Eks PM Bangladesh Sheikh Hasina Divonis Mati atas Kasus Demo 2024
kumparanNEWS November 17, 2025 06:41 PM
Eks Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina divonis mati oleh pengadilan pada Senin (17/11). Ia dinyatakan bersalah karena memerintahkan aparat melakukan tindakan kekerasan pada demo tahun 2024 lalu.
Demo tersebut menyebabkan kekuasaan Hasina di Bangladesh tergusur. Hasina kemudian kabur ke India dan diadili secara absentia.
Merespons putusan pengadilan, partai pendukung Hasina, Liga Awami, mengkhawatirkan vonis itu akan memicu kerusuhan berdarah di Bangladesh.
Sehari sebelum vonis, sebanyak 30 bom rakitan dilaporkan meledak di berbagai titik di Ibu Kota Dhaka.
Perbesar
Warga merayakan setelah pemerintah sementara secara resmi melarang semua kegiatan Liga Awami Bangladesh di Dhaka, Bangladesh, Sabtu (10/5/2025). Foto: MUNIR UZ ZAMAN / AFP
Dalam sidang, Hasina didakwa dengan pasal kejahatan terhadap kemanusiaan yang menjadi dasar vonis mati tersebut. Pasal itu dijatuhkan lantaran demo besar di Bangladesh tahun lalu menewaskan sejumlah pengunjuk rasa.
Sesaat setelah vonis dijatuhkan, sorakan riuh dan tepuk tangan terdengar di ruang sidang. Hasina diizinkan mengajukan banding atas vonis itu ke Mahkamah Agung.
Putra Hasina, Sajeeb Wazed, menyatakan mereka tidak akan mengajukan banding sampai pemerintahan demokratis di Bangladesh terbentuk. Rencananya pemilu Bangladesh akan digelar awal Februari 2026.
Perbesar
Asap mengepul dari api yang dinyalakan di jalan selama protes mahasiswa yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di Dhaka, Bangladesh, Minggu (5/8/2024). Foto: Mohammad Ponir Hossain/ REUTERS
Tanggapan Hasina
Merespons putusan tersebut, Hasina mengatakan vonis itu berasal dari pengadilan curang yang dibentuk oleh pemerintahan tanpa mandat demokratis.
“Mereka bias dan bermotivasi politik,” ujarnya dalam pernyataan melalui surel yang dikirim ke berbagai media segera setelah putusan, seperti dikutip dari Reuters.
“Dalam seruan mereka yang tidak menyenangkan untuk hukuman mati, mereka mengungkapkan niat yang kurang ajar dan mematikan yang berasal dari tokoh-tokoh ekstremis dalam pemerintahan sementara untuk menyingkirkan perdana menteri terpilih terakhir Bangladesh, dan untuk melumpuhkan Liga Awami sebagai kekuatan politik,” ujarnya.