TRIBUNPRIANGAN.COM - Tribuners, rukun wajib sebelum pelaksanaan Salat Jumat yang dua rakaat pada Hari Jumat, adalah tak boleh dilewatkannya khutbah Jumat.
Dalam Islam penyampaian khatib menjadi sangat penting adanya dan dianjurkan agar isi khutbah tidak disampaikan terlalu panjang serta tidak membosankan.
Anjuran ini datang untuk memudahkan dan mempercepat penyampaian khutbah agar singkat terdapat di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad,
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)
Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)
Untuk itu penting dipahami jika isi dan esensi khutbah menjadi hal penting, baik bagi jamaah maupun bagi para calon khatib yang ingin menyampaikan pesan dengan lebih kuat dan menyentuh hati.
Baca juga: Naskah Resmi Kemenag Khutbah Jumat 19 Desember 2025: Hidup adalah Perjuangan untuk Kebaikan
Khutbah I
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي خَلَقَ الْخَلْقَ لِيَعْبُدُوْهُ، وَأَمَرَهُمْ فِي كُلِّ حَالٍ أَنْ يَذْكُرُوْهُ،نَحْمَدُهُ وُ نَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ، وَنَسْتَغْفِرُهُ عَلَى تَقْصِيْرِنَا فِي حَقِّهِ. وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً نُوَقِّنُ بِهَا الْفَوْزَ وَالنَّجَاةَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، دَاعِيَ النَّاسِ إِلَى الصَّلَاةِ وَالطُّمَأْنِيْنَةِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أُوْصِيْكُمْ أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ، وَقَدْ قَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jemaah yang dirahmati Allah,
Marilah senantiasa kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah, Zat yang maha menghidupkan dan mematikan, Zat yang alam semesta dan seluruh isinya hanya tunduk kepada-Nya, Dialah Allah yang atas kudrat dan irodat-Nya alhamdulillah kita masih dapat menjalankan ketaatan beribadah ini. Selawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad saw.
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt,
Beribadah kepada Allah Swt merupakan indikasi iman kepada yang gaib, walaupun orang yang beribadah tidak melihat-Nya dan juga merupakan indikasi ketaatan kepada perintah walaupun tidak diketahui rahasianya. Allah Swt Maha Kaya dari seluruh manusia dan makhluknya.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 12 Desember 2025: Sudah Halal Rezekimu untuk Menafkahi Keluarga?
Bila manusia beribadah kepada sesuatu, berarti mereka menyembah yang lebih pantas dari diri mereka dan mencari kebaikan yang bersifat rohani atau jasmani, individu atau masyarakat, dunia dan akhirat. Namun manusia kadang-kadang tidak mengetahui hikmah yang didatangkan Allah Swt kepadanya.
Kualitas iman yang dimiliki oleh seseorang memengaruhi terhadap sikapnya dalam beribadah. Semakin tinggi kualitas keimanan seseorang, semakin tinggi pula ketaatannya. Sebaliknya, keimanan yang rendah berimplikasi kepada sikap atau ketaatan beribadah yang tidak maksimal. Itu semua juga berpengaruh terhadap akhlak mereka.
Hubungan antara ibadah, iman, dan akhlak sangat erat dan antara satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Ibadah merupakan amal saleh, sedangkan amal saleh merupakan implementasi dari iman kepada Allah Swt. Sementara itu akhlak merupakan hasil dari semua itu. Al-Qur’an banyak menyebutkan orang-orang yang beriman berbarengan dengan orang- orang beramal saleh, misalnya antara lain dalam Q.S. Al-Ashr [103]: 1-3:
وَٱلحعَصحرّ، إّنَّ ٱحلّنْسهَ نَ لَفّى خُسحرٍ، إّلَّ ٱلَّذّينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمّلُوا۟ ٱلصَّهلّحهَ تّ وَتَـوَاصَ حوا۟ بّٱ حلْق وَتَـوَاصَ حوا۟ بّٱلصَّحبّ.
“Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.”
Hal ini menunjukkan bahwa orang yang beriman tetapi tidak mengerjakan amal saleh belum dapat disebut sebagai seorang mukmin yang sempurna. Demikian juga sebaliknya, karena amal saleh termasuk di dalamnya ibadah khusus, merupakan implementasi dari iman itu sendiri. Ibadah, tanpa kita sadari, memiliki peran penting dalam membentuk moral dan akhlak manusia. Dalam menjalankan ibadah, seperti salat, puasa, atau berzikir, kita tidak hanya sekadar melaksanakan kewajiban agama. Ternyata, ibadah turut memberikan dampak positif dalam memperkuat dan mengasah sisi moral serta akhlak kita.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 12 Desember 2025: Menahan Diri dari Berkata Kotor
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt,
Jika diamati lebih dalam, ibadah merupakan medium yang baik untuk merefleksikan diri. Dalam proses melaksanakan ibadah, kita diberikan kesempatan untuk kembali ke jariah pokok: menyucikan hati, mengingat Tuhan, dan berintrospeksi. Kegiatan ini menjadi momen untuk menyusun karakter pribadi yang lebih baik.
