Kisah Noor Rusma: Perjuangan 15 Tahun Mengabdi, Pernah Digaji Rp 400 Ribu hingga Sukses Menjadi ASN
raka f pujangga November 25, 2025 06:30 PM

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Menjalani profesi sebagai tenaga pendidik atau guru merupakan sebuah pilihan.

Demikian halnya yang dilakukan, Noor Rusma, warga Kelurahan Rowosari, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.

Perempuan 37 tahun tersebut sudah terjun ke dunia pendidikan sejak 2011 lalu.

Kala itu, usianya baru menginjak 22 tahun setelah merampungkan studi sarjana strata 1 di sebuah perguruan tinggi.

Baca juga: Bunga untuk Guru, Tradisi Manis Siswa SDN Ngaliyan 3 di Hari Guru Nasional

15 tahun sudah dia mengabdikan diri sebagai bagian dari tenaga pendidik untuk mencerdasakan generasi penerus bangsa.

Di momentum Hari Guru Nasional (HGN) yang diperingati setiap 25 November, menjadi momentum bagi Rusma dan para guru di Indonesia meningkatkan semangat sebagai tenaga pendidik profesional.

Kehadiran mereka menjadi ujung tombak majunya pendidikan Tanah Air di kancah internasional.

Sebuah harapan kecil dari lubuk hati Rusma untuk anak didik Indonesia menyongsong Indonesia Emas 2045 yang lebih cerah.

"Harapan dari kami para guru di Kabupaten Kudus, mari bersama didik anak-anak generasi bangsa dari hati terdalam kita. Jadilah teman untuk anak didik kita agar tercipta rasa saling sayang antara guru dengan anak didik," terangnya, Selasa (25/11/2025).

Noor Rusma merupakan salah satu sosok guru yang humble dan murah senyum yang dimiliki Kabupaten Kudus.

Dia merupakan guru seni budaya yang sudah mengantongi berbagai pengalaman mengajar di beberapa daerah.

Pada tahun pertama mengajar 2011 lalu, Rusma mulai terjun ke dunia pendidikan sebagai guru di SMP Gebog Kudus.

Saat itu, statusnya masih menjadi guru adiwiyata dengan honor tak lebih dari Rp 400 ribu per bulan.

Setahun setelahnya, Rusma mencoba mengabdikan diri di salah satu sekolah internasional yang ada di Bali.

Segudang pengalaman didapatkan dari Bali untuk dibawa kembali menjadi tenaga pendidik di kampung halaman Kabupaten Kudus.

Di Kudus, Rusma kembali mengajar di salah satu sekolah swasta ternama yang ada di Kabupaten Kudus hingga 2019.

Dengan pengalaman mengajar 8 tahun lebih, dia mencoba keberuntungan dengan mengikuti seleksi CPNS di Kementerian Agama.

Perjuangannya untuk mendapatkan pengakuan sebagai pegawai negeri sipil dilihat, didengar, dan dikabulkan Allah SWT. Dalam rangka memperjuangkan diri sebagai bagian dari guru swasta agar lebih sejahtera.

Pada 2019, dia diterima sebagai PNS di Kementerian Agama.

Di tahun pertama sebagai guru PNS, dia diberi tugas mengajar di salah satu madrasah yang ada di Pekalongan.

Selanjutnya kembali ke Kabupaten Kudus untuk membangun pendidikan di Kabupaten Kudus bersama para tenaga pendidik di MTSN 2 Kudus.

"Alhamdulillah sekarang sudah lebih sejahtera. Fokus memajukan pendidikan dari Kabupaten Kudus hingga pendidikan di tingkat nasional," ujarnya.

Momentum Hari Guru Nasional 2025 di Kabupaten Kudus digelar dengan berbagai rangkaian kegiatan. Mulai dari fun game hingga pelatihan kependidikan bagi guru-guru semua jenjang pendidikan.

Puncaknya, HGN 2025 di Kota Kretek digelar dengan apel di Halamn Pendopo Kabupaten Kudus, disertai pemberian penghargaan pemerintah daerah kepada para guru.

Bupati Kudus, Sam'ani Intakoris menuturkan, guru agen pembelajaran dan pembangunan bangsa.

Kehadiran guru sebagai sosok figur inspiratif di lingkungan sekolah. Sekaligus sosok orangtua dan mentor anak-anak didik dalam suka dan duka.

"Teruslah berjuang untuk negeri dan masa depan bangsa dan negara. Guru hebat, Indonesia kuat, selamat hari guru nasional 2025," turturnya. (Sam)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.