TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Polres Mempawah melaksanakan upacara peringatan Hari Bela Negara ke-77 Tahun 2025 di halaman Mapolres Mempawah, Jumat 19 Desember 2025 pagi.
Kegiatan yang dimulai pukul 07.30 WIB tersebut mengusung tema "Teguhkan Bela Negara untuk Indonesia Maju" dan berlangsung dengan khidmat serta lancar.
Upacara dipimpin oleh Wakapolres Mempawah Kompol Antonius Trias Kuncorojati, selaku Inspektur Upacara.
Sementara itu, Perwira Upacara dijabat oleh Kasat Intelkam Polres Mempawah Iptu Ria Iskandar, Perwira Keamanan Kasi Propam Polres Mempawah Iptu Laurensius, dan Komandan Upacara Kanit I Sat Intelkam Ipda Supriyadi.
Dalam amanatnya, Wakapolres Mempawah membacakan Amanat Presiden Republik Indonesia pada Peringatan Hari Bela Negara ke-77.
Ia menegaskan bahwa peringatan ini merupakan momentum penting untuk meneguhkan komitmen seluruh elemen bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Mempawah Meningkat, Capai 54 Kasus Sepanjang 2025
"Hari Bela Negara mengingatkan kita pada berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) tahun 1948, yang menjadi bukti nyata bahwa semangat bela negara mampu menjaga Indonesia tetap berdiri di tengah ancaman agresi militer," ujar Kompol Antonius Trias Kuncorojati saat menyampaikan amanat Presiden.
Ia juga menyampaikan bahwa tantangan bangsa saat ini semakin kompleks, mulai dari rivalitas geopolitik, krisis energi, disrupsi teknologi, hingga ancaman perang siber dan penyebaran informasi hoaks.
"Ancaman terhadap negara tidak lagi bersifat konvensional. Oleh karena itu, semangat bela negara harus menjadi kekuatan kolektif seluruh warga Indonesia, termasuk dalam menjaga ruang digital, memperkuat ketahanan ekonomi, serta hadir membantu sesama yang tertimpa bencana," lanjutnya.
Dalam amanat tersebut, Presiden juga memberikan perhatian khusus terhadap daerah-daerah yang memiliki peran besar dalam sejarah bela negara, seperti Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, yang saat ini tengah menghadapi ujian bencana alam.
"Tanpa Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, sejarah bela negara tidak akan lengkap. Persatuan adalah kekuatan terbesar bangsa ini dan harus terus kita jaga bersama," ucapnya.
Upacara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa, Andhika Bhayangkari, laporan akhir Komandan Upacara, penghormatan pasukan, serta penutupan upacara dengan Inspektur Upacara meninggalkan lapangan upacara. (*)
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!