Sejarah Pertanian Indonesia dari Tradisional hingga Modern
Hendro Ari Gunawan November 24, 2025 11:20 PM
Sejarah pertanian di Indonesia melewati perjalanan panjang dengan berbagai fase penting. Pada masa awal, aktivitas bercocok tanam masih sangat bergantung pada kondisi alam. Namun seiring perkembangan zaman, pertanian mulai mengalami perubahan signifikan menuju sistem yang lebih modern. Simak pembahasan lengkap berikut mengenai perkembangan pertanian Indonesia dari masa prasejarah hingga era modern.
1. Pertanian Tradisional Masyarakat Prasejarah
Layaknya banyak wilayah lain di dunia, masyarakat awal memulai kehidupannya dengan pola berburu, menangkap hewan, mengumpulkan makanan, hingga akhirnya mencoba memproduksi pangan melalui sistem perladangan berpindah.
Seiring waktu, pola perladangan berpindah tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari karena keterbatasan sumber daya. Manusia kemudian mulai membudidayakan tanaman semusim, memelihara hewan ternak, serta mengelola sumber daya air untuk ikan. Pada tahap ini, hasil pertanian sangat bergantung pada kondisi alam seperti curah hujan, tingkat kesuburan tanah, dan jenis varietas tanaman yang tersedia.
2. Pertanian Zaman Kolonialis
Awal perkembangan sejarah pertanian pada masa kolonial dapat ditelusuri sejak kedatangan bangsa Eropa yang membawa teknologi penanaman padi dan sistem perladangan ke Nusantara. Selanjutnya, fase kolonial dibagi dalam beberapa periode seperti era VOC, era sewa tanah, tanam paksa, liberalisme, hingga masa perang.
Setiap periode menunjukkan kondisi petani yang berbeda, tetapi semuanya memiliki kesamaan yaitu pertanian dikelola untuk mengeruk keuntungan bagi penjajah. Metode, komoditas, serta kebijakan pertanian pun berubah-ubah mengikuti kebutuhan ekonomi kolonial.
3. Pertanian Era Masa Kemerdekaan
Setelah proklamasi kemerdekaan, kebijakan pertanian Indonesia memasuki dua era utama, yaitu Orde Lama, Orde Baru, dan kemudian berlanjut ke masa Reformasi.
Dalam buku Dasar Agronomi karya Dwika Karina Wardani dkk, pada Orde Lama pemerintah fokus membangun perguruan tinggi pertanian demi mencetak tenaga ahli. Program Bimbingan Masal (Bimas), Intensifikasi Khusus (Insus), dan Panca Usaha Pertanian diluncurkan pemerintah. Program-program ini dinilai berhasil meningkatkan produksi pertanian yang dikenal sebagai Revolusi Hijau.
Pada era Orde Baru, fokus pembangunan pertanian diarahkan pada pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri melalui kebijakan Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun). Pada masa ini, pemerintah mendorong penggunaan teknologi baru seperti pengendalian hama, peningkatan kualitas bibit, dan pengembangan sistem irigasi. Selain padi, sawah mulai digunakan untuk menanam komoditas hortikultura. Reboisasi dan terasering juga dikembangkan untuk menjaga kelestarian lahan.
4. Pertanian Era Reformasi hingga Era Modern
Memasuki era Reformasi, pola pembangunan pertanian semakin beragam dan terbuka. Proses panen yang sebelumnya dilakukan secara manual mulai dibantu dengan mesin pertanian.
Dalam buku Teknik Produksi Tanaman Pangan Utama oleh Enceng Sobari, salah satu kebijakan populer pada masa ini adalah SRI (System of Rice Intensification) yang menekankan penggunaan air lebih sedikit untuk memaksimalkan hasil panen padi.
Di era modern, pertanian mengalami spesialisasi yang semakin jelas seiring pesatnya kemajuan teknologi industri dan transportasi. Komoditas pertanian dikelola dengan pendekatan lebih terfokus, dibantu oleh teknologi untuk memantau kondisi lahan dan cuaca.
Baca Juga: Sejarah Dwikora: Latar Belakang, Isi, Tujuan, dan Pelaksanaannya