TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN- Petani bawang merah di Desa Lambanan, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Sulawesi Barat (Sulbar) mulai masuk masa panen akhir tahun, Jumat (19/12/2025).
Masa panen bertepatan dengan lonjakan harga pangan jelang perayaan natal dan tahun baru (Nataru).
Petani mengaku senang, sebab masa panen bawang merah bertepatan dengan kenaikan harga pangan.
Baca juga: DPRD Pasangkayu Paripurnakan Usulan Pemberhentian Pimpinan
Baca juga: BPBD Sulbar Siap Dukung Operasi Lilin Marano 2025, Fokus Antisipasi Bencana Selama Nataru
Seperti dirasakan petani bawang merah di Desa Lambanan, Kecamatan Balanipa bernama Agus.
Dibantu sejumlah warga, pria berusia 39 tahun ini mulai memanen bawang merah dibudidayakan pada lahan seluas 25 are.
Masa panen petani bawang merah sendiri sebanyak tiga kali dalam satu tahun.
"Bersyukur karena lagi mahal harga bawang, ini panene ke tiga kalinya," kata Agus kepada wartawan.
Dia menyebut meski hasil panen kali ini tidak maksimal akibat faktor cuaca, namun cukup menguntungkan.
Lantaran harga bawang merah alami kenaikan di sejumlah pasar tradisional jelang Nataru.
"Sekarang hasil lagi kurang bagus karena faktor cuaca. Kalau lagi bagus bisa dapat satu setengah ton," lanjutnya.
Agus mengatakan dalam sekali panen bisa meraup omzet hingga Rp 15 juta rupiah dalam sekali panen.
Disebutkan dalam satu kuintal biasanya mencapai tiga juta, sekali panan bisa dapat 15 juta.
Menurut Agus, masa panen bawang bisa berlangsung sebanyak tiga kali dalam setahun.
Hasil panen itu biasanya disimpan lebih dulu di rumah bawang, lalu dibawa ke pasar tradisional.
Agus menambahkan hasil panen bawang merah itu dipasarkan ke berbagai daerah, seperti di Tinambung, Wonomulyo hingga di Majene.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli