Duduk Perkara Warga Aceh Korban Banjir Kibarkan Bendera Putih, Mensos: Kami Sedang Bekerja Keras
December 18, 2025 09:36 AM

TRIBUNNEWS.com - Aksi warga Aceh korban bencana banjir dan tanah longsor, mengibarkan bendera putih, menjadi sorotan nasional.

Pengibaran bendera putih itu dilakukan warga di sejumlah titik, seperti Aceh Tamiang, Aceh Timur, dan Aceh Utara.

Warga setempat, Bakhtiar, mengungkapkan pengibaran bendera putih dilakukan sebab para korban banjir mengaku sudah tak sanggup lagi menangani bencana.

Mereka, kata Bakhtiar, benar-benar membutuhkan bantuan.

"Kami sekarang menyerah dan tak sanggup lagi, butuh bantuan," katanya saat dijumpai di Perlak, Aceh Timur, Minggu (14/12/2025), dikutip dari Serambinews.com.

Bakhtiar menambahkan, aksi itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan warga setempat terhadap pemerintah pusat yang dinilai lambat dalam menangani bencana.

Baca juga: Mendagri soal Bantuan Malaysia di Aceh: Nilai Tak Sampai Rp1 M, Kita Punya Anggaran Lebih dari Itu

Sebab, menurut Bakhtiar, sejak tiga minggu bencana terjadi di Aceh, bantuan masih kurang dan banyak warga yang kelaparan.

"Kita di sini bantu warga sesama warga dan bangun dapur umum sendiri, tapi bantuan dari pemerintah belum cukup dan merata," ungkap dia.

Mengenai aksi tersebut, Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, mengaku tidak tahu-menahu.

Ia mengaku tidak tahu apa maksud dari pengibaran bendera putih itu, juga siapa yang menginisiasi aksi tersebut.

"Saya tidak terkopi itu, apa maksud mereka? Yang itu di luar jangkauan kita," kata Mualem, saat diwawancarai usai menerima bantuan kemanusiaan dari Menteri Sosial Saifullah Yusuf di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (16/12/2025), masih dari Serambinews.com.

"Siapa yang perintah itu, apa maksudnya itu?" imbuh dia.

Gus Ipul: Kami Sedang Bekerja Keras

Dalam kesempatan yang sama dengan Mualem, Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, meyakini pemerintah daerah di Aceh sanggup menangani bencana banjir dan longsor yang melanda Tanah Rencong.

Ia juga percaya Mualem masih cukup kuat untuk mendampingi warganya selama melakukan penanganan bencana.

"Saya percaya Pak Gubernur masih cukup kuat. Pemerintah daerah juga bekerja dengan baik, didukung oleh pemerintah secara keseluruhan."

"Insyaallah lah. Mari kita atasi bersama-sama," ujar Gus Ipul kepada wartawan di sela-sela penyerahan bantuan kemanusiaan di Aceh, Selasa.

"Semestinya kita bisa atasi ya, Pak Gubernur ya, bersama-sama," lanjut dia.

Dalam kesempatan yang berbeda, Gus Ipul menekankan pemerintah sedang bekerja keras menangani bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar).

"Lagi bekerja keras ya, itu saja. (Kami) lagi bekerja keras," tegasnya saat ditemui di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (17/12/2025), dilansir Kompas.com.

Update Jumlah Korban

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi (Kapusdatin) Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, memberikan update informasi terkait jumlah korban jiwa dalam bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Sumatra, Rabu (17/12/2025).

Abdul Muhari menyebut, jumlah korban jiwa bertambah enam orang sehingga total keseluruhan menjadi 1.059 orang.

Baca juga: 5 Fakta Aceh Minta Bantuan 2 Lembaga PBB: Bantahan Mualem, DPR Beda Sikap hingga Kata Mendagri

"Per hari ini, ditemukan tambahan enam jasad. Di Aceh Utara, dua jiwa dan di Sumut, Tapanuli Tengah, empat jiwa."

"Sehingga rekapitulasi korban meninggal per hari ini berjumlah 1.059 jiwa," terangnya dalam konferensi pers, Rabu.

Kemudian, sebanyak 192 jiwa masih hilang, jumlah berkurang delapan orang dari hari Selasa (16/12/2025) kemarin.

"Untuk jumlah korban hilang, total tiga provinsi sebelumnya 200 jiwa, hari ini 192 jiwa," ucap Abdul.

Sementara itu, jumlah pengungsi pada hari Selasa ada sebanyak 606.040 orang.

Kini sudah berkurang sehingga totalnya 577.600 jiwa.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Rizkianingtyas/Muhamad Deni, Serambinews.com/Hendri Abik/Rianza Alfandi, Kompas.com/Firda Janati)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.