"Begitu banyak referensi di negeri tercinta ini untuk saya create menjadi sosok Alim," ujar Agus Kuncoro.

"Banyak banget, jadi bahkan kadang-kadang saya harus memilah-milah mana yang paling enak untuk dimainkan," lanjutnya.

Dalam film tersebut, karakter Alim Budiman digambarkan sebagai pejabat yang licik dan kerap menggunakan topeng kebaikan untuk menutupi perbuatan jahatnya. Salah satu adegan menyorot bagaimana Alim mengenakan baju koko dan peci saat di pengadilan untuk menarik simpati.

"Kan topengnya baik-baik. Jadi Alim, namanya kan sesuai, baik-baik, namanya Alim Budiman," seloroh Agus.

Lebih lanjut, aktor 53 tahun itu juga menyampaikan pandangannya mengenai isu korupsi yang diangkat dalam film. Menurutnya, praktik korupsi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan telah menyebar ke berbagai lapisan masyarakat.

"Indonesia sudah merdeka 80 tahun, cuman dari 10 tahun terakhir bukannya berkurang koruptor, tapi semakin luar biasa," ungkapnya.

"Sudah tidak lagi di bagian-bagian atas, tapi sudah sampai ke pelosok-pelosok. Apa juga dikorupsi, itu kan sudah sangat-sangat mengerikan," sambung Agus.

Film Jembatan Shiratal Mustaqim sendiri, menurut sang produser, Dheeraj Kalwani, memang sengaja dibuat untuk mengangkat isu sosial tersebut. Karya ini tidak hanya bertujuan menyajikan visual yang seram, tetapi juga membicarakan korupsi sebagai dosa sosial yang besar.

"Korupsi adalah dosa besar, dosa sosial, di mana mereka merampas hak-hak rakyat," ujar Dheeraj.