HIV di Kalsel 2025 Capai 632 Kasus, Banjarmasin Tertinggi Tiga Tahun Terakhir
December 18, 2025 12:52 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Tren kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kalimantan Selatan (Kalsel) menunjukkan dinamika dalam tiga tahun terakhir.

Setelah sempat meningkat tajam pada 2024, jumlah kasus HIV pada 2025 tercatat menurun. Namun, sebaran kasus masih terkonsentrasi di sejumlah kabupaten/kota.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, total kasus HIV pada 2023 tercatat sebanyak 549 kasus.

Angka tersebut naik menjadi 690 kasus pada 2024, sebelum kembali turun menjadi 632 kasus pada 2025.

Kepala Dinkes Kalsel, Diauddin menjelaskan, peningkatan pada 2024 berkaitan erat dengan perluasan skrining HIV yang dilakukan secara aktif di berbagai kelompok masyarakat.

“Kenaikan kasus pada 2024 lebih mencerminkan semakin luasnya skrining, sehingga lebih banyak kasus terdeteksi. Penurunan pada 2025 menjadi indikasi positif dari upaya pencegahan dan keberlanjutan pengobatan,” ujar Diauddin.

Secara wilayah, Kota Banjarmasin masih mencatat jumlah kasus tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2023 tercatat 227 kasus, meningkat menjadi 262 kasus pada 2024, dan turun menjadi 219 kasus pada 2025. Disusul Kota Banjarbaru dengan 46 kasus pada 2023, naik menjadi 77 kasus pada 2024, dan sedikit turun menjadi 75 kasus pada 2025.

Baca juga: Inspektorat Banjarmasin Gelar Pengawasan, Garda Terdepan Pencegahan Korupsi Ditingkatkan

Kabupaten Banjar juga termasuk wilayah dengan sebaran tinggi, masing-masing 63 kasus pada 2023, 72 kasus pada 2024, dan 66 kasus pada 2025.

Hulu Sungai Tengah (HST) menunjukkan peningkatan signifikan pada 2025 dengan 49 kasus, setelah sebelumnya tercatat 31 kasus pada 2023 dan 20 kasus pada 2024.

Sementara Tanahbumbu mencatat 33 kasus pada 2023, melonjak menjadi 67 kasus pada 2024, lalu turun menjadi 48 kasus pada 2025.

Beberapa daerah lain menunjukkan fluktuasi kasus. Kabupaten Tabalong mencatat 19 kasus pada 2023, meningkat menjadi 44 kasus pada 2024, dan turun menjadi 35 kasus pada 2025. Hulu Sungai Selatan (HSS) tercatat 28 kasus pada 2023, 26 kasus pada 2024, dan meningkat menjadi 36 kasus pada 2025.

Adapun Kabupaten Kotabaru menunjukkan tren kenaikan dari 17 kasus pada 2023 menjadi 21 kasus pada 2024 dan 32 kasus pada 2025.

Untuk menekan penularan HIV, Dinkes Kalsel menjalankan berbagai langkah pencegahan, mulai dari edukasi di sekolah dan perguruan tinggi, penyuluhan di lembaga pemasyarakatan, hingga pendekatan di tempat hiburan malam. Upaya tersebut disertai pembagian kondom bagi kelompok berisiko.

Selain itu, skrining HIV diterapkan pada ibu hamil, calon pengantin, penghuni lapas, serta komunitas berisiko tinggi.

Layanan pengobatan juga disediakan melalui 122 puskesmas dan rumah sakit daerah yang ramah dan non-diskriminatif untuk memudahkan akses terapi antiretroviral (ARV).

“Pendekatan juga dilakukan kepada orang dengan HIV (ODHIV) yang sempat putus pengobatan, agar mereka kembali melanjutkan terapi melalui konseling,” kata Diauddin.

Dengan tren penurunan kasus pada 2025, Dinkes Kalsel menyebut upaya pengendalian HIV akan terus diperkuat, terutama melalui deteksi dini dan keberlanjutan pengobatan, guna menekan risiko penularan di masyarakat. 


Perilaku Seksual Pemicu Penularan


Maraknya peredaran konten pornografi yang menampilkan hubungan sesama jenis di media sosial menjadi perhatian sejumlah pihak di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Fenomena tersebut dinilai perlu disikapi dengan pendekatan kewaspadaan kesehatan masyarakat, khususnya terkait risiko penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel menyatakan bahwa perilaku seksual berisiko, termasuk hubungan sesama jenis, merupakan salah satu faktor yang berpotensi meningkatkan penularan HIV.

Kepala Dinkes Kalsel, Diauddin mengatakan, semakin tinggi praktik perilaku berisiko di masyarakat, maka peluang penularan HIV juga ikut meningkat.

“Perilaku seksual berisiko, termasuk pada komunitas tertentu, berpotensi meningkatkan kasus HIV AIDS. Karena itu yang perlu ditekankan adalah pencegahan dan kesadaran akan risiko,” ujar Diauddin, Rabu (17/12/2025).

Ia mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat jumlah kasus positif HIV di Kalsel pada 2025 tercatat mencapai 632 kasus yang tersebar di seluruh 13 kabupaten/kota. (Banjarmasinpost.co.id/muhammad syaiful riki)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.