TRIBUNPADANG.COM, AGAM – Pemerintah Kabupaten Agam memperketat prosedur pembangunan hunian sementara bagi warga terdampak bencana dengan mewajibkan penandatanganan surat pernyataan bersedia menghuni.
Langkah ini diambil guna memastikan proyek fisik tersebut tidak terbengkalai atau sia-sia setelah rampung dikerjakan.
Banjir bandang terjadi di Nagari Salareh Aia dan Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam pada Kamis (27/11/2025) sekira pukul 17:00 WIB lalu.
Banyak rumah warga hancur, ratusan korban meninggal dunia dan sampai sekarang masih menggunsi di beberapa tempat.
Untuk itu, pemerintah menyediakan hunian sementara untuk korban banjir bandang ini dan bisa menetap sebelum dibangun hunian tetap (huntap).
Baca juga: Warga Agam Bisa Bangun Huntara Mandiri di Tanah Kaum, Bupati Benni Sebut Dana Tetap dari Pemerintah
Bupati Agam, Benni Warlis mengatakan bakal menginventarisir masyarakat dengan by name by addres terkait huntara.
"Agar mereka menandatangi pernyataan untuk bersedia menghuni huntara," ungkapnya, Jumat (19/12/2025).
Hal itu kata Benni, agar masyarakat mau menghuni dan pembangunan huntara tidak menjadi sia-sia.
"Jadi kita khawatir, kalau kita bangun saja huntara, namun mereka tidak mau menghuni akan sia-sia," pungkasnya.
"Jadi kita perlu memastikan dan memverifikasi itu bersama-sama," ujarnya.
Baca juga: Warga Korban Banjir Bandang Agam Segera Pindah, Huntara di Salareh Aia Rampung 2 Januari 2026
Pemerintah bakal membangun sebanyak 545 unit hunian sementara (huntara) di lima kecamatan terdampak bencana di Kabupaten Agam, Kamis (18/12/2025).
Melalui Pemerintahan Kabupaten Agam, kebutuhan huntara terhitung sebanyak lima kecamatan.
Mulai dari Kecamatan Palembayan, Tanjung Raya, IV Koto, Malalak dan Palupuh.
Bupati Agam, Benni Warlis mengatakan bahwa sesuai arahan Presiden Prabowo huntara harus selesai dibangun dalam satu bulan.
“Tadi arahan presiden, dalam satu bulan harus siap,” ujarnya saat memberikan keterangan usai Presiden Prabowo meninggalkan Salareh Aia Timur pukul 09:58 WIB.
Pembangunan bakal terus dikebut dan harus rampung dalam satu bulan.
Baca juga: Warga Korban Banjir Bandang Agam Segera Pindah, Huntara di Salareh Aia Rampung 2 Januari 2026
“Kita terus kebut pembangunannya, bersama BPBD,” jelasnya.
Sedangkan untuk data pembangunan huntara di Kabupaten Agam, totalnya mencapai 545 unit.
“Total huntara yang akan dibangun mencapai 545 unit untuk korban galodo di Agam,” ujarnya.
Pembangunan itu tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Agam yang semuanya terdampak bencana hidrometeorologi.
“Kecamatannya antara lain Palembayan, Tanjung Raya, IV Koto, Malalak dan Palupuh,” pungkasnya.
Di Palembayan sendiri, terdapat 117 unit huntara yang bakal dibangun.
“Kalau di sini, huntara dibangun sebanyak 117 unit,” tambahnya.
Sejumlah warga terdampak bencana banjir bandang di Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumbar menyatakan kesediaan mereka untuk menempati hunian sementara (Huntara).
Namun kesediaan ini datang dengan syarat lokasi Huntara tidak boleh jauh dari kampung halaman lama mereka.
Keterikatan ekonomi dengan lahan pertanian menjadi alasan utama warga enggan jika pindah terlalu jauh.
Mayoritas warga menyatakan setuju untuk direlokasi, asalkan lokasi baru tetap menjamin aksesibilitas terhadap lahan produktif mereka.
Relokasi ini dipandang mendesak mengingat kondisi pemukiman lama warga yang berada di zona merah rawan bencana.
Baca juga: Cara Klaim Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan Online untuk Karyawan yang Di-PHK
Salah satu korban banjir bandang di Nagari Salareh Aia bernama Masriadi mengatakan lokasi Huntara yang diusulkan saat ini tepatnya dekat SDN 05 Kayu Pasak sudah pas dan aman.
“Lokasi Huntara itu sudah aman dan tidak jauh dari lahan mata pencarian masyarakat,”katanya sambil membersihkan material sisa banjir bandang, Jumat (19/12/2025).
Ia juga mengatakan aspek pencarian masyarakat masih banyak di daerah ini jika Huntara jauh maka masyarakat akan kesusahan.
Semua habis dihantam banjir bandang tak ada yang tersisa untuk menyambung hidup pun terpaksa semua diulang dari awal.
Hal itu juga disampaikan oleh warga Salareh Aia lain bernama Alismardi.
Ia mengaku tidak keberatan pindah ke Huntara yang sedang dibangun dan ditargetkan siap dalam sebulan.
“Kami mau pindah ke Huntara lagian disini sudah zona merah dan tentu takut, trauma banjir bandang kembali menghantam,”ucapnya.
Baca juga: BPJN Targetkan Penanganan Permanen Jalan Padang Panjang–Bukittinggi Rampung Juli 2026
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan hunian sementara bagi korban banjir bandang di Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumbar rampung dalam sebulan.
Hal itu ia sampaikan saat berkunjung langsung melihat korban yang terdampak banjir bandang Salareh Aia, Palembayan, Agam, Kamis (18/12/2025) pagi.
Presiden mengatakan dengan selesainya hunian sementara tersebut, warga diharapkan tidak perlu lagi tinggal di tenda pengungsian.
Setelah pembangunan hunian sementara rampung, Prabowo mengatakan pemerintah juga merencanakan pembangunan hunian tetap bagi warga terdampak.
“Bisa selesai hunian sementara sebulan supaya ibu-ibu, bapak-bapak semua tidak perlu tinggal di tenda. Kemudian, segera sesudah itu kita membangun hunian tetap," kata Prabowo.
Baca juga: Cuaca 7 Kota Sumbar Hari Ini: BMKG Catat Hujan Ringan hingga Berawan
Ia juga mengatakan pembangunan hunian tetap memiliki kualitas dan ukuran yang memadai, dengan luas sekitar 70 meter persegi.
"Kemudian segera setelah itu kita akan membangun hunian tetap. Dilihat sudah cukup bagus kualitasnya, luasnya hunian tetap juga cukup lumayan besar 70 meter persegi,"katanya.(*)