Dapodik menyediakan data yang akurat dan mutakhir sebagai dasar perencanaan, sementara dana BOSP menjadi instrumen pendanaan strategis
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat mengatakan transparansi dana bantuan operasional satuan pendidikan (BOSP) dan validitas Data Pokok Pendidikan (Dapodik) menjadi fondasi bagi pendidikan bermutu.
Oleh karena itu, pihaknya melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) Kemendikdasmen menggelar Sosialisasi Kebijakan Dana BOSP dan Dapodik Tahun 2025.
“Dana BOSP adalah instrumen strategis untuk memastikan sekolah tetap dapat beroperasi dengan dukungan biaya operasional yang adil, transparan, dan merata. Sedangkan Dapodik menjadi tulang punggung data pendidikan agar setiap kebijakan berbasis data yang akurat,” ujar Wamendikdasmen Atip di Jakarta pada Kamis.
Ia juga menyampaikan sejumlah program prioritas Kemendikdasmen yang sedang berjalan, diantaranya ialah revitalisasi sekolah yang mana lebih dari 13.000 satuan pendidikan telah direvitalisasi dengan anggaran Rp16,9 triliun di 552 pemerintah daerah, 4.818 kecamatan, dan 9.183 desa.
Program ini, lanjutnya, tidak hanya membangun sarana fisik, namun juga memperkuat kurikulum, kompetensi guru, serta hubungan sekolah dengan masyarakat.
Selanjutnya, program prioritas lainnya ialah digitalisasi pendidikan yang menyasar sekitar 300 ribu satuan pendidikan untuk mendapatkan dukungan digitalisasi pembelajaran guna memperkuat literasi dan numerasi dengan memanfaatkan teknologi digital.
Adapun dana BOSP sebagai dana yang strategis, hadir untuk menjaga eksistensi sekolah dengan pemberian biaya operasional sehingga validitas Dapodik memainkan peran penting dalam memastikan setiap anak dan setiap sekolah tercatat, terdata dan terlayani.
“Di tengah dinamika sosial dan tantangan zaman, sekolah harus menjadi ruang aman bagi anak-anak. Saya berpesan kepada dinas pendidikan agar melindungi peserta didik dari provokasi, disinformasi, dan pengaruh negatif, baik dari jalanan maupun dari derasnya arus digital,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen Kemendikdasmen Gogot Suharwoto menyampaikan Dapodik dan dana BOSP ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
“Dapodik menyediakan data yang akurat dan mutakhir sebagai dasar perencanaan, sementara dana BOSP menjadi instrumen pendanaan strategis yang memastikan setiap anak Indonesia mendapat layanan pendidikan tanpa terkecuali,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kualitas data Dapodik saat ini berada pada tingkat yang cukup baik, dengan nilai kelengkapan 88,6, validitas 77,8, dan mutakhir 87,7.
Namun demikian, perbaikan terus diperlukan untuk menjaga konsistensi, ketepatan dan pemutakhiran data.
“Adapun tantangan besar Dapodik adalah menjaga kualitas data yang konsisten dan tepat waktu, agar benar-benar menjadi dasar kebijakan pendidikan yang akurat,” katanya.