Puji Kebersihan SPPG Di Surabaya, Reni Astuti Menilai MBG Perbaiki Kualitas Belajar Anak di Sekolah
Deddy Humana October 14, 2025 08:33 PM


SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah dijalankan Pemerintah Pusat dinilai memiliki sejumlah manfaat. Selain memperbaiki gizi siswa, program tersebut dinilai berdampak pada kualitas belajar.

Anggota DPR RI Reni Astuti menilai proses penyalurannya pun tidak mengganggu proses pembelajaran. Justru sebaliknya, program ini dapat memberikan stimulus positif bagi siswa maupun guru.

Menurutnya, siswa dengan gizi yang tercukupi akan menjadi lebih aktif dan fokus di kelas, yang dampaknya mempermudah tugas guru dalam mengajar. 

“Program MBG ini sangat strategis dan mendukung penuh proses pembelajaran di sekolah,” kata Reni ketika meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Nikmat Barokah di Jalan Wisma Kedung Asem Indah Blok HH-10, Rungkut Surabaya, Selasa (14/10/2025).

"Kami di Komisi X DPR RI berharap dengan adanya MBG, maka proses pembelajaran bisa berjalan semakin baik. Siswa tidak mudah sakit, tetap sehat, dan kebutuhan gizinya terpenuhi,” jelas Reni.

Menurutnya, siswa dengan gizi yang tercukupi akan menjadi lebih aktif dan fokus di kelas sehingga mempermudah tugas guru dalam mengajar. “Adanya program MBG ini sangat strategis dan mendukung penuh proses pembelajaran di sekolah,” kata politisi PKS ini.

Di SPPG tersebut, Reni menyempatkan melihat proses produksi MBG. Melihat kualitas pengelolaan yang baik ini, Reni optimistis program MBG akan terlaksana sesuai dengan tujuannya.

“Secara substansial, program ini luar biasa. Selain memenuhi gizi anak, program MBG juga membuka lapangan pekerjaan, memutar produktivitas pangan di dalam negeri, dan akhirnya manfaat gizinya dirasakan langsung anak-anak kita,” ujar Reni.

Reni mengapresiasi pengelolaan SPPG yang memproduksi hingga 3.960 paket makanan siap saji setiap harinya. Ia secara khusus menyoroti aspek kebersihan dan standar operasional yang diterapkan.

“Saya mengamati, mengolah makanan sebanyak ini setiap hari tetapi di lokasi sama sekali tidak tercium bau sampah. Tempatnya sangat bersih, SOP jelas dan pembagian ruangannya rinci,” puji Reni.

Anggota dewan dari Dapil Jatim I (Surabaya-Sidoarjo) ini juga menyoroti detail proses penyimpanan bahan baku hingga alat penyajian yang ketat. "Bahkan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) juga tersedia,” paparnya.

Terkait insiden keracunan di tempat lain, ia mengapresiasi langkah pemerintah yang segera menutup SPPG bermasalah sebagai langkah yang tepat. Ke depan Reni menyarankan agar Badan Gizi Nasional (BGN) mencari SPPG yang dapat dijadikan model percontohan nasional.

“Saya kira, SPPG Nikmat Barokah ini bisa dijadikan model. Sehingga SPPG-SPPG yang akan didirikan di tempat lain punya rujukan nyata, tidak hanya sekadar teori SOP di atas kertas,” tegasnya.

SPPG Nikmat Barokah mendistribusikan sebanyak 3.960 paket makanan untuk 9 sekolah, mulai TK, SD, SMP, hingga SMA sederajat di wilayah terdekat.

Untuk mendukung operasional yang masif ini, SPPG ini mempekerjakan 50 warga setempat yang memiliki keahlian. Mereka bekerja selama 8 jam tanpa shift di dapur yang memiliki luas 450 meter persegi itu. *****

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.