Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Kondisi abrasi di Pantai Ciparanti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat kini menjadi persoalan lingkungan serius.
Pasalnya, ada sekitar 600 meter garis bibir pantai yang tergerus di wilayah tersebut. Bahkan, hingga perbatasan Legokjawa.
Dampaknya tidak hanya mengancam kawasan pesisir itu, tapi juga infrastruktur vital dan area pemakaman warga.
Pemerintah setempat pun berharap ada solusi penanganan abrasi yang sudah terjadi lama di sekitaran pantai tersebut.
Baca juga: Hati-hati Ada Tukang Parkir Liar di Pantai Pangandaran! Ini Pernyataan Pengelola Parkir
Kepala Desa Ciparanti, Dadang Suherman menyampaikan, abrasi di wilayahnya sudah berlangsung sejak lama.
Kini, kondisinya semakin memburuk setiap kali terjadi cuaca ekstrem yang melanda pesisir selatan Pangandaran.
"Jelas, abrasi ini memengaruhi garis pantai dari perbatasan Desa Legokjawa sampai lapangan besar Desa Caranti. Ketika cuaca buruk, air laut naik hingga ke jalan," ujar Dadang kepada Tribun Jabar melalui WhatsApp, Jumat (19/12/2025) siang.
Dadang pun khawatir jika abrasi tersebut tidak ditangani dengan cepat. Karena, kondisi abrasi dapat mencapai badan jalan umum.
Selain itu juga merusak Jalur Pantai Selatan (Pansela) yang selama ini menjadi akses penting bagi warga lokal dan wisatawan.
"Jalur Pansela jelas terancam. Kalau dibiarkan, bisa-bisa itu (abrasinya) sampai ke jalan umum," katanya.
Menurutnya, jika sampai ke badan jalan tersebut tentu mengganggu mobilitas masyarakat dan perekonomian.
"Dulu waktu saya kecil, di sana (lokasi abrasi) ada beberapa kuburan. Sekarang, itu hilang begitu saja akibat abrasi," ucap Dadang. (*)