Sosok 2 Pelaku Penembakan Massal di Pantai Bondi Sydney Australia: Ayah & Anak, 6 Senjata Api Disita
Garudea Prabawati December 15, 2025 10:38 AM

TRIBUNNEWS.COM - Kepolisian New South Wales menerima laporan bahwa sejumlah tembakan telah dilepaskan di Archer Park, Pantai Bondi, Sydney, Australia, Minggu (14/12/2025).

Dua pria bersenjata melepaskan tembakan di Pantai Bondi, dalam sebuah serangan yang menargetkan acara Yahudi.

Penembakan massal mengakibatkan 16 orang tewas dan 40 orang terluka di wilayah timur Sydney itu.

Dilansir BBC, video yang telah diverifikasi merekam ratusan orang melarikan diri dari pantai, berteriak dan berlari saat rentetan tembakan terdengar.

Sementara, polisi mengeluarkan pernyataan publik pertama mereka, mendesak siapa pun yang berada di lokasi kejadian untuk berlindung dan orang lain untuk menghindari area tersebut.

Dua pria bersenjata terekam menembak dari sebuah jembatan kecil yang membentang dari tempat parkir di Campbell Parade menuju Pantai Bondi.

Sosok 2 Pelaku Penembakan Massal

Naveed Akram (24 tahun) dan ayahnya, Sajid (50), diduga melepaskan tembakan di sebuah perayaan Hanukkah Yahudi pada Minggu malam.

Pelaku penembakan yang lebih tua ditembak mati oleh polisi.

Sedangkan, putranya mengalami luka kritis dan masih dirawat di rumah sakit di bawah pengawasan polisi setelah penembakan tersebut.

Surat izin mengemudi Naveed Akram menyatakan bahwa ia tinggal di Bonnyrigg, sebuah pinggiran kota Sydney.

Biro Investigasi Federal (FBI) sedang membantu lembaga-lembaga Australia.

Kedua terduga pelaku penembakan itu menghabiskan akhir pekan di sebuah rumah sewa jangka pendek di Brighton Avenue, Campsie, dan polisi menggerebek alamat tersebut serta rumah keluarga mereka di Bonnyrigg.

Diberitakan DailyMail, salah satu terduga pelaku penembakan Pantai Bondi memiliki kartu keanggotaan asosiasi senjata api di dompetnya.

Setelah penembakan massal itu, foto dompet berisi SIM Naveed Akram mulai beredar online.

Gambar tersebut juga mengungkapkan detail tentang ketertarikan Naveed pada senjata api.

Di bawah kartu identitasnya, Naveed menyimpan kartu keanggotaan Asosiasi Berburu Zastava - sebuah klub menembak di Bonnyrigg Heights, yang hanya berjarak empat menit berkendara dari rumah tukang batu berusia 24 tahun itu.

Menurut situs webnya, ZHA didirikan pada tahun 2013 dan memiliki 'fokus pada pendidikan dan konservasi spesies hewan buruan di Australia'.

Dikutip dari ABC News, enam senjata api disita dari lokasi kejadian, kata para pejabat.

Sang ayah disebut memiliki izin senjata api dan enam senjata api berizin.

Para pejabat mengatakan penyelidik sedang berupaya untuk menentukan apakah keenam senjata api yang disita dari lokasi kejadian tersebut berizin atas nama sang ayah.

Menurut para pejabat dalam konferensi pers, dua alat peledak rakitan juga ditemukan di lokasi kejadian dan telah disingkirkan untuk dinetralisir oleh unit penjinak bom.

Pengakuan Saksi Mata

Para saksi mata menggambarkan kengerian dan kekacauan saat sejumlah besar orang melarikan diri dari pantai.

Warga bernama Arsen Ostrovsky terluka dan mengatakan penembakan itu adalah "pertumpahan darah yang mengerikan".

Dia mengatakan kepada Sky News Australia bahwa dia baru berada di Australia selama dua minggu.

"Saya tinggal di Israel selama 13 tahun terakhir. Kami datang ke sini hanya dua minggu yang lalu untuk bekerja di komunitas Yahudi, untuk memerangi antisemitisme, untuk memerangi kebencian yang haus darah dan merusak ini. Itulah mengapa saya di sini. Anda tahu, kami telah melewati hal yang lebih buruk. Kami akan melewati ini," katanya, Minggu.

"Saya melihat setidaknya satu orang bersenjata melepaskan tembakan. Tampaknya menggunakan senapan, menembak secara acak ke segala arah."

"Saya melihat anak-anak berjatuhan ke lantai, orang tua, saya melihat orang-orang cacat, itu benar-benar pembantaian berdarah," jelasnya.

TKP PENEMBAKAN - Tangkapan layar dari situs ABC Australia yang menunjukkan tempat kejadian perkara (TKP) penembakan massal di Pantai Bondi, New South Wales, Australia, Minggu (14/12/2025).
TKP PENEMBAKAN - Tangkapan layar dari situs ABC Australia yang menunjukkan tempat kejadian perkara (TKP) penembakan massal di Pantai Bondi, New South Wales, Australia, Minggu (14/12/2025). (HO/IST/tangkap layar/ABC Australia)

Warga lain bernama Elodie Obkircher mengatakan kepada Sky News bahwa dia dan pacarnya berada di klub RSL North Bondi di dekat lokasi kejadian saat penembakan itu terjadi.

"Kami mendengar 10 tembakan. Jadi semua orang langsung tiarap. Banyak dari kami menangis dan gemetar. Itu sangat traumatis. Situasinya benar-benar kacau," ungkapnya, Minggu.

"Kami bisa mendengar rentetan tembakan. Awalnya, semua orang mengira itu kembang api, tetapi saya melihat orang-orang berlari di sepanjang pantai. Saya belum pernah melihat begitu banyak orang berlari."

"Kami bisa melihat semua orang bersembunyi di balik mobil mereka. Dan begitu kami mendengar tembakan, 10 tembakan, kami tahu itu adalah seorang penembak," papar dia.

Dinyatakan sebagai Serangan Teror

Polisi telah menyatakan penembakan pada hari Minggu itu sebagai serangan teror.

Pada Minggu malam hingga Senin pagi, zona larangan masuk didirikan di sekitar lokasi kejadian karena polisi menggunakan peralatan khusus untuk memeriksa alat peledak improvisasi (IED) yang ditemukan di dalam mobil yang terkait dengan salah satu pelaku penembakan, dan polisi masih mendesak masyarakat untuk menghindari area tersebut.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut penembakan itu sebagai "tindakan antisemitisme yang jahat".

"Kita telah melihat warga Australia hari ini berlari menuju bahaya untuk membantu orang lain. Warga Australia ini adalah pahlawan dan keberanian mereka telah menyelamatkan nyawa," katanya.

Sementara, Presiden Israel Isaac Herzog menyebut penembakan itu sebagai "serangan yang sangat kejam terhadap orang Yahudi".

Kemudian, Raja Charles - yang merupakan kepala negara di negara Persemakmuran - mengatakan dia "terkejut dan sedih atas serangan teroris anti-Semit yang paling mengerikan".

(Nuryanti)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.