SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Aceh Utara, Provinsi Aceh, terus bertambah.
Hingga Kamis (18/12/2025) malam, tercatat 169 orang meninggal dunia.
Tim gabungan BPBD dan SAR Kabupaten Aceh Utara berhasil menemukan tiga korban meninggal dunia pada Rabu (17/12/2025).
Sementara itu, enam orang masih dilaporkan hilang dan upaya pencarian terus dilakukan.
Selain korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan 2.015 orang mengalami luka-luka, baik yang dirawat di rumah sakit maupun yang bertahan di lokasi pengungsian.
Berikut daftar korban jiwa terdampak:
Kerusakan properti juga sangat besar. Data BPBD Aceh Utara mencatat:
1. Rumah hilang: 1.219 unit
2. Rumah rusak berat: 16.793 unit
2. Rumah rusak sedang: 6.134 unit
4. Rumah rusak ringan: 15.126 unit
5. Rumah terendam banjir: 117.291 unit
Baca juga: Aceh Utara Butuh 61.136 Perlengkapan Sekolah untuk Pelajar Korban Banjir
Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil, menyampaikan apresiasi atas kerja keras tim SAR Tanjungpinang dan Batam yang telah membantu menemukan korban.
“Saya berterima kasih pada SAR Tanjungpinang. Mereka sangat berjasa menemukan korban,” ujarnya.
Operasi pencarian kini dilanjutkan oleh SAR, BPBD, PMI, dan masyarakat setempat.
Tenda dan Selimut untuk Korban Banjir Aceh Utara
Ismail juga mengingatkan bahwa musim penghujan membuat lokasi pengungsian rawan penyakit.
Ia meminta dukungan pemerintah pusat untuk menyediakan tenda keluarga agar pengungsi dapat pindah ke lokasi yang lebih layak.
“Sembari menunggu hunian sementara, kita minta didukung tenda keluarga, selimut, dan kelambu. Musim penghujan sangat memilukan di lokasi pengungsian,” ujarnya.
Kerusakan infrastruktur juga cukup parah.
Dua belas daerah irigasi mengalami kerusakan, sementara delapan daerah irigasi tersier turut rusak.
Luas sawah terdampak mencapai 14.509 hektar, tertutup lumpur setinggi satu hingga dua meter, sehingga tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam.
Bencana banjir dan longsor ini menimbulkan dampak yang luas, baik bagi korban jiwa maupun kerugian materi.
Pemerintah daerah terus melakukan evakuasi, penanganan darurat, dan pemulihan infrastruktur.