Menu MBG Dikeluhkan Karena Berbau, SPPG Kudus Diminta Perketat SOP
M Zainal Arifin November 20, 2025 10:30 PM

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Baru-baru ini tersiar kabar adanya menu makan bergizi gratis (MBG) di salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Kudus yang diduga mengandung bakteri.

Dugaan tersebut dilontarkan peratama kali oleh orangtua siswa yang menaruh curiga pada kondisi roti menu kering yang dibawa pulang.

Salah seorang wali murid mendapati potongan roti yang dibawa anaknya tidak seperti roti pada umumnya.

Sebelum mengecek roti itu, orangtua siswa tersebut mendapatkan curhat dari anaknya tentang roti jatah MBG rasanya tidak enak.

Cenderung seperti makanan basi, sehingga tidak dihabiskan dan sisanya dibawa pulang.

Dia lantas memastikan cerita anaknya dengan mengecek kondisi sisa roti yang dibawa pulang sang anak.

Warna gelap relatif hijau seperti menjamur dan bau tak sedap menambah kecurigaan bahwa roti tersebut dinilai tak layak untuk dikonsumsi.

Dia juga mengaku sudah mencicipi roti tersebut dengan rasa kurang enak cenderung pahit.

Atas dasar itu, wali murid tersebut berusaha menanyakan hal tersebut ke pihak SPPG melalui sekolah sang anak.

Namun, jawaban yang diberikan tak membuatnya puas, lantas sisa roti itu dibawa langsung di hari yang sama ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus agar bisa dicek laboratorium di Labkesda.

Orangtua siswa tersebut khawatir jika kondisi makanan MBG yang dinilai tidak layak justru dibiarkan, nantinya program MBG yang sejatinya mendukung tumbuh kembang anak, bisa berbalik mengancam kesehatan anak-anak.

Karena itu, dia pun meminta bantuan Dinas Kesehatan untuk mengecek bagaimana kondisi roti tersebut apakah terpapar bakteri, dan apakah layak atau tidak layak untuk dikonsumsi berdasarkan hasil pemeriksaan secara medis.

Roti menu kering MBG yang dipersoalkan orangtua siswa diberikan pada 4 November sebagai menu untuk 5 November di salah satu SPPG.

Jika hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan bahwa roti tersebut dalam kondisi tidak layak konsumsi, orangtua siswa berharap ke depannya SPPG lebih teliti lagi dalam mencari bahan baku atau mencari mitra UMKM yang digandeng.

Pilihlah UMKM yang berkomitmen bekerja secara profesional dan dapat dipercaya berdasarkan hasil kinerjanya.

SPPG sebagai penyedia menu-menu MBG diharapkan selalu terbuka dengan kritikan, masukan, dan saran dari masyarakat terkait menu-menu MBG.

Sebagai upaya menjaga kelangsungan kesehatan anak-anak yang menjadi penerima manfaat program MBG.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kudus, Nuryanto menerangkan, hasil dari pemeriksaan laboratorium memastikan bahwa kadar bakteri yang ditemukan masih dalam batas aman. Sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Dinas Kesehatan mengimbau kepada SPPG agar menggandeng UMKM yang lebih siap, aman dan terjamin kualitas produknya.

Koordinator Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) se-Kabupaten Kudus, Febria Setyaningrum menambahkan, atas persoalan tersebut sudah ada koordinasi antara Dinas Kesehatan, SPPG bersangkutan, dan orangtua siswa.

Dinas Kesehatan juga sudah mengecek kondisi SPPG terkait dan sudah ditindaklanjuti.

Sebagai koordinator wilayah, Febria menyarankan kepada SPPG ke depannya lebih memilih bahan atau makanan yang lebih bisa dipertanggungjawabkan ketahanannya.

Lebih teliti lagi dalam menjalin kerjasama terkait pemilihan UMKM. Serta lebih baik meningkatkan SOP di dalam dapur SPPG.

"Kami bukan menolak adanya masukan dari penerima manfaat, kami tetap menerima masukan, evaluasi dan kritikan untuk evaluasi SPPG ke depan. Bukan anti kritik, justru harus terbuka dengan segala masukan yang ada," tegasnya.

Saat ini di Kabupaten Kudus sudah ada 39 SPPG yang sudah beroperasional. Sebanyak 26 SPPG dalam tahap proses persiapan operasional. Targetnya nanti ada 106 SPPG dibangun di Kabupaten Kudus setelah ada penambahan dari BGN. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.