Warga Agam Bisa Bangun Huntara Mandiri di Tanah Kaum, Bupati Benni Sebut Dana Tetap dari Pemerintah
December 19, 2025 03:27 PM

TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Pembangunan huntara bisa dibangun secara mandiri di tanah masyarakat, melalui tanah kaum atau wilayat jika diberikan izin kepada pemerintah.

Pernyataan itu disampaikan Bupati Agam, Benni Warlis kepads Tribunpadang.com, Jumat (19/12/2025).

Kata Benni, jika masyarakat tetap mau dibangunkan huntara di kampungnya, maka bisa dibuat secara mandiri.

"Misal ada tanah kaum atau wilayat dan mereka menyerahkan serta minta dibangunkan di lokasi tersebut, kita bisa," ungkap Benni.

Pemerintahan Kabupaten Agam bisa melakukan pembangunan dengan permintaan masyarakat terkait huntara di daerahnya.

"Namanya secara mandiri, pemerintah bakal memfasilitasi, dananya juga dari pemerintah," ujarnya.

Baca juga: Warga Korban Banjir Bandang Agam Segera Pindah, Huntara di Salareh Aia Rampung 2 Januari 2026

Pembangunan secara mandiri bukan berarti dananya dari masyarakat, namun tetap bersumber dari pemerintah.

"Cuma pembangunan huntara mandiri tidak secara komunal. Pembangunan mandiri itu jika masyarakat ingin dibangun huntara di kampungnya, tidak secara bersamaan dan jauh dari lokasi bencana," tambahnya.

BANJIR BANDANG AGAM - Bupati Agam, Benni Warlis saat memberikan keterangan di posko pengungsian SDN 05 Kayu Pasak, Nagari Salareh Aia Timur, Kabupaten Agam, Kamis (18/12/2025). Benni sebut Pemkab Agam bakal menginvetarisir masyarakat terdampak bencana by name by address, agar bersedia menghuni huntara.
BANJIR BANDANG AGAM - Bupati Agam, Benni Warlis saat memberikan keterangan di posko pengungsian SDN 05 Kayu Pasak, Nagari Salareh Aia Timur, Kabupaten Agam, Kamis (18/12/2025). Benni sebut Pemkab Agam bakal menginvetarisir masyarakat terdampak bencana by name by address, agar bersedia menghuni huntara. (Padang.tribunnews.com/Muhammad Iqbal)

Siapkan 545 Unit

Pemerintah bakal membangun sebanyak 545 unit hunian sementara (huntara) di lima kecamatan terdampak bencana di Kabupaten Agam, Kamis (18/12/2025).

Melalui Pemerintahan Kabupaten Agam, kebutuhan huntara terhitung sebanyak lima kecamatan.

Mulai dari Kecamatan Palembayan, Tanjung Raya, IV Koto, Malalak dan Palupuh.

Bupati Agam, Benni Warlis mengatakan bahwa sesuai arahan Presiden Prabowo huntara harus selesai dibangun dalam satu bulan.

“Tadi arahan presiden, dalam satu bulan harus siap,” ujarnya saat memberikan keterangan usai Presiden Prabowo meninggalkan Salareh Aia Timur pukul 09:58 WIB.

Baca juga: Sektor Pendidikan Paling Banyak Diadukan ke Ombudsman Sumbar Sepanjang 2025

Pembangunan bakal terus dikebut dan harus rampung dalam satu bulan.

“Kita terus kebut pembangunannya, bersama BPBD,” jelasnya.

Sedangkan untuk data pembangunan huntara di Kabupaten Agam, totalnya mencapai 545 unit.

“Total huntara yang akan dibangun mencapai 545 unit untuk korban galodo di Agam,” ujarnya.

Pembangunan itu tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Agam yang semuanya terdampak bencana hidrometeorologi.

“Kecamatannya antara lain Palembayan, Tanjung Raya, IV Koto, Malalak dan Palupuh,” pungkasnya.

Di Palembayan sendiri, terdapat 117 unit huntara yang bakal dibangun.

“Kalau di sini, huntara dibangun sebanyak 117 unit,” tambahnya.

