun penelitian dan bukti arkeologis modern menunjukkan proses penyebaran dari satu peristiwa tunggal.
Sejarawan modern menekankan bahwa prosesnya sangat mungkin lebih kompleks, bahwa bukti arkeologi yang ditemukan menunjukkan produksi kertas di Asia Tengah sudah berlangsung sebelum itu (Library of Congress).
Dari Samarkand, teknologi ini berkembang di Baghdad dan meluas ke Eropa pada abad ke-12, menggantikan papirus dan perkamen.
MesinCetakdanLedakanPengetahuan
Abad ke-15 menandai revolusi berikutnya. Johannes Gutenberg dari Mainz, Jerman, memperkenalkan mesin cetak dengan huruf lepas sekitar tahun 1440.
Salah satu karya cetaknya, GutenbergBible (1455), dianggap tonggak sejarah. Menurut Britannica, dalam kurun setengah abad setelah penemuan Gutenberg, Eropa telah mencetak antara 8 hingga 20 juta buku (incunabula), angka yang secara drastis mempercepat penyebaran ilmu pengetahuan, Renaisans, hingga Reformasi.
MesinTikdanStandarisasiMenulis
Memasuki abad ke-19, teknologi menulis memasuki babak baru dengan hadirnya mesin tik. Christopher Latham Sholes memperoleh paten pada tahun 1868 (US Patent), dan pada 1873 perusahaan Remington mulai memproduksinya secara massal.
SmithsonianInstitution mencatat bahwa tata letak QWERTY yang diciptakan Sholes masih digunakan hingga kini.
Mesin tik tidak hanya mempercepat penulisan dokumen, tetapi juga membuka lapangan kerja baru bagi perempuan yang mendominasi profesi sekretaris.
Komputer, Laptop, danEraDigital
Revolusi elektronik di abad ke-20 membawa perubahan besar. IBM memperkenalkan komputer pribadi (IBM PC) pada 12 Agustus 1981, sementara Apple meluncurkan Macintosh pada 1984.
Osborne 1 yang rilis pada 1981 sering dianggap sebagai portabel komersial pertama, meskipun bobotnya masih 11 kilogram.
Menurut ComputerHistoryMuseum, perkembangan prosesor dan baterai pada 1990-an menjadikan laptop perangkat utama penulisan yang lebih mobile.
Kini, menulis tidak lagi terbatas pada laptop. Smartphone, tablet, hingga layanan berbasis cloud seperti Google Docs mengubah cara manusia menulis, berbagi, dan menyimpan informasi.
Data GSMAIntelligence tahun 2024 mencatat bahwa jumlah pengguna smartphone di dunia telah mencapai sekitar 4,7 miliar orang, menjadikannya perangkat tulis digital paling dominan saat ini.
JejakPanjangyangMembentukPeradaban
Dari lempengan tanah liat, papirus, kertas, mesin cetak, mesin tik, hingga laptop modern, perkembangan teknologi menulis selalu membawa dampak besar pada kehidupan sosial, politik, dan intelektual.
Setiap medium baru mempercepat aliran informasi, memperluas akses literasi, dan mendorong lahirnya perubahan besar dalam sejarah dunia.
Sejarah menulis membuktikan satu hal bahwa meskipun medium berubah seiring zaman, esensi menulis tetap sama, yaitu rekaman pikiran manusia yang diwariskan kepada generasi berikutnya.
Dari papirus rapuh hingga layar laptop bercahaya, menulis adalah denyut nadi peradaban. (*)