TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Bibit Haryadi (54) warga Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar menangis saat mengevakuasi 14 anak yang sedang mengaji saat rumah joglo tiba-tiba ambruk akibat diterpa angin kencang.
Rumah Bibit Haryadi berada di samping rumah johlo tersebut.
Saat kejadian, Bibit Haryadi berada di teras rumah.
“Saat itu hujan deras, saya ada di teras rumah, mau berangkat sholat isya di masjid,” ujarnya.
Namun Sabtu ( 18/10/2025) pukul 18.40 WIB, tiba-tiba ada angin kencang.
Ia melihat atap kamar mandi yang berada di samping rumahnya terbang tertiup angin.
“Atap kamar mandi (galvalum) terbang tertiup angin,” ujarnya.
Setelah itu, rumah joglo yang digunakan anak-anak mengaji langsung ambruk.
Ia mendengar suara anak-anak menjerit ketakutan.
“Suara kencang banget, saya langsung lari, anak-anak itu teriak,” ujarnya.
Bibit lantas berteriak agar warga sekitar ikut menolong.
“Warga langsung keluar rumah hujan-hujan, karena memang semua tahu anak-anak di situ masih mengaji,” terangnya.
Saat mengevakuasi, Bibit mengaku menangis ketakutan.
“Saya panik, saya takut kalau anak-anak itu terluka,” ujarnya.
Bibit mengatakan saat atap joglo dan tiang-tiang kayu itu roboh, masih ada penyangga berupa almari kayu.
“Untung masih ada almari kayu, jadi bisa menyangga atap, kalau enggak, atap udah rata sama tanah, anak-anak lukanya pasti parah, kan genteng dan kayu itu berat,” terangnya.
Diketahui, 14 orang mengalami luka setelah bangunan Joglo ambruk di Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Bangunan Joglo itu biasa digunakan anak-anak untuk mengaji.
14 orang yang mengalami luka tersebut merupakan santri dan ustadz.
Joglo berukuran 8 meter kali 10 meter itu ambruk akibat angin kencang yang melanda pada Sabtu (18/10/2025) pukul 18.40 WIB.
Hingga saat ini, masih ada 5 orang yang dirawat di Rumah Sakit dr.Oen Solo.
2 korban diantaranya harus dioperasi karena ada pendarahan di otak akibat tertimpa reruntuhan bangunan. (waw)