Baca juga: PT Semen Padang Teken Beasiswa BANGSA Angkatan II untuk 23 Anak Nagari

Warga Setuju

Sejumlah warga terdampak bencana banjir bandang di Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumbar menyatakan kesediaan mereka untuk menempati hunian sementara (Huntara).

Namun kesediaan ini datang dengan syarat lokasi Huntara tidak boleh jauh dari kampung halaman lama mereka.

Keterikatan ekonomi dengan lahan pertanian menjadi alasan utama warga enggan jika pindah terlalu jauh.

Mayoritas warga menyatakan setuju untuk direlokasi, asalkan lokasi baru tetap menjamin aksesibilitas terhadap lahan produktif mereka.

Relokasi ini dipandang mendesak mengingat kondisi pemukiman lama warga yang berada di zona merah rawan bencana. 

Baca juga: Cara Klaim Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan Online untuk Karyawan yang Di-PHK

BANJIR BANDANG AGAM: Penampakan dampak banjir bandang di Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Jumat (19/12/2025). Mayoritas warga menyatakan setuju untuk direlokasi, asalkan lokasi baru tetap menjamin aksesibilitas terhadap lahan produktif mereka.
BANJIR BANDANG AGAM: Penampakan dampak banjir bandang di Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Jumat (19/12/2025). Mayoritas warga menyatakan setuju untuk direlokasi, asalkan lokasi baru tetap menjamin aksesibilitas terhadap lahan produktif mereka. (BAF/Corporate Comunication/Arif Ramanda Kurnia)

Salah satu korban banjir bandang di Nagari Salareh Aia bernama Masriadi mengatakan lokasi Huntara yang diusulkan saat ini tepatnya dekat SDN 05 Kayu Pasak sudah pas dan aman.

“Lokasi Huntara itu sudah aman dan tidak jauh dari lahan mata pencarian masyarakat,”katanya sambil membersihkan material sisa banjir bandang, Jumat (19/12/2025).

Ia juga mengatakan aspek pencarian masyarakat masih banyak di daerah ini jika Huntara jauh maka masyarakat akan kesusahan.

Semua habis dihantam banjir bandang tak ada yang tersisa untuk menyambung hidup pun terpaksa semua diulang dari awal.

Hal itu juga disampaikan oleh warga Salareh Aia lain bernama Alismardi.

Ia mengaku tidak keberatan pindah ke Huntara yang sedang dibangun dan ditargetkan siap dalam sebulan.

“Kami mau pindah ke Huntara lagian disini sudah zona merah dan tentu takut, trauma banjir bandang kembali menghantam,”ucapnya.

Baca juga: BPJN Targetkan Penanganan Permanen Jalan Padang Panjang–Bukittinggi Rampung Juli 2026

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan hunian sementara bagi korban banjir bandang di Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumbar rampung dalam sebulan.

Hal itu ia sampaikan saat berkunjung langsung melihat korban yang terdampak banjir bandang Salareh Aia, Palembayan, Agam, Kamis (18/12/2025) pagi.

Presiden mengatakan dengan selesainya hunian sementara tersebut, warga diharapkan tidak perlu lagi tinggal di tenda pengungsian.

Setelah pembangunan hunian sementara rampung, Prabowo mengatakan pemerintah juga merencanakan pembangunan hunian tetap bagi warga terdampak.

“Bisa selesai hunian sementara sebulan supaya ibu-ibu, bapak-bapak semua tidak perlu tinggal di tenda. Kemudian, segera sesudah itu kita membangun hunian tetap," kata Prabowo.

Baca juga: Cuaca 7 Kota Sumbar Hari Ini: BMKG Catat Hujan Ringan hingga Berawan

Ia juga  mengatakan pembangunan hunian tetap memiliki kualitas dan ukuran yang memadai, dengan luas sekitar 70 meter persegi.

"Kemudian segera setelah itu kita akan membangun hunian tetap. Dilihat sudah cukup bagus kualitasnya, luasnya hunian tetap juga cukup lumayan besar 70 meter persegi,"katanya.(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.