BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Buka di setiap hari sebagai objek wisata pada umumnya, kawasan Ekowisata Hutan Meranti di Kabupaten Kotabaru juga memiliki suguhan pembeda bagi pengunjung. 

Hal unik tersebut adalah tradisi Grebek Kampung yang digelar masyarakat Desa Sebelimbingan, lokasi di mana ekowisata ini berada.

Namun hal ini hanya bisa ditemui sekali dalam setahun, bagian daripada rangkaian Meranti Putih Performance Art Festival (MP2AF) yang telah rutin digelar di empat tahun ini.

Dituturkan Kepala Desa Sebelimbingan, Ahmad Zainuri, Grebek Kampung dengan mengarak tumpeng besar ini merupakan hasil alam dan pertanian

Masyarakat berbondong-bondong membawa hasil panen terbaik mereka, mulai dari aneka sayuran segar, singkong, kacang-kacangan, hingga buah-buahan lokal. 

"Ini adalah bentuk rasa syukur yang diwujudkan atas hasil alam yang didapat masyarakat," sebutnya.

Setelah diarak dan diikuti ratusan warga, tumpeng dengan santapan lengkap ini pun dijadikan rebutan dan dibagikan kepada konsumsi yang berhadir.

Fasilitator Grebek Kampung, Kholil menuturkan, tradisi ini adalah warisan lama yang dulu dikenal sebagai Grebeg Suro.

Di Desa Sebelimbingan sendiri, tradisi ini kembali dihidupkan melalui kolaborasi dengan event yang ada.

"Esensi dari tradisi ini adalah menguatkan kembali semangat gotong royong yang mulai memudar," ujar Kholil. 

Di tahun mendatang, rangkaian Grebek Kampung ini juga akan kembali digelar lebih besar, yakni dengan merangkul dua desa sekitar untuk berpartisipasi. Yakni Desa Megasari dan Desa Gunung Sari. (Banjarmasinpost.co.id/MuhammadTabri)