Jakarta (ANTARA) - Pembina Komite Olahraga Nasional (KONI) DKI Jakarta Didi Affandi meminta agar pengurus berbenah dalam pembinaan atlet berprestasi untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) karena sudah tiga kali berturut-turut Jakarta tidak menjadi juara umum.
"Sudah saatnya KONI DKI berbenah, melakukan evaluasi komprehensif untuk prestasi terbaik atlet-atlet Jakarta," kata Didi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan kontingen DKI Jakarta dalam tiga pelaksanaan PON gagal meraih gelar juara umum, yakni PON XIX 2016 di Jawa Barat, PON XX 2021 di Papua, dan PON XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara.
Padahal, kata dia, Jakarta selama ini dikenal sebagai barometer pembinaan olahraga nasional dengan torehan 11 kali juara umum dari 20 pelaksanaan PON sejak pertama kali digelar pada 1948.
Oleh karena itu, dia meminta agar legislatif serta eksekutif DKI Jakarta bersikap realistis dan objektif dalam menyikapi masa depan pembinaan olahraga prestasi, sehingga pada momentum lima abad Jakarta pada 2028, kontingen Jakarta bangkit dan memberikan hadiah terbaik berupa gelar juara umum PON XXII.
"Kegagalan meraih gelar juara umum selama tiga kali berturut-turut merupakan kemunduran serius bagi prestasi olahraga Jakarta," ujar Didi.
Dia pun menilai kegagalan itu tidak terlepas dari kegagalan sistem pembinaan prestasi yang dijalankan oleh KONI DKI Jakarta sebagai organisasi yang memiliki tugas utama menyiapkan atlet-atlet untuk ajang PON.
Kegagalan beruntun itu, sambung dia, sudah cukup menjadi dasar evaluasi yang serius, baik bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, legislatif, perangkat terkait, anggota KONI DKI, maupun induk cabang olahraga.







