Sejarah Kue Kembang Goyang, Jajanan Jadul Populer di Solo, Bentuknya Punya Makna
December 16, 2025 05:10 PM

 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kue kembang goyang dikenal luas sebagai salah satu camilan tradisional khas Betawi yang hingga kini masih digemari masyarakat Indonesia, termasuk di Solo, Jawa Tengah.

Teksturnya yang renyah, bentuknya yang cantik menyerupai bunga, serta cita rasanya yang manis atau gurih membuat kue ini begitu populer di Solo.

Bahkan, kue kembang sering hadir dalam toples sajian saat hari raya atau acara keluarga.

Baca juga: Sejarah Kue Terang Bulan : Kuliner Asli Tiongkok yang Kini jadi Jajanan Populer di Solo

Namun, di balik kesederhanaannya, kue kembang goyang ternyata menyimpan sejarah panjang lintas budaya.

Banyak orang tidak menyadari bahwa kue kembang goyang memiliki kemiripan dengan kue krumkake dari Norwegia, sebuah kue tradisional Eropa yang berasal dari budaya Viking.

Krumkake telah dikenal sejak abad ke-19 dan hingga kini menjadi bagian penting dari tradisi Natal masyarakat Norwegia.

Kue ini dibuat dari adonan tipis yang dipanggang menggunakan cetakan khusus, menghasilkan tekstur renyah dengan motif khas, lalu sering diisi dengan krim manis.

Pengaruh Asing dalam Kue Kembang Goyang

Secara bentuk dan teknik pembuatan, kue kembang goyang memiliki kesamaan mencolok dengan krumkake, terutama penggunaan cetakan bermotif dan hasil akhir yang tipis serta renyah.

Perbedaannya terletak pada bahan dan cara memasak.

Kue kembang goyang menggunakan tepung beras dan digoreng dalam minyak panas dengan teknik digoyangkan hingga adonan terlepas dari cetakan, sementara krumkake dipanggang.

Baca juga: Sejarah Sambal Goreng Krecek, Warisan Kuliner Mataram Islam yang Masih Bertahan di Solo Raya

Asal-usul masuknya kue ini ke Indonesia kerap dikaitkan dengan pengaruh bangsa Portugis yang membawa berbagai resep dan teknik kuliner Eropa ke Nusantara pada masa kolonial.

Seiring waktu, resep tersebut mengalami adaptasi dengan bahan lokal dan selera masyarakat setempat, hingga akhirnya berkembang menjadi kue kembang goyang yang dikenal sekarang.

Begini Cara Membuat Resep Kembang Goyang Aroma Spekuk yang Enak
JAJANAN LEGENDARIS - Kue kembang goyang, jajanan populer di Solo. (Sajian Sedap)

Bukan Asli Jawa, tapi Menyebar Luas

Meski kerap dijumpai di berbagai daerah di Pulau Jawa, kue kembang goyang sejatinya merupakan kue tradisional Betawi.

Namun, popularitasnya membuat camilan ini diadopsi oleh banyak daerah, termasuk Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai bagian dari kudapan tradisional setempat.

Di Sumatra, kue ini bahkan dikenal dengan sebutan kue kembang loyang atau kue loyang.

Asal Nama dan Filosofi Bentuknya

Nama “kembang goyang” berasal dari dua ciri utamanya. “Kembang” merujuk pada bentuk kue yang menyerupai bunga mekar, sementara “goyang” menggambarkan teknik memasaknya, yakni menggoyangkan cetakan di dalam minyak panas hingga adonan terlepas dan matang merata.

Menariknya, bentuk kue ini juga terinspirasi dari perhiasan bunga yang biasa digunakan sebagai hiasan sanggul atau konde pengantin Jawa.

Baca juga: Sejarah Klepon, Jajanan Pasar Legendaris di Solo, Dulu jadi Sajian Keraton untuk Para Bangsawan

Perhiasan tersebut akan bergerak atau bergoyang saat dikenakan, menciptakan kesan indah dan anggun. Inspirasi inilah yang kemudian diwujudkan dalam bentuk kue yang cantik dan artistik.

Cara Penyajian dan Makna Budaya

Secara tradisional, kue kembang goyang disajikan sebagai kudapan untuk menyambut tamu, melambangkan keramahan tuan rumah.

Di beberapa daerah, kue ini memiliki fungsi yang lebih sakral.

Di Bali, misalnya, kue kembang goyang digunakan sebagai bagian dari sesaji dalam upacara keagamaan Hindu, termasuk perayaan Nyepi.

Hal ini menunjukkan bahwa kue kembang goyang bukan sekadar camilan, melainkan juga memiliki makna budaya dan spiritual yang berbeda-beda di tiap daerah.

Variasi Rasa dan Bentuk Modern

Seiring perkembangan zaman, kue kembang goyang mengalami banyak inovasi. Jika dahulu hanya dikenal dengan rasa manis klasik, kini kue ini hadir dalam berbagai varian rasa seperti gurih, pandan, keju, hingga kombinasi rasa modern lainnya.

Tidak hanya rasanya, bentuknya pun kini lebih beragam, tidak lagi terbatas pada motif bunga tradisional.

Meski demikian, bentuk klasik menyerupai bunga tetap menjadi favorit karena tampilannya yang cantik saat disajikan dalam toples bening, terutama saat hari raya.

Baca juga: Sejarah Kebo Giro: Gending Warisan Sunan Kalijaga saat Prosesi Temu Panggih di Pernikahan Adat Solo

Tempat Membeli Kembang Goyang di Solo

Tidak sulit untuk menemukan kue kembang goyang ini.

Beberapa pasar tradisional seperti Pasar Gedhe Solo dan lainnya menjual jajanan satu ini.

Selain pasar tradisional, beberapa toko oleh-oleh di Solo juga menjual kuliner ini.

Bagi Tribuners yang ingin menikmati atau membawa pulang kue kembang goyang sebagai oleh-oleh khas, Pusat Oleh-Oleh Makutho Solo bisa menjadi pilihan.

Lokasinya ada di  Jalan dr Rajiman No.569, Sondakan, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.

Terletak di pusat Kota Solo, Makutho Solo dikenal menyediakan berbagai camilan kering khas daerah dengan kualitas bahan yang terjaga dan harga terjangkau.

Selain kue kembang goyang, pengunjung juga dapat menemukan aneka camilan lain seperti karak, kerupuk, abon, serundeng, dan intip.

Tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata kuliner populer bagi wisatawan yang berkunjung ke Solo.

(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.