TRIBUNBEKASI.COM, PALMERAH - Ancaman penyakit menular mulai menghantui masyarakat terdampak banjir dan tanah longsor di Aceh Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
Di tenda pengungsian suara batuk dan keluhan gatal terdengar hampir setiap hari.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat jumlah pengungsi di tiga provinsi terdampak mencapai 577.600 jiwa per Rabu (17/12/2025).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA flu dan batuk menjadi penyakit yang paling banyak dikeluhkan.
ISPA merupakan peradangan pada sistem pernapasan akibat paparan virus atau bakteri yang mudah menyebar di lingkungan pengungsian.
Baca juga: Hendak Diedarkan Saat Nataru, 3.100 Butir Ekstasi dan 3,24 Gram Sabu Disita Polisi
Baca juga: Usut Korupsi Kuota Haji, KPK Kembali Periksa Yaqut Cholil Qoumas Selasa Ini
Baca juga: Santai di Tengah Keramaian, Mahasiswa Curi Raket Padel Seharga Rp 7,7 Juta di Jaksel
Di Aceh Tenggara penyakit ISPA diare dan gatal gatal mulai menyerang warga pascabanjir bandang.
Kondisi ini terlihat di Kecamatan Ketambe yang masih dipenuhi debu dan sisa lumpur meski banjir telah berlalu hampir 20 hari.
Sejumlah warga juga mengeluhkan gangguan asam lambung.
Kepala Puskesmas Jambur Lak Lak Nelly Afni mengatakan jumlah pasien terus berdatangan setiap hari.
“Korban banjir yang berobat setiap harinya sekitar 60 sampai 70 orang. Mayoritas menderita ISPA gatal gatal dan beberapa penyakit lainnya,” kata Nelly Afni Selasa.
Untuk menangani kondisi tersebut Dinas Kesehatan membuka lima posko kesehatan di sejumlah desa.
Posko tersebar di Desa Bener Bepapah Desa Leuser Desa Ketambe Desa Simpur Jaya dan Desa Lak Lak.
Dua unit ambulans juga disiagakan di lokasi bencana.
Tenaga medis diperkuat dengan empat dokter yang bertugas secara bergiliran.
Nelly memastikan stok obat masih mencukupi.
Namun beberapa pasien dengan penyakit bawaan harus dirujuk ke RSUD Sahuddin Kutacane.
“Untuk obat obatan masih aman. Ada juga beberapa pasien yang dirujuk ke RSUD Sahuddin Kutacane karena penyakit bawaan,” ujarnya.
Anak-Anak Rentan
Kondisi serupa terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatra Utara.
Banyak anak anak mengalami gatal gatal demam serta batuk pilek.
Keluhan tidak hanya dialami anak anak di pengungsian.
Mereka yang sudah kembali ke rumah juga merasakan hal yang sama.
Kiara Ritonga berusia 1,5 tahun menjadi salah satu penyintas banjir yang terserang penyakit kulit.
Kakinya dipenuhi benjolan kecil berisi air.
Batuk dan pilek juga menyerang tubuh kecilnya.
Ibu Kiara Iin Sihombing tampak cemas saat ditemui di Jalan Simpang Fransiskus Kabupaten Tapanuli Tengah.
“Inilah gatal gatal sama bapil. Tapi sudah parah kali gatal gatal di kaki anakku ini. Jadi nangis terus rewel. Inilah mau dibawa berobat. Kemarin sudah berobat tapi enggak mempan juga,” ujar Iin Rabu (17/12/2025).
Ia menyebut gatal gatal baru muncul tiga hari terakhir.
Rumah mereka sempat terendam banjir dan sulit mendapatkan air bersih.
“Baru tiga hari ini gatalnya. Hari ketiga langsung banyak benjolan. Kayaknya alergi air. Kami juga sempat mengungsi sehari di gereja,” ucapnya.
Keluhan serupa disampaikan Syarifah warga Kelurahan Sibuluan Indah Kecamatan Pandan.
Anaknya yang berusia 4 tahun mengalami gatal gatal sejak sepekan terakhir.
“Kami masih mengungsi di Masjid Al Musannif Syariful Hasanah sampai hari ini,” katanya.
Ia menduga kondisi itu dipicu keterbatasan makanan.
Selama tiga minggu anaknya hanya mengonsumsi mi dan telur.
“Anak alergi mi dan telur. Tapi cuma itu yang ada. Rumah kami masih penuh lumpur dan air belum hidup. Inilah mau berobat ke posko di Gor Pandan,” ujarnya.
Layanan Kesehatan di Sumatra Barat
Di Kota Padang Sumatra Barat warga terdampak banjir juga mulai mengalami gangguan kesehatan.
Kapolresta Padang Kombes Pol Apri Wibowo mengatakan kondisi ini menjadi perhatian serius.
Pernyataan itu disampaikan saat Sidokkes Polresta Padang memberikan layanan kesehatan gratis Kamis (12/12/2025).
Keluhan paling banyak datang dari anak anak lansia ibu hamil dan warga dewasa.
ISPA dan penyakit kulit mendominasi laporan warga.
“Banyak warga mengalami ISPA dan iritasi kulit. Karena itu Sidokkes Polresta Padang terus bergerak memberikan pelayanan kesehatan gratis di Posko Lapai,” ujar Apri dikutip TribunPadang.com.
Sebanyak 300 warga tercatat telah menerima layanan kesehatan gratis.
Update Korban Banjir dan Longsor
BNPB juga menyampaikan pembaruan jumlah korban jiwa.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan korban meninggal terus bertambah.
Per Rabu (17/12/2025) ditemukan enam jasad tambahan.
“Di Aceh Utara dua jiwa dan di Tapanuli Tengah Sumatra Utara empat jiwa. Sehingga total korban meninggal menjadi 1.059 jiwa,” terangnya.
Sebanyak 192 orang masih dinyatakan hilang.
Jumlah pengungsi sebelumnya mencapai 606.040 orang.
Kini angka tersebut menurun menjadi 577.600 jiwa.