Disucikan dan Disakralkan, Bagaimana Fungsi Candi pada Masa Lalu?
Moh. Habib Asyhad September 09, 2025 02:34 PM

Artikel ini tentang bagaimana fungsi candi pada masa lalu. Semoga bermanfaat untuk para pembaca.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Indonesia adalah surganya candi. Tak hanya di Pulau Jawa, candi-candi, terutama warisah Hindu-Budha juga tersebar di Sumatera, Bali, dan Kalimantan.

Di zaman sekarang, candi adalah tujuan wisata dari berbagai kalangan. Tapi, bagaimana fungsi candi pada masa lalu?

Mengutip Kompas.com, candi adalah bangunan kuno yang dibuat dari batu, berupa tempat pemujaan serta penyimpanan abu jenazah raja atau para pendeta Hindu-Buddha. Beberapa contoh candi terkenal di Indonesia adalah Candi Prambanan, Candi Borobudur, Candi Penataran, dan Candi Kidal. Candi Prambanan, misalnya, adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi.

Masih dari sumber sayang sama, kata candi sendiri mengacu pada berbagai macam bentuk dan fungsi bangunan, antara lain tempat beribadah, pusat pengajaran agama, tempat menyimpan abu jenazah para raja, dan tempat pemujaan.

Meskipun memiliki fungsi yang beraneka ragam, secara umum fungsi candi tidak dapat dilepaskan dari berbagai kegiatan keagamaan, terutama Hindu dan Buddha. Karena itulah sejarah pembangunan candi masih erat kaitannya dengan perkembangan agama Hindu dan Buddha sejak 1500 SM.

Karena sejarah agama Hindu dan Buddha berasal dari India, maka bangunan candi juga banyak yang mendapat pengaruh India dalam berbagai aspeknya, seperti teknik bangunan, gaya arsitektur, hiasan, dan sebagainya.

Asal-usul kata candi sendiri berasal dari sebuah mitologi Hindu yang menyebutkan salah satu nama untuk Durga sebagai Dewi Maut, yaitu Candika. Maka dari itu, candi dapat diartikan pula sebagai sebuah bangunan untuk memuliakan orang-orang yang sudah meninggal dunia. Khususnya, para raja dan orang-orang tersohor pada masanya.

Seiring berjalannya waktu, candi tidak hanya dibangun oleh para penganut agama Hindu, tetapi juga dibangun oleh para penganut agama Buddha.

Umat Hindu dan Buddha memiliki perbedaan tujuan terhadap pembangunan candi. Bagi umat Buddha, candi dibangun sebagai tempat pemujaan para dewa dan dihubungkan dengan kemuliaan Buddha. Sementara itu, bagi umat Hindu, candi difungsikan sebagai tempat tiruan para dewa (tempat dewa berada). Karena itulah terdapat perbedaan bentuk bangunan antara candi Hindu dan candi Buddha.

Berdasarkan dari agamanya, yakni Hindu dan Buddha. Candi Hindu di antaranya adalah Candi Prambanan, Candi Gebang, Candi Dieng, Candi Gedong Songo, Candi Panataran, Candi Cengkuang, dan lain sebagainya. Sementara candi Buddha seperti Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Plaosan, Candi Banyunibo, Candi Sumberawan, Candi Jabung, Candi Muara Takus, Candi Biaro Bahal, dan lainnya.

Fungsi candi pada masa lalu

Secara garis besar, pada masa lalu, fungsi utama candi adalah sebagai tempat ibadah dan pemujaan. Juga sebagai pusat pendidikan spiritual dan tempat pendharmaan raja atau tokoh penting setelah meninggal.

Candi juga berfungsi sebagai penyimpanan relik dan artefak suci, sekaligus media penyampaian cerita dan ajaran agama melalui relief dindingnya, sehingga menjadi pusat kebudayaan dan spiritual bagi masyarakat pada zamannya.

Fungsi candi pada masa kini

Secara umum, fungsi candi pada masa sekarang adalah sebagai pusat ibadah, wisata, dan edukasi.

1. candi sebagai pusat ibadah

Candi merupakan bangunan suci yang memiliki nilai-nilai religius bagi umat Hindu dan Buddha. Bagian candi bercorak Hindu dan Buddha umumnya sama, yakni terdiri dari kaki candi, tubuh, dan atap. Hanya saja, candi Hindu dan Buddha memiliki ciri khas masing-masing yang dapat diamati pada struktur bangunannya, kisah pada relief, arca, dan beberapa aspek lainnya.

Hingga kini, sejumlah candi di Indonesia masih difungsikan sebagai pusat ibadah umat Hindu dan Buddha, salah satunya Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.

Bagi umat Buddha, Candi Borobudur merupakan tempat suci yang sakral dan bernilai religius. Umat Buddha memanfaatkan Candi Borobudur untuk kegiatan keagamaan dan merayakan hari raya, seperti Waisak, Asadha, Khatina, dan Maghapuja. Bahkan perayaan Waisak di Candi Borobudur dihadiri juga oleh umat Buddha dari negara lain.

2. candi sebagai media edukasi

Pada zaman sekarang, candi digunakan sebagai media edukasi dan penelitian. Penelitian pada situs candi dapat mengungkap kehidupan pada masa lalu. Sebagai media edukasi, simbol-simbol maupun struktur candi tersirat nilai-nilai kehidupan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

Bangunan candi juga menyimpan nilai edukasi tinggi yang dapat digali dan dianalisis dari beragam rumpun ilmu, baik ilmu sejarah, agama, antropologi, seni, budaya, sosial, hingga matematika.

3. candi sebagai tempat wisata

Candi yang dibangun pada masa kerajaan memiliki nilai estetika dan seni yang tinggi. Aspek tersebut menarik untuk dipelajari dan dinikmati keindahannya. Oleh karena itu, saat ini banyak candi yang telah dipugar dan dilestarikan untuk tujuan wisata.

Tidak hanya umat Buddha dan Hindu, masyarakat dari berbagai latar belakang agama kerap memilih candi sebagai tujuan wisata. Fungsi Candi Prambanan pada masa sekarang misalnya, memiliki nilai jual tinggi sebagai destinasi wisata sejarah maupun religi.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.