Imbas Serangan Teror, Imam Nasional Australia Serukan ISIS Bukan Islam
December 17, 2025 04:35 PM

WARTAKOTALIVE.COM - Dewan Imam Nasional Australia (Australian National Imams Council/ANIC) mengecam aksi terorisme yang menimpa komunitas Yahudi di Australia. 

ANIC memastikan bahwa aksi teror yang disebut dilakukan kelompok ISIS tersebut tidak mewakili umat Islam. 

Sebab menurut ANIC, ISIS bukanlah Islam seperti yang dituduhkan banyak pihak. 

Pernyataan itu disampaikan ANIC dalam keterangan tertulis yang disebar melalui platform X pada Selasa (16/12/2025).

ANIC merupakan otoritas Islam dan keagamaan tertinggi di Australia.

ANIC menyebut bahwa ISIS adalah organisasi teroris jahat dan berbahaya yang tidak memiliki hubungan dengan Islam.

ANIC bersama dengan para Imam dan pemimpin agama anggotanya, dengan tegas mengutuk ISIS sebagai organisasi teroris jahat dan berbahaya yang tindakan dan ideologinya sepenuhnya bertentangan dengan ajaran Islam dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh umat Muslim di seluruh dunia. 

Posisi ini telah jelas dan konsisten oleh ANIC sejak kemunculan ISIS dan telah dipertahankan tanpa ragu-ragu sejak saat itu.

Menurut ANIC, dunia Muslim telah menderita secara langsung di tangan ISIS, dengan sebagian besar korbannya adalah Muslim. 

Sebab komunitas di seluruh Timur Tengah, Afrika, dan sekitarnya telah mengalami pembunuhan massal, pengungsian, dan penghancuran tempat ibadah, termasuk masjid.

ISIS sama sekali tidak mewakili Islam atau dunia Muslim. Ideologinya jahat dan berakar pada kekerasan dan teror. 

ISIS tidak memiliki hubungan dengan ajaran, etika, atau ilmu pengetahuan Islam, yang menekankan kesucian hidup, keadilan, dan rahmat.

ANIC dan para Imam anggotanya telah bersikap jelas, konsisten, dan vokal dalam menentang ISIS dan para pengikutnya. 

Pada tahun 2017, ISIS secara terbuka mencantumkan anggota senior ANIC sebagai target yang akan dibunuh. 

Ini adalah bagian dari kampanye intimidasi ISIS pada puncak aktivitas dan aksi terornya.

Oleh karena itu ANIC, bersama dengan para pemimpin dan cendekiawan Muslim di seluruh dunia, dengan tegas menolak penggunaan istilah “Negara Islam”. 

Maka, ANIC menyerukan kepada semua otoritas, pemimpin politik, dan lembaga media untuk menahan diri dari menggunakan label ini dan hanya menyebut kelompok tersebut sebagai ISIS atau Daesh. 

Sebab organisasi teroris ini tidak pantas dikaitkan dengan Islam dalam nama atau deskripsi apa pun.

“Kami juga menolak setiap upaya untuk menghubungkan ISIS atau anggotanya dengan Islam atau untuk menggambarkan ideologi jahat dan berbahaya mereka sebagai versi yang menyimpang dari ajaran Islam,” jelas rilis tersebut.

Semua lembaga Islam, ulama, dan Mufti terkemuka dan bereputasi di seluruh dunia Muslim telah secara terbuka, berulang kali, dan tanpa ragu mengutuk dan mengecam ISIS dan ideologinya. 

Ini termasuk otoritas Islam global terkemuka seperti Al-Azhar Al-Sharif, Organisasi Kerja Sama Islam, Liga Muslim Dunia, Persatuan Ulama Muslim Internasional, Dar al-Ifta al-Misriyyah (Mesir), Majelis Ulama Indonesia, Dewan Ulama Senior di Arab Saudi, dan Dewan Fatwa dan Penelitian Eropa, di antara banyak lainnya. Tidak ada legitimasi, kredibilitas, atau dukungan ilmiah untuk ISIS dalam Islam arus utama.

Baca juga: Perdana Menteri Australia Jenguk Pria Muslim yang Selamatkan Komunitas Yahudi

Maka menurut ANIK, siapa pun yang terkait dengan, mendukung, atau mempromosikan ideologi ISIS harus dikecam dan dimintai pertanggungjawaban. 

Tidak boleh ada toleransi untuk pembenaran, pengagungan, atau kebangkitan kembali ideologi yang dibangun di atas kekerasan dan teror.

Diketahui dua pria yang disebut terafiliasi oleh ISIS melakukan penembakan massal di Sydney Australia saat perayaan Hanukkah umat Yahudi. 

Sebanyak 16 orang tewas dalam peristiwa teror tersebut termasuk seorang pelaku. 

Aksi teror tersebut dapat dicegah setelah seorang pria muslim bernama Ahmad Al Ahmad dengan berani merebut senjata api dari salah satu pelaku. 

Ahmad pun berhasil merebut senjata tersebut hingga menghentikan penembakan massal.

Akibat aksi heroiknya, Ahmad terluka di bagian tangan karena terkena tembakan. 

Namun demikian aksinya dipuji Perdana Menteri Australia Anthony Albanese hingga Presiden Amerika Serikat Donald Trump. 

Kemunculan Ahmad di peristiwa tersebut membuka mata dunia bahwa Islam tidak layak ditampilkan sebagai pelaku teror. 

Sebab seorang muslim juga yang menyelamatkan puluhan umat Yahudi dari aksi penembakan keji.

ANIC pun menjenguk Ahmad yang masih dirawat di rumah sakit Australia. 

Para imam nasional Australia itu berharap kesembuhan untuk Ahmad dan para korban lainnya di serangan 14 Desember lalu.

Mufti Agung Australia, Dr. Ibrahim Abu Mohamed, bersama para pemimpin komunitas mengunjungi pahlawan nasional yang menurut mereka hebat ini.

“Seorang warga Australia, seorang warga Suriah, dan seorang Muslim, mengorbankan nyawanya untuk melindungi orang lain,”

Ahmad Al Ahmad, seorang pemilik toko buah berusia 43 tahun, seorang diri melucuti senjata salah satu penembak. Alih-alih lari dari bahaya, ia malah berlari ke arahnya dan mempertaruhkan nyawanya demi orang lain

Kami berdoa untuk kesembuhannya yang cepat, dan kesembuhan bagi semua korban dan keluarga yang terkena dampak serangan keji dan tak masuk akal ini,”

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.