Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhamad Rifky Juliana
TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3) melalui Unit Pengelola Bendungan Sindangheula terus melakukan pemantauan intensif terhadap Tinggi Muka Air (TMA) di tampungan Bendungan Sindangheula.
Curah hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sejak 17 hingga 18 Desember 2025 menyebabkan kenaikan muka air waduk.
Berdasarkan hasil pemantauan terkini pada Kamis (18/12/2025) pukul 12.10 WIB, Tinggi Muka Air Bendungan Sindangheula tercatat berada pada elevasi +106,840 mdpl atau sekitar 20 sentimeter di atas elevasi puncak pelimpah (+106,613 mdpl).
Baca juga: Hujan Terus Guyur Kota Serang, Wali Kota Budi Rustandi Turun Cek Titik Rawan Banjir
Kondisi tersebut mengakibatkan air melimpas melalui mercu spillway. Meski demikian, limpasan tidak terjadi pada tubuh bendungan sehingga situasi masih berada dalam batas normal sesuai dengan pola operasi bendungan.
Limpasan air tersebut merupakan bagian dari mekanisme pengamanan bendungan dalam menghadapi curah hujan tinggi, di mana seluruh aliran air dapat dialirkan secara terkendali.
Dari kapasitas tampungan sebesar 9.987.023,88 meter kubik, saat ini total tampungan terisi mencapai 10.250.002,57 meter kubik.
Adapun status Bendungan Sindangheula saat ini dinyatakan Limpas (Normal). Seluruh instrumen pemantauan dilaporkan berfungsi dengan baik, dan pengelolaan bendungan tetap dilaksanakan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
Kepala BBWSC3, Dedi Yudha Lesmana, memastikan Unit Pengelola Bendungan Sindangheula terus meningkatkan pemantauan dan menerapkan pola operasi yang sesuai.
“Sebagai langkah antisipatif, kami terus meningkatkan kesiapsiagaan, melakukan pemantauan intensif terhadap kondisi cuaca, debit inflow dan outflow, serta berkoordinasi dengan instansi terkait (BPBD, Dinas PU, Basarnas) untuk mengantisipasi potensi banjir,” katanya melalui rilis pers yang diterima wartawan TribunBanten.com, Kamis (18/12/2025).
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak panik, namun tetap waspada dan mengikuti informasi dari sumber resmi.
“Dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi,” jelas Yudha.