Mario Lemos Bongkar Kondisi Internal Persijap Jepara: Pemain Belum Siap di Super League
deni setiawan November 20, 2025 10:30 PM

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Kekalahan Persijap Jepara dari Semen Padang FC kembali menyisakan evaluasi serius bagi Laskar Kalinyamat. 

Dalam laga pekan ke 13 Super League 2025 - 2026 di Stadion Gelora Bumi Kartini, Persijap kalah 1-2. 

Pelatih Persijap Jepara, Mario Lemos menilai, kartu merah yang diterima timnya di awal pertandingan menjadi faktor besar yang membuat mereka kembali kehilangan poin di kandang sendiri, Kamis (20/11/2025).

Sejak menit-menit awal babak pertama, Persijap harus bermain dengan 10 pemain. 

Situasi itu, menurut Lemos, membuat timnya seperti kehilangan peluang untuk memenangkan pertandingan.

“Seperti yang sudah kami bicarakan, ketika kami dapat kartu merah di menit yang belum terlalu jauh berjalan, itu sangat sulit buat kami."

"Kami seperti tidak punya peluang untuk menang,” kata Mario Lemos, Kamis (20/11/2025)

Pemain Belum Siap Bersaing

Pelatih asal Portugal itu bahkan blak-blakan jika sebagian pemain belum siap untuk berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Tanah Air ini.

Hal itu yang menyebabkan kesalahan-kesalahan mendasar terus muncul di setiap pertandingan.

Dia tidak menampik bahwa kondisi Persijap Jepara saat ini memang belum berada dalam performa terbaiknya di Liga 1.

“Jujur, kami bukan tim yang bagus juga di Liga 1. Ditambah lagi kami harus bermain dengan 10 orang, itu semakin sulit,” tegasnya.

Lemos mengungkapkan bahwa sebelum pertandingan, dia sudah menekankan kepada para pemain agar tidak bereaksi berlebihan dan menghindari permainan emosional yang berpotensi memicu kartu.

“Sebelum pertandingan saya sudah berbicara dengan para pemain untuk tidak bereaksi berlebihan, tidak emosional, untuk menghindari kartu."

"Tapi itu kembali terjadi sehinggal hasilnya hari ini agak sulit,” ujarnya.

PERSIJAP - Persijap Jepara saat menghadapi Semen Padang Fc di Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) Kabupaten Jepara.
PERSIJAP - Persijap Jepara saat menghadapi Semen Padang Fc di Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) Kabupaten Jepara. (TRIBUNJATENG/TITO ISNA UTAMA.)

Kritik Kualitas Individu

Di sisi lain, Mario Lemos juga menegaskan bahwa masalah sebenarnya tidak hanya soal kartu merah, melainkan kualitas individu pemain yang belum memadai.

“Masalah sebenarnya salah satunya adalah kualitas. Kami tidak bisa memaksakan pemain untuk naik ke level yang berbeda,,” katanya, Kamis (20/11/2025).

Lemos justru kasihan terhadap beberapa pemain yang sebetulnya belum siap tampil di level liga profesional, tetapi harus dipaksa beradaptasi cepat demi kebutuhan tim.

“Berat untuk mereka. Kami kasihan karena harus memaksa mereka naik level. Padahal beberapa dari mereka belum bisa di level ini,” jelasnya.

Terlebih, ketika tim hanya memainkan 10 pemain. Hal itu menjadi tantangan berat dan kondisi semakin sulit ketika kualitas yang masih berkembang harus berduel dengan lawan yang lebih matang.

Mario Lemos menilai perbedaan kualitas antar tim sangat terlihat pada efektivitas penyelesaian akhir. 

Semen Padang hanya memiliki dua tembakan tepat sasaran, namun semuanya berbuah gol. 

Sementara Persijap menciptakan banyak peluang, tetapi tidak satu pun yang dapat dikonversi menjadi gol tambahan.

Evaluasi ini menunjukkan bahwa Persijap Jepara tidak hanya menghadapi problem kedisiplinan dan mental, tetapi juga masalah fundamental dalam kualitas. 

Pemain Akui Dua Faktor

Sementara itu, pemain Persijap Jepara, Carlos Henrique Franca Freires menilai, kekalahan ini disebabkan oleh dua faktor utama. Yakni banyaknya kesalahan individu dan kartu merah yang merugikan tim.

“Terlalu banyak kesalahan individu dari pemain, ditambah kartu merah."

"Pertandingan hari ini sangat sulit karena dua hal itu,” ujar Franca.

Dia kecewa karena Persijap kembali gagal mempertahankan poin di kandang sendiri.

“Jadi kami harus kehilangan poin lagi di kandang,” tambahnya.

Persijap Jepara kini tercatat mengalami tujuh kekalahan beruntun. Ini sebuah tren yang menjadi sorotan dan tantangan besar bagi tim untuk segera bangkit pada laga berikutnya. 

Banyaknya kesalahan individu, buruknya penyelesaian akhir, dan ketidaksiapan pemain tampil di level tinggi menjadi pekerjaan besar bagi tim.

Kekalahan ini memperpanjang catatan negatif Persijap yang telah mengalami tujuh kekalahan beruntun. 

Ke depan, Persijap dituntut melakukan pembenahan serius jika ingin keluar dari tren buruk dan kembali bersaing di kompetisi. (*/Tito Isna Utama)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.