Spektrum Pendidikan Cafe (1)
Asep Abdurrohman October 27, 2025 03:00 PM
Anak muda di Indonesia, kini punya banyak tempat nongkrong. Salah satunya cafe. Cafe adalah tempat yang menyediakan makanan dan minuman dalam kondisi nyaman dan sudah berkembang menjadi bukan sekadar cafe.
Cafe salah satu tempat yang nyaman bagi kaum muda. Begitu datang ke cafe, disambut oleh tukang parkir dengan senyum. Parkirnya di tempatkan di lokasi yang teduh dan nyaman. Maklum, yang mengelola parkirnya masih anak muda. Pengunjungnya pun kebetulan anak muda milenial.
Anak muda tahu betul keinginan tamu anak muda yang berkunjung ke cafe. Tidak hanya anak muda memang, orang tua pun jika mencari parkir pasti di lokasi yang aman dan nyaman. Senyuman dan pelayanan kepada tamu dengan ramah dan mencarikan lokasi yang teduh adalah mendidik pendatang agar berbuat baik kepada siapa pun.
Tidak hanya sedang menjalankan bisnis saja, namun dalam pergaulan sehari-hari pun, idealnya begitu. Misalnya, ada tamu yang berkunjung ke rumah. Tuan rumah yang mendidik adalah tuan rumah yang tahu betul tempat parkir yang aman dan nyaman.
Bukan hanya aman dan nyaman, namun kendaraan yang diparkir jauh dari hal yang membuat kendaraan jadi cepat rusak. Apalagi ini berkunjung dalam rangka untuk membeli makanan dan minuman di cafe.
Maka tidak ada salahnya dilayani dengan sebaik mungkin. Pelayanan yang baik itu, pada dasarnya sedang mendidik diri agar menjadi pribadi yang baik. Di luar sana, kebiasaan yang tidak baik akan terbawa ke dalam kehidupan sehari-hari.
Apalagi pelayanan baik yang dijalankan ketika kerja selama bertahun-tahun, akan terbawa ke dalam perilaku sehari-hari. Ini belum disambut oleh pelayan lapis kedua di area cafe. Saat masuk, langsung ditanya “berapa orang kak? Mau duduk di mana, nanti aku bawakan menunya ke meja Kakak.”
Pertanyaan itu secara psikologi mampu memanusiakan manusia. Berbeda misalnya, saat masuk area cafe tidak ada yang bertanya dan tidak ada yang menyapa, pasti pengunjung akan kecewa, bahkan balik kanan alias pulang kembali.
Setelah masuk ke dalam cafe, di sana sudah sambut oleh penataan kursi yang berjejer rapi. Di depan jejeran banyak pepohonan yang membuat suasana teduh dan nyaman. Belum lagi semilir angin menyibak laptop dan tas, semakin menambah syahdu dan betah pengunjung.
Kursi yang berjejer itu, laksana ruang kelas yang dikelola oleh guru profesional. Di belakangnya ada sambungan listrik untuk mencharge HP atau laptop. Rapinya kursi yang bervariasi, mengingatkan pengunjung pentingnya menjaga kerapian diri.
Baik kerapian ucapan, pakaian, dan terutama sikapnya yang rapi. Ucapan yang rapi, tidak sembarang berucap. Ketika akan berkata-kata, agar rapi diperhitungkan dulu. Apakah kata yang akan diucapkan itu akan berdampak positif atau negatif?
Jika berdampak positif, bisa langsung diteruskan. Sebaliknya, jika berdampak negatif, lebih baik diurungkan alias tidak jadi diucapkan. Itu baru ucapan yang rapi. Belum lagi pelayanan cafe, berpakaian rapi dan mengenakan seragam.
Itu memberikan pelajaran bahwa rapi itu tidak sekadar enak dipandang, tapi mendidik jiwa agar sikap dan perilakunya rapi, tidak urak-urakan.
Setelah pesan makanan, terlihat pot bunga berjejer dengan rapi. Setiap sudut ruangan indoor dan outdor diberikan hiasan pot bunga. Model potnya pun bervariasi. Ada yang berwarna coklat, putih, sawo matang dan hijau bambu.
Bunga dan pepohonan yang besar itu, memberikan aura kesejukan kepada orang yang melihatnya. Bayangkan, jika aura yang menyejukkan itu adalah manusia, maka orang yang mendekat pastinya betah berlama-lama.
Begitu pun pepohonan yang rindang tidak hanya sejuk meneduhkan, namun oksigen yang mengalir di balik pohon itu mampu menembus ke dalam jiwa yang sunyi. Ini mendorong yang merasakannya ikut hanyut mengurai masalah kehidupan pengunjung, yang secara perlahan-lahan berjatuhan seiring angin bertiup sepoy-sepoy.
Embusan angin menyibak pepohonan, jelas terlihat di balik ruangan berkaca. Pepohonan bergoyang-goyang, seolah-olah melambaikan tangan kepada para pengunjung. Pengunjung pun tergoda sambil menampakkan aura gembira.
Serasa seperti berdialog dengan alam yang sedang memberikan angin segarnya. Manusia itu, tidak boleh lupa bahwa memberikan senyuman dan aura kegembiraan adalah bagian dari ibadah, seperti ibadahnya alam memberi tempat ternyaman dan terindah kepada manusia. Semoga bermanfaat.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.