Saat kita melakukan salat lima waktu, kita diajak untuk merenung dan fokus kepada Sang Pencipta. Dalam situasi tersebut, kita belajar memusatkan perhatian dan menenangkan jiwa. Dari sanalah timbul rasa keterhubungan lebih dalam dengan Tuhan dan orang lain. Dalam wudu, kita diajarkan untuk menjaga kebersihan dan disiplin diri. Itu semua memberikan kontribusi positif dalam membentuk moral dan akhlak yang baik.
Tidak hanya itu, ibadah juga memberikan kesempatan untuk menyalurkan rasa empati. Ketika berpuasa, kita merasakan lapar dan dahaga seperti yang dirasakan oleh orang yang kurang beruntung. Hal ini akan secara alamiah membuat hati kita terbuka untuk membantu serta berempati kepada sesama. Ibadah menjadi sarana yang memperkuat keterikatan kita terhadap sesama manusia dan mengajarkan kita untuk saling peduli.
Melalui ibadah, kita juga diajarkan untuk memiliki sifat rendah hati dan sabar.
Dalam ibadah, kita harus bisa menerima dan menghadapi berbagai tantangan serta mengendalikan emosi dan hawa nafsu. Kesabaran ini kemudian melatih diri untuk bersikap rendah hati dan mengendalikan diri ketika menghadapi situasi di luar ibadah. Akhlak yang baik berupa rendah hati dan sabar akan membawa dampak positif dalam kehidupan sehari-hari antara kita dengan orang lain.
Jemaah yang dirahmati Allah,
Tak bisa dipungkiri, hubungan ibadah dengan pembentukan moral dan akhlak merupakan rangkaian yang saling terkait. Ibadah menjadi fondasi yang kokoh untuk membangun kepribadian serta etika dalam hidup. Dalam menjalankan ibadah dengan kesadaran dan keikhlasan, kita secara perlahan tetapi pasti akan merasakan peningkatan moral dan akhlak yang lebih mendalam.
Baca juga: Teks Khutbah Jumat 12 Desember 2025: Sifat Buruk dari Rezeki yang Tidak Halal
Akidah adalah pondasi keislaman yang tak terpisahkan dari ajaran Islam yang lain: akhlak, ibadah, dan muamalah. Akidah yang kuat akan mengantarkan ibadah yang benar, akhlak yang terpuji dan muamalah yang membawa maslahat. Selain sebagai pondasi, hubungan antara akidah dengan pokok-pokok ajaran Islam yang lain bisa juga bersifat resiprokal dan simbiosis. Artinya, ketaatan menunaikan ibadah, berakhlak karimah, dan bermuamalah yang baik akan memelihara akidah.
Dengan kata lain, ibadah adalah pelembagaan akidah dalam konteks hubungan antara makhluk dengan Khalik; akhlak merupakan buah dari akidah dalam kehidupan yang etis dan egaliter; dan muamalah sebagai implementasi akidah dalam masyarakat yang bermartabat dan menebar maslahat. Karena itu, agar akidah tumbuh dan berkembang, akidah harus operatif dan fungsional.
Kesempurnaan moral dan akhlak bukanlah pencapaian yang dapat diraih dalam semalam. Namun, dengan mengenali pentingnya mengaitkan ibadah dengan pembentukan moral dan akhlak, kita akan memiliki landasan kuat untuk memperbaiki dan menguatkan diri kita secara spiritual.
Sebelum mengakhiri khotbah ini, mari kita berdoa agar Allah ﷻ senantiasa memberikan kekuatan kepada kita semua termasuk para pemimpin kita agar senantiasa terjaga iman dan Islamnya hingga pelaksanaan tugas-tugas selama di dunia selesai ditunaikan. Amiin ya Rabbal ‘alamiin.
بَرِكَ اُلله لِّ وَلَكُمح فِّ الحقُحرآنّ الحعَظّيحمّ, وَنَـفَعَنِّ وَإّيَّكَّمح بّيِآتّ وَذّكحرّ ا حلكْيحمّ. وَتَـقَبَّلَ مّحنِ وَمّنحكُمح جَّيْحعَ أَعحمَالّنَا إّنَّهُ هُوَ ا حلكْيحمُ الحعَلّيحمُ، أَقُـحولُ قَـحوّ حلِ هَذَا وَأَسحتَـغحفّرُ اَلله ّ حلِ وَلَكُمح، فَاسحتَـغحفّرُحوهُ، اّنَّهُ هُوَ الحغَفُ حورُ الرَّحّيحمُ.
Khotbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
(*)