DI ACEH Janji Listrik Normal, Kini Bahlil Janji Lagi 250 Tenda ke Tapsel Tapi Tak Kunjung Tiba
December 16, 2025 07:21 PM

TRIBUN-MEDAN.com - Ucapan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kembali menjadi sorotan. Janji Bahlil menyalurkan bantuan 250 tenda ke Batangtoru, Tapsel belum kunjung tiba. 

Janji Bahlil ini membuat masyarakat yang terdampak banjir bandang kecewa. 

Padahal Bahlil sempat berujar kepada para pengungsi akan memberikan 250 tenda, Selasa (2/12/2025) lalu.  

Dia berjanji tenda itu akan tiba pada Senin (8/12/2025).

Namun janji itu tak terbukti. Sebab hingga Jumat (12/12/2025), bantuan tenda untuk kebutuhan warga mengungsi sementara, belum kunjung tiba.

"Belum. Belum ada. Nanti, kalau sudah tiba akan kami sampaikan," ungkap Camat Batangtoru, Mara Tinggi, saat dikonfirmasi lewat sambungan ponsel, Jumat (12/12/2025).  

Mara Tinggi mengatakan, dari informasi yang ia dapat, bantuan tenda tersebut sedang dalam perjalanan.  

"Informasinya sedang di jalan (dalam perjalanan)," katanya.  

Pantauan kompas.com, seperti di Desa Garoga, yang 10 hari lalu dikunjungi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, belum ada tenda-tenda yang terlihat, yang digunakan warga untuk mengungsi.  

Yang tampak ada, hanya tenda-tenda yang digunakan sebagai posko bantuan.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengunjungi lokasi terdampak bencana banjir dan longsor di Desa Garoga, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Selasa (2/12/2025) sore.  

Ia didampingi Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam kunjungan tersebut.

Dalam kunjungannya, Bahlil menyampaikan akan memberi bantuan 250 tenda kepada warga pengungsi yang terdampak bencana.  

Bahlil juga meminta kepada bawahannya yang membidangi perusahaan, untuk membersihkan semua material banjir dan longsor berupa kayu-kayu.

"Saya minta kepada ESDM untuk membersihkan semua kayu-kayu ini, pakai alat yang berasal dari perusahaan tambang (PT Agincourt Resources), supaya bisa kita bersihkan semua," ujar Bahlil.

Kepala Desa Garoga, Risman Rambe, sempat mengatakan, mereka membutuhkan tenda untuk digunakan sebagai tempat tinggal sementara.  

"Saat ini kami masih mengungsi di tempat pengungsian dan rumah-rumah saudara. Jadi kami butuh tenda, untuk tempat tinggal kami sementara," ujarnya. 

Bahlil Sesumbar Sebut 97 Persen Listrik di Aceh Sudah Normal 

Pernyataan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bahwa listrik di Aceh sudah menyala 97 persen tidak terbukti. 

Bahlil menyatakan itu menjawab pertanyaan Presiden Prabowo Subianto saat mengunjungi Aceh. 

Bahlil dengan santai menyebut bahwa listrik di Aceh 97 persen sudah menyala normal mulai Minggu (7/12/2025). 

"Malam ini nyala semua, Pak. Seluruh Aceh, 97 persen sudah menyala malam ini,” kata Bahlil kepada Presiden, dilansir dari tayangan Breaking News Kompas TV.

Prabowo mengapresiasi upaya percepatan pemulihan tersebut.

"Terima kasih, alhamdulillah,” ujarnya.

Dalam kunjungan tersebut, Presiden langsung menunjuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sebagai komandan satuan tugas (satgas) percepatan perbaikan jembatan yang terdampak bencana.

“Saya tunjuk nanti KSAD sebagai satgas percepatan perbaikan jembatan, nanti dibantu pemerintah daerah,” kata Prabowo.

Pemerintah Aceh Bantah Pernyataan Bahlil 

Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA, angkat bicara terkait pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, yang mengklaim kondisi kelistrikan Aceh sudah pulih 93 persen.

Menurut MTA, pihaknya perlu melakukan klarifikasi terkait klaim tersebut demi menjaga kondusivitas di tengah masyarakat.

"Kami memandang perlu klarifikasi untuk kondusivitas masyarakat. Banyak masyarakat merasa kecewa dan berpotensi resisten bagi tenaga PLN di lapangan,” kata MTA, Senin (8/12/2025).

MTA menjelaskan, dalam beberapa pertemuan terkahir bersama pihak PLN, hingga saat ini potensi suplai listrik seluruh Aceh terhadap jaringan menengah baru mencapai 60-70 persen. 

Untuk Banda Aceh sendiri, kata MTA, kondisi kelistrikan saat ini masih pada posisi 35-40 persen menyala.

Namun apabila suplai tegangan tinggi dari pembangkit listrik di Arun selesai pada hari ini atau besok, maka berpotensi besar 100 persen menyala

"Karena nyaris tidak ada masalah pada jaringan  tegangan rendah di masyarakat,” katanya.

Sedangkan untuk daerah terparah rusaknya jaringan arus menengah di masyarakat seperti Aceh Tamiang, Aceh Utara, dan Aceh Timur, persentasenya masih di bawah 40 persen.

“Kota lhokseumawe sekitar 75 persen. Sedangkan untuk Barat Selatan secara keseluruhan 70-80 persen,” jelasnya. 

Untuk itu, MTA berharap, kekeliruan yang disampaikan oleh Menteri ESDM tersebut tidak mengakibatkan kekecewaan masyarakat terhadap petugas PLN di lapangan, apalagi sampai terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap mereka. 

Menurut MTA, saat ini terdapat hampir 1.000 petugas PLN yang didatangkan dalam upaya pemulihan listrik untuk segenap masyarakat Aceh. 

“Kami berharap semua pihak harus sangat berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan terkait kebijakan publik apalagi di tengah bencana yang berpengaruh besar terhadap psikologi masyarakat korban dan terhadap pemerintahan. Cintailah Aceh,” pungkasnya.

Bupati Aceh Besar Datangi PLN 

Bupati Aceh Besar, Muharram Idris atau Syech Muharram, meminta penjelasan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) terkait listrik padam yang terus berlarut-larut di wilayahnya. 

Pasalnya, masyarakat mengeluhkan kondisi kelistrikan yang belum stabil, meski sebelumnya pemerintah pusat telah menyampaikan jadwal pemulihan.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa listrik di Aceh, khususnya Aceh Besar dan Banda Aceh, diperkirakan kembali normal pada Sabtu (6/12/2025). 

Namun, dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto pada Minggu (7/12/2025) malam di Aceh, jadwal tersebut direvisi menjadi Senin (8/12/2025) pukul 12.00 WIB.

Hingga Senin sore, kenyataannya sebagian besar wilayah di Aceh Besar belum mendapatkan pasokan listrik yang stabil. 

Sebagian wilayah masih padam, sementara area lain menyala tidak merata. 

Kondisi ini menimbulkan keluhan dan pertanyaan masyarakat, yang kemudian disampaikan langsung kepada Bupati Aceh Besar.

Menanggapi keresahan warga, Syech Muharram langsung menghubungi Manajer PLN UP3 Banda Aceh, Rudi Hamiri, dari Posko Tanggap Darurat Kabupaten Aceh Besar di Sibreh Keumude, Kecamatan Sukamakmur, Senin (8/12/2025) sore.

Baca juga: Bantah Klaim Bahlil Soal Kondisi Listrik Capai 93 Persen, Pemerintah Aceh: Masyarakat Kecewa

Ia meminta penjelasan langsung terkait ketidakpastian pemulihan listrik di Aceh Besar.

Dalam percakapan tersebut, Rudi menjelaskan bahwa sistem transmisi Arun–Bireuen sudah beroperasi dan sejatinya mampu membantu pemulihan listrik di Aceh Besar.

“Jadi nanti di kita itu aliran listrik dipasok dari Nagan dan Arun. Untuk memproses ke Aceh Besar itu butuh waktu sinkronnya Arun ke kita,” ujar Rudi.

Menurutnya, beberapa wilayah yang masih mengalami pemadaman merupakan bagian dari proses penormalan sistem kelistrikan.

Tidak puas dengan jawaban teknis, Syech Muharram meminta kepastian waktu kapan listrik benar-benar kembali normal di seluruh Aceh Besar.

“Kira-kira normalnya itu kapan?” tanya Bupati dengan tegas.

Rudi menjelaskan bahwa secara daya, suplai listrik sudah mencukupi setelah adanya pasokan tambahan dari Arun. 

Namun, karena kondisi sistem masih isolated atau belum terhubung penuh ke jaringan interkoneksi, proses pemulihan tidak bisa dilakukan secara instan.

“Jadi ini harus pelan-pelan. Untuk ketersediaan daya sudah cukup, tapi sistemnya belum terhubung semua,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pemadaman bergilir masih dilakukan, terutama ketika Gardu Induk (GI) harus melepaskan beban sebelum menerima aliran dari pembangkit lain.

“Pemadaman itu terjadi saat penormalan. Misalnya di GI Jantho, yang sebelumnya dari Nagan, harus melepas beban dulu sebelum menerima pasokan dari Arun,” ujarnya.

Mendengar penjelasan tersebut, Syech Muharram kembali menegaskan kekhawatiran masyarakat.

“Maksud saya, apakah proses itu lama? Apa sampai lima hari atau seminggu ke depan?” tanyanya.

Rudi kemudian memastikan bahwa proses sinkronisasi diperkirakan berlangsung cepat.

“Apabila malam ini dilakukan, itu (pemadaman sementara) yang akan terjadi (saat proses sinkronisasi). Sistemnya masih isolated,” jelasnya.

Meski begitu, PLN belum dapat memastikan waktu pasti seluruh wilayah Aceh Besar mendapatkan suplai listrik stabil. 

(*/tribun-medan.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.