TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Bondowoso – Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bondowoso meningkat sepanjang 2025. Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso mencatat, hingga November 2025, total kunjungan di 42 destinasi wisata mencapai 632.278 orang.
Dengan rincian wisatawan nusantara (wisnus) 572.457 orang, sementara wisatawan mancanegara (wisman) tercatat 59.821 orang.
Angka ini meningkat dibandingkan total kunjungan sepanjang 2024 yang berada di kisaran 611 ribu orang.
Baca juga: Kasus Kekerasan pada Anak Meningkat di Bondowoso, 30 Ditangani Kejaksaan Sepanjang 2025
Kepala Bidang Pariwisata Disparbudpora Bondowoso, Yuni Dwi Sri Handayani, mengatakan Kawah Ijen masih menjadi destinasi paling diminati. Sepanjang 2025 Kawah Ijen dikunjungi 158.456 wisnus dan 58.024 wisman.
Selain Ijen destinasi favorit lainnya adalah Navara Water Park yang terletak di Kecamatan Jambesari Darusallah.
Destinasi ini dikunjungai 125.520 wisatawan, disusul wisata religi Makam Ki Ronggo di Kecamatan Tegalampel sebanyak 45.025 wisnus.
Baca juga: Harga Cabai Rawit Meroket di Bondowoso dari Rp 30.000 Menjadi Rp 90.000 per Kilogram
Ada juga Pemandian Al-Amin Kajar yang terletak di Kecamatan Tenggarang, tercapat dikunjungi 33.269 wisnus dan 4 wisman. Selain itu ada Teduh Glamping di Kecamatan Sumberwringin, dengan total kunjungan 31.069 wisnus dan 247 wisman.
“Jumlah ini bisa berpotensi bertambah karena data Desember belum masuk,” ujar Yuni saat dikonfirmasi, Sabtu (13/12/2025).
Lonjakan kunjungan tahun khususnya wisatawan mancanegara, tak lepas dari status Kawah Ijen sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark.
Baca juga: Hujan Deras dan Angin Kencang di Prajekan Bondowoso Rusak 24 Rumah
“Dampaknya besar untuk kunjungan terutama mancanegara,” tuturnya.
Selain ituhadirnya wisata Jeep Ijen Caldera menjadi variasi paket perjalanan, serta program diskon 50 persen bagi sekolah-sekolah di Bondowoso yang berwisata ke kawasan Ijen Geopark turut mendorong peningkatan angka kunjungan.
“Sekolah cukup bersurat ke kami, nanti akan kita beri diskon 50 persen,” jelas Yuni.
Namun demikian tingginya kunjungan wisata tidak sepenuhnya berbanding lurus dengan pendapatan asli daerah (PAD).
Baca juga: Sepanjang 2025, Kejari Bondowoso Terima 26 Aduan Korupsi Mayoritas Dana Desa
Dari 42 objek wisata yang tercatat hanya enam destinasi yang dikelola langsung pemerintah daerah dan menyumbang PAD, yakni Air Panas Blawan, Kawah Burung, Pemandangan Arak-arak, Air Terjun Tancak Kembar, Batu So’on, dan Black Lava Plalangan.
Tarif tiket masuk untuk wisatawan lokal ditetapkan Rp10.000, sementara wisatawan mancanegara Rp20.000. Pemerintah daerah berencana menaikkan tarif wisman menjadi Rp25.000 pada 2026, yang saat ini masih dalam tahap kajian.
“PAD kita dari enam destinasi ini hampir Rp 600 juta tahun ini. Tahun sebelumnya sekitar Rp 500-600 juta. Jadi tetap naik,” terangnya.
Yuni juga mengatakan masih sering terjadi salah persepsi di masyarakat terkait hubungan antara jumlah kunjungan dan PAD.
Baca juga: BREAKING NEWS: Korupsi Dana Desa Rp 2 M, Mantan Kades dan Bendahara Desa Padasan Bondowoso Ditangkap
“Yang dikelola pemerintah hanya enam, sisanya dikelola desa, swasta, atau merupakan situs terbuka. Jadi kunjungan tinggi bukan berarti PAD besar,” jelasnya.
Untuk destinasi yang dikelola pemerintah, sistem tiket sudah berbasis digital melalui Bank Jatim, sehingga pemasukan dapat dipantau secara real-time.
“Sekarang setiap hari kita tahu jumlah kunjungan dan pemasukan,” katanya.
Sementara destinasi non-pemerintah mekanisme pajak sepenuhnya menjadi kewenangan instansi terkait.
Baca juga: Kejari Bondowoso Ingatkan Pemkab Tidak Menunda Lelang Proyek hingga Akhir Tahun
“Kalau swasta ya swasta, desa wisata dikelola desa,” ujarnya.
Meski tidak seluruhnya tercatat sebagai PAD, Yuni menilai peningkatan kunjungan tetap memberi efek domino ekonomi, mulai dari tingkat hunian hotel hingga perputaran uang di sektor UMKM lokal.
“Okupansi hotel memang bukan di Disparbudpora, tapi itu tetap bagian dari dampak sektor pariwisata,” tambahnya.
(TribunJatimTimur.com)