Bergelut di Dunia Hiburan Malam, Vicky Nitinegoro: Dunia Malam Banyak Hal yang Negatif
Christine Tesalonika September 17, 2025 05:34 PM

Grid.ID - Aktor sekaligus DJ, Vicky Nitinegoro, kembali membuka cerita tentang kehidupannya di dunia hiburan malam. Ditemui di kawasan GBK, Senayan, Jakarta Pusat, pada Senin (15/9/2025) malam, Vicky berbagi pengalaman sekaligus pandangannya mengenai dunia yang kerap dipandang glamor namun juga penuh tantangan itu.

Meski sempat vakum, Vicky kini kembali menekuni profesinya sebagai DJ meski dengan intensitas terbatas.

"DJ masih, kemarin sempat istirahat dulu, sekarang ya mulai lagi dikit-dikit, tapi masih membatasi lah," ujar Vicky Nitinegoro di kawasan GBK, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (15/9/2025) malam.

Bagi Vicky, musik bukan sekadar pekerjaan yang memberi penghasilan. Ada hal yang lebih dalam, yaitu soal kebahagiaan batin.

Tawaran tampil sebagai bintang tamu sebenarnya tidak pernah surut, namun Vicky mengaku kini lebih selektif dalam memilih pekerjaan.

"Nggak juga sih, kebetulan tawaran-tawaran bintang tamu masih ada cuma gue lebih ke, kalau ambil kerjaan itu gue harus pentingkan hati. Kalau hati gue senang, kerjanya happy ya udah nominal belakangan, yang opening syutingnya dulu, kalau misalkan senang kan, ya duit bisa dicari lah, rezeki nggak ke mana," ungkapnya.

Prinsip tersebut menjadi pegangan Vicky dalam menjalani profesinya sebagai DJ. Baginya, ketika musik dimainkan dengan hati, penonton pun bisa merasakan energi yang sama.

Meski terlihat glamor, dunia malam selalu memiliki sisi gelap. Interaksi dengan banyak orang, godaan, hingga potensi fitnah kerap menyelimuti kehidupan para DJ dan pelaku hiburan malam. Vicky sendiri mengaku sudah cukup kenyang dengan cerita-cerita unik bahkan absurd yang sering ia dengar maupun alami langsung.

"Kalo DJ emang kerja berhubungan dengan orang banyak. Kalau lu mainin lagu yang mereka suka, mereka pasti happy dan pengin kenal. Pinter-pinter kita aja sih, apalagi dunia malam kan banyak hal yang negatif. Jadi kembali ke pribadinya," ungkapnya.

"Iya itu udah parah pasti. Ada juga, banyak cerita bahkan yang kadang-kadang 'ih kok bisa gini ye', tapi ya begitu lah kehidupan malam kalau kita nggak pinter-pinter ya bahaya," ujarnya.

Tidak jarang, Vicky menghadapi stigma hingga fitnah yang menempel hanya karena identitasnya sebagai DJ.

"Sering (kena fitnah) tapi gue nggak nanggepin lah," ungkap Vicky.

Bagi Vicky, kunci untuk bertahan di dunia malam adalah mampu menjaga batasan. Ia menegaskan bahwa dirinya datang ke klub hanya untuk bekerja. Ketika tidak ada jadwal manggung, ia memilih untuk tidak datang.

Sikap ini menjadi bentuk kontrol diri sekaligus cara menjaga profesionalisme di tengah stigma yang kerap melekat pada dunia malam. Vicky juga menepis anggapan bahwa praktik “bungkus-membungkus” hanya identik dengan DJ atau talent hiburan malam. Menurutnya, perilaku tersebut bisa datang dari siapa saja, termasuk para pengunjung.

"Bungkus membungkus mah nggak usah DJ nya, nggak usah si talent di hiburan malam ye, pendatangnya juga," ujarnya.

"Jadi kembali ke kita sih. Kalau gue sih datang ke klub kalo ada kerjaan, kalo nggak ada kerjaan gue nggak akan datang. Jarang banget. Gue kalau ke klub gue pengin bener-bener dengerin lagunya, DJ nya bukan tujuan lain," sambungnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.