SURYA.CO.ID - Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengungkapkan bahwa kegiatan penebangan liar (illegal logging) menjadi penyebab terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera Barat sejak akhir November 2025 lalu.
Pernyataan ini disampaikan Dody Hanggodo setelah meninjau akses vital di kawasan Lembah Anai di wilayah Kabupaten Tanah Datar, serta Danau Maninjau di Tanjung Raya, Kabupaten Agam, beberapa waktu lalu.
"Flyover di Lembah Anai, saya tuh kemarin ke (Danau) Maninjau, saya bahkan salat di situ."
"Masalahnya itu illegal logging, kayu itu jatuh dari atas," ungkap Dody saat media briefing di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Kamis (18/12/2025).
Dody lantas menceritakan perjalanannya saat meninjau akses vital yang menghubungkan Padang Pariaman-Bukittinggi tersebut bahwa ada satu bukit dengan kondisi jalan terjal.
Oleh karena itu, dia meminta Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PU memberikan atensi pada lokasi tersebut.
Baca juga: Sosok Pelaku ke-2 Pembunuhan Mahasiswi UMM Faradila Terkuak, Bukan Polisi Seperti Tersangka Pertama
Berdasarkan informasi dari Instagram resmi Kementerian PU @kementerianpu dan akun pribadi Dody Hanggodo, @dodyhanggodo, diketahui bahwa Menteri PU ini merupakan alumnus jurusan Teknik Perminyakan, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1989.
Melanjutkan pendidikannya di ranah perminyakan, Dody kemudian mendapatkan gelar Master of Petroleum Engineering (M.PE) dari Universitas TULSA, Oklahoma, Amerika Serikat pada tahun 1992.
Tak hanya di pendidikan, Dody juga menghabiskan masa mudanya dengan berkarier di bidang energi.
Berikut daftar pekerjaan Dody sebelum ditunjuk menjadi Menteri PU Kabinet Merah Putih:
Baca juga: Sosok 2 Alumni FH UI yang Sebut Masalah Tak Selesai Meski Ijazah Jokowi Ditunjukkan, Ada Pengacara
Dilansir SURYA.CO.ID dari TribunPadang, Pada penghujung November 2025, bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda Sumbar.
Kabupaten Agam yang dilalui wilayah pegunungan yang terbentuk dari 2 jalur basin, yaitu Batang Agam di bagian utara dan Batang Antokan di bagian selatan ini turut terdampak dengan Kecamatan Palembayan yang menjadi wilayah terparah.
Nagari Salareh Aia Timur menjadi pusat tragedi, di mana kejorongan seperti Subarang Aia, Koto Alam, dan Kampung Tengah luluh lantak tertimbun lumpur serta material kayu yang dibawa aliran air dari perbukitan.
Ribuan warga terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke lokasi aman seperti masjid, sekolah, dan rumah kerabat karena tempat tinggal mereka hancur atau berada di zona merah rawan longsor.
Sementara bencana banjir dan tanah longsor menyebabkan jalan nasional di Lembah Anai, terputus.
Kini, setelah dilakukan assesment bersama instansi terkait, Senin (15/12/2025), ruas jalan Padang-Bukittinggi via Lembah Anai akhirnya dibuka kembali.
Akses lalu lintas Padang-Padang Panjang via Lembah Anai kembali dibuka, tetapi ada pembatasan.
Kendaraan roda dua dan empat hanya bisa melintas mulai pukul 16.00 WIB hingga 09.00 WIB dari 16 hingga 21 Desember 2025.
Sementara dari pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB, akses lalu lintas Padang-Padang Panjang, ditutup total.
Melalui imbauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pelaksanaan uji coba fungsional Jalan Nasional Padang-Padang Panjang hingga Bukittinggi dibuka pada 16 sampai 21 Desember 2025.
Pada tahap awal, ruas jalan tersebut diperuntukkan bagi kendaraan roda dua dan empat, serta truk dengan muatan maksimal 8 ton.
Pengguna jalan diimbau untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas, mengikuti arahan petugas, serta mengutamakan keselamatan selama melintas di ruas jalan tersebut.
Sedangkan di luar jam operasional uji coba, serta pada kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, ruas Jalan Nasional Padang–Bukittinggi akan ditutup total
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung