Fakta Santri Ponpes Manjung Wonogiri Meninggal Usai Dibully, 6 Bulan Masuk, Luka Lebam Jadi Petunjuk
December 18, 2025 04:42 PM

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Informasi mengenai korban yang diduga dipukul hingga mengalami luka lebam menjadi titik awal terungkapnya kasus dugaan perundungan yang berujung maut di sebuah pondok pesantren di Wonogiri.

Peristiwa memilukan tersebut melibatkan seorang santri berusia 12 tahun yang dilaporkan meninggal dunia setelah diduga menjadi korban penganiayaan oleh sesama santri.

Dugaan perundungan itu kini tengah menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah setempat.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri, Suhartono, mengungkapkan bahwa dari keterangan sementara yang diterima, peristiwa tersebut dipicu oleh persoalan yang tergolong sepele.

Menurut informasi awal, korban dianggap sulit ketika diminta mandi oleh santri lainnya.

Situasi tersebut kemudian memicu tindakan kekerasan yang diduga dilakukan secara berulang.

“Infonya korban dipukul. Sebelumnya juga sudah ada (bullying) yang dilakukan. Kalau pelaku bullying lebih dari satu orang kan potensi bullying-nya lebih berat ya,” jelas Suhartono, Kamis (18/12/2025).

Baca juga: 8 Bulan Tinggal Bareng, Santri Ungkap Helwa Bachmid Istri Habib Bahar Hidup Bak Ratu: Apa-apa Nyuruh

LOKASI DIDUGA PERUNDUNGAN - Ponpes Santri Manjung di Kecamatan Wonogiri Kota, Kamis (18/12/2025). Ponpes ini diduga menjadi lokasi seorang santri berusia 12 tahun yang dilaporkan meninggal dunia setelah diduga menjadi korban penganiayaan oleh santri lainnya.
LOKASI DIDUGA PERUNDUNGAN - Ponpes Santri Manjung di Kecamatan Wonogiri Kota, Kamis (18/12/2025). Ponpes ini diduga menjadi lokasi seorang santri berusia 12 tahun yang dilaporkan meninggal dunia setelah diduga menjadi korban penganiayaan oleh santri lainnya. (TribunSolo/Erlangga Bima Sakti)

Korban diketahui berinisial MMA (12), seorang santri di Ponpes Santri Manjung yang berada di Kecamatan Wonogiri Kota.

Bocah malang tersebut tercatat masih duduk di bangku kelas VII SMP.

MMA diketahui berasal dari Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar.

Suhartono membenarkan bahwa pihaknya telah menerima aduan resmi terkait kematian santri tersebut.

Kecurigaan warga terhadap kondisi jenazah korban menjadi salah satu alasan laporan itu disampaikan ke pihak berwenang.

“Ada warga yang curiga santri meninggal dengan adanya luka lebam. Memang betul mengarah ke pembullyan,” tegas Suhartono, Kamis (18/12/2025).

Baca juga: Sosok Heru, Pria Ngaku Habib Lalu Tipu Santri di Bogor, Ngaku Keturunan Nabi, Ternyata Alami Depresi

ILSUTASRI - Bully dan penganiayaan
ILSUTASRI - Bully dan penganiayaan (Tribunnews.com)

Baru 6 Bulan Mondok

Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban diketahui baru sekitar enam bulan mondok di pesantren tersebut, sambil menempuh pendidikan formal di salah satu SMP.

Peristiwa perundungan sendiri disebut terjadi pada Sabtu (13/12/2025).

Setelah kejadian itu, korban sempat mendapatkan perawatan medis di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia pada Senin (15/12/2025).

"Informasinya bullying-nya terjadi Sabtu (13/12/2025). Korban sempat dirawat di rumah sakit dan meninggal Senin," katanya.

Atas kejadian ini, Suhartono mengingatkan pentingnya kepekaan lingkungan, baik di institusi pendidikan maupun masyarakat sekitar, terhadap tanda-tanda perundungan.

"Kalau sampai meninggal dunia, mungkin kan sudah sering terjadi. Lingkungan harus peka. Kita sayangkan ada kejadian seperti ini, semoga tidak terjadi lagi ke depannya," pungkasnya.

(Tribunnewsmaker.com/ TribunSolo)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.