Guru SMKN 1 Sambeng Lamongan Jadi Delegasi Indonesia di Konferensi Internasional AI di Thailand
December 16, 2025 01:24 PM

 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Muhammad Ali Alfian, guru SMK Negeri 1 Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur (Jatim), terpilih menjadi delegasi Indonesia dalam konferensi internasional bertajuk International Entrepreneurship in the Age of AI yang mempertemukan perwakilan lebih dari 20 negara kawasan Indo-Pasifik.

Konferensi internasional ini, membahas peran kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan dan kewirausahaan. 

Kehadiran guru SMK dari daerah, menjadi bukti bahwa inovasi berbasis teknologi tidak hanya lahir dari kota besar.

Alfian menjadi salah satu delegasi Indonesia dalam konferensi International Entrepreneurship in the Age of AI yang digelar di Phuket, Thailand, pada 9–10 Desember 2025. 

Kegiatan tersebut, diselenggarakan oleh World Learning dengan dukungan hibah dari U.S. State Department.

Bagi Alfian, keikutsertaannya dalam forum internasional tersebut bukan sekadar perjalanan ke luar negeri. Ia membawa cerita tentang bagaimana pendidikan vokasi di daerah mampu melahirkan inovasi teknologi, dan menumbuhkan semangat kewirausahaan.

“Ini bukan hanya soal teknologi, tapi bagaimana AI bisa digunakan secara kontekstual untuk pendidikan dan kewirausahaan, terutama di daerah,” ujar Alfian saat ditemui wartawan, Selasa (16/12/2025).

Ia mengaku berkomitmen mendorong para muridnya agar berpikir kreatif, adaptif terhadap teknologi dan berani membangun usaha sejak dini.

Founder Startup Energi, Kembangkan Solar Helmet

Selain berprofesi sebagai guru, Alfian juga dikenal sebagai Founder dan CEO PT Solar Inovasi Persada, sebuah startup teknologi energi. 

Salah satu inovasinya adalah Solar Helmet, helm bertenaga surya yang lahir dari praktik pembelajaran di kelas.

Inovasi tersebut telah mengantarkan Alfian meraih berbagai penghargaan tingkat nasional, dan menjadi contoh konkret integrasi pembelajaran vokasi dengan dunia industri dan kewirausahaan.

AI Jadi Rekan Berpikir Guru dan UMKM

Dalam konferensi tersebut, Alfian tampil sebagai pembicara pada sesi Solutions Sprint: Practical Digital Tools and Case Studies. 

Ia membagikan pengalamannya memanfaatkan kecerdasan buatan sebagai rekan berpikir bagi guru dan pelaku UMKM.

Menurut Alfian, AI dapat digunakan untuk menyusun rencana bisnis, membaca peluang pasar hingga merancang strategi pemasaran secara lebih efisien.

“AI hari ini bukan sekadar alat. Bagi guru dan UMKM, AI bisa menjadi katalis lahirnya inovasi dan wirausaha baru, bahkan dari ruang kelas di daerah,” jelasnya.

Nama Lamongan Bergema di Forum Global

Kehadiran Alfian dalam forum internasional tersebut, menjadi bukti bahwa inovasi pendidikan tidak hanya lahir dari kota-kota besar. Nama Lamongan ikut bergema dalam diskusi global tentang masa depan pendidikan dan ekonomi berbasis AI.

Konferensi ini juga menghasilkan rencana penyusunan white paper, sebagai rekomendasi kebijakan kolaborasi antara Amerika Serikat dan negara-negara Indo-Pasifik dalam pengembangan pendidikan AI dan kewirausahaan.

Ilmu dari Forum Dunia untuk Sekolah dan UMKM Daerah

Sepulang dari Thailand, Alfian berharap jejaring dan gagasan yang diperolehnya dapat diturunkan kembali ke lingkungan sekolah dan masyarakat.

Ia ingin manfaat forum internasional tersebut, benar-benar dirasakan oleh siswa SMK dan pelaku UMKM di daerah.

“Semoga apa yang saya dapat di forum dunia ini bisa kembali ke kelas, ke siswa dan ke UMKM di Lamongan,” pungkas Alfian.